"kenapa tiba-tiba, naren?"
"maaf,"
"narendra, aku nungguin kamu.."
"lea, cantiknya naren. nanti naren balik lagi ya?"
balik lagi? bullshit. kejora memilih move on dan melanjutkan hidupnya dibanding menunggu kebohongan narendra.
tapi, kenapa saat k...
Aku meraba-raba sebelah buku paketku berniat meraih ponsel yang masih beratas di meja belajar tanpa mengalihkan pandangan pada buku tulis karena tangan kananku masih fokus menulis.
Kuletakkan pena setelah tanganku mendapat benda yang dicari. Aku merenggangkan tangan sebentar sebelum menghidupkan layar ponsel yang baru saja bergetar tanda pesan masuk itu.
Dari nomor asing?
Aku mengernyit. Siapa?
Kusentuh notifikasi di layar terkunci itu membuat deretan angka muncul. Aku menekan kata sandi berupa enam digit angka lalu pesan tadi tertampil lengkap beserta foto profil sang pengirim.
Aku terdiam.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Masih sama.
Masih mengirim pesan dengan sapaan waktu sebagai awalan. Bedanya, dulu akan ditambah kata 'cantik' di akhir kata.
Sudah dua menit aku termenung berpikir harus kubalas atau tidak.
Jariku perlahan membentuk susunan huruf-tidak. Kuhapus. Aku tidak harus membalas pesannya kan?
Menyebalkan.
Hanya karena pesan berisi dua kata hatiku berantakan, mengambang bimbang. Tidak pernah kusangka hal ini akan memberi efek cukup besar. Perasaan benci, kecewa, dan marah yang kusimpan selama ini seakan dikabuti perasaan baru yang tidak pernah kusangka akan muncul. Perasaan kangen.
Aku memutuskan memberi tahu Zamora. Membantu atau idak urusan belakangan. Gadis itu paling tahu.
mora |
Tidak butuh waktu lama untuk menunggu balasan dari Zamora. Gadis itu selalu pada ponselnya.
| kenapa
Aku menghela napas. Oke, baiklah. Mari kita tumpahkan pada Zamora.
Zamora
narendra | chat gue |
| oh.. | apa katanya?
"malam alea" |
| lo balas?
gue bingung |
| karena perasaan benci, sedih, kecewa, dan marah lo hilang terganti perasaan kangen?