22

11 2 10
                                    

Jungkook menyeringai. Ia tidak terkejut dengan responmu.

"Namanya Namjoon, cucu pemilik panti asuhan. Ibunya pengurus di sana, tapi udah meninggal. Setelah itu, dia tinggal sama Omanya.." Bukannya memperkenalkan diri, Jungkook malah menjelaskan tentang kehidupan Namjoon. Dan bagaimana ia tahu semua itu?

"Gue cowok kecil yang ada di foto itu. Itu Namjoon kan? Dan yang di sebelahnya, perempuan itu, kakak gue. Jessica."

Kamu terbahak. Tidak ada sedikitpun penjelasan Jungkook yang lucu, tapi kamu geli sendiri. Kamu menertawakan anehnya kehidupan. Lihat, betapa sempitnya dunia ini.

"Ngaco! Lo ngarang kan?" sanggahmu setelah tawa mereda, dengan nada tidak percaya.

"Biar gue perkenalin diri gue. Gue Jungkook, seseorang yang lo temui di kereta waktu itu, adalah Jungkook yang sama, yang jadi sahabat Namjoon sekaligus yang terlibat dalam kehidupan kalian. Dan lo, adalah pemeran utama dalam kisah ini."

Dahimu berkerut dengan alis yang tertaut. Tidak ada satupun ucapan Jungkook yang bisa kamu cerna. Ini begitu memusingkan.

"Please, gue udah pusing. Tolong jelasin ke gue. Jangan bertele-tele.. gue mohon!" Kamu menyerah. Kamu sudah tidak punya akal tentang ini semua. Kepalamu mendadak pening.

"Mungkin ini bakal menyakitkan, gue akan menjelaskan alasan Namjoon ngelakuin ini semua. Terserah gimana lo nangkepnya. Tapi lo harus percaya, apapun yang bakal gue ceritain.. adalah kisah sebenernya yang terjadi, di belakang kehidupan nyata lo.

Dan alasan utama Namjoon ngelakuin ini semua karena.. dia cinta sama lo."

Kamu membisu. Hatimu mencelos, sedang kepalamu semakin berat berusaha mengikuti arah pembicaraan Jungkook.

^_^

"Waktu kita ketemu di stasiun, Oma meninggal tepat seminggu sebelumnya. Di hari yang sama waktu Oma meninggal, Namjoon juga pergi ninggalin lo, buat ketemu sama Oma.

Singkat cerita, Oma ternyata nulis wasiat buat dia. Yang isinya, Oma mau Namjoon mengambil alih Panti Asuhan lagi. Lo tau kan siapa yang megang kendali atas panti itu?"

"Investor?"

"Dan investor itu.. Papa gue."

Kamu masih teringat, Namjoon bilang dua anak yang foto bersamanya itu adalah anak dari pemegang saham panti asuhan. Dan ya, itu berarti benar Jungkook. Ya Tuhan..

"Papa gue tuh angkuh. Mau menang sendiri, cuman mikirin uang di kehidupannya. Dan Panti asuhan itu adalah pemasukan terbesarnya karena bangunan itu tidak hanya sepetak rumah. Tapi ada pundi-pundi harta yang tersimpan.

Yang gue tahu, begitu Oma bangkrut, Oma memberikan semua saham di bawah kendali Kakek ke Papa gue. Saham itu berupa sertifikasi perusahaan yang tersebar luas di dunia, mengatasnamakan panti asuhan.

Papa nggak pernah peduli gimana panti asuhannya, asalkan itu tetap beridiri kokoh, harta Papa nggak akan habis.

Gue juga benci Papa semenjak itu. Lo inget kan gue gagal masuk dapur produksi. Itu semua ulah Papa. Papa nggak pernah ngedukung karir gue. Makanya gue berencana kabur ke luar negeri, dan ambil beasiswa musik. Tapi sayang ada satu syarat yang belum gue penuhi. Itulah kenapa Jae sama Aera terus ngungkit soal itu, tapi demi menutupi alibi gue yang sebenernya, gue berusaha mengelak," jelas Jungkook. Kamu mengerti sekarang. Ternyata Aera tidak berbohong, ia benar.

"Balik lagi ke Namjoon, dia bingung gimana cara ngambil alih semua aset berharga itu. Papa gue orang yang keras sulit diajak kompromi. Udah hampir dua tahun gue keluar dari rumah karena sifat dia yang nggak adil sama gue. Papa selalu lebih sayang sama Kakak gue, karena dia lebih pinter dari gue. Bahkan Papa udah menetapkan Kakak gue sebagai pewaris tunggal semua aset itu.

HALULLABY; SEPTEMBER RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang