10

56 27 61
                                    

Tukaimu tak berhenti bergerak resah. Meski kamu yakin Jungkook seratus persen bercanda dengan ancaman penculikannya, tapi itu lumayan membuat perutmu mulas.

Untuk mobil setua ini, kamu tidak terlalu yakin kalau pendinginnya berfungsi normal, karena dari kebanyakan yang kamu lihat, pasti para pengendara mobil besar sejenis ini selalu menurunkan kaca agar udara luar dapat masuk. Lain halnya dengan mobil Jungkook, kamu malah menggigil. Entah karena pendinginnya memang dingin, atau kamu yang terbawa suasana panik sampai menimbulkan suasana seperti terjebak di kutub utara.

Di sisi lain, Jungkook malah terlihat menikmati perjalanan. Ia berkali-kali bersenandung sambil fokus menyetir. Kalau situasinya berbeda, kamu pasti lagi kesemsem melihat bagaimana Jungkook mengemudi. Lengan kiri memegang setir, sedangkan lengan kanan sibuk mengetuk-ngetuk jendela membuat irama.

"Turunin gue di jalan depan, gue naik taksi aja!" katamu makin gusar.

Jungkook pura-pura tidak mendengar dan tetap melajukan mobilnya. Menyebalkan.

^_^

Pemberhentian pertama kalian adalah sebuah rumah makan cepat saji. Tapi kalian berdua tidak makan di tempat melainkan drivethru. Seperti biasa, saat ditawari makanan kamu hanya menurut si tuan yang menawarkan. Toh sebenernya kamu juga tidak bernafsu untuk makan, yang kamu inginkan hanya sampai di kontrakan tanpa kurang suatu apapun.

Jungkook menaruh sembarangan bungkusan makanan di atas paha kamu.

"AAA!" Jungkook mangap, menunjuk-nunjuk mulutnya yang terbuka lebar.

Kamu menatap Jungkook heran. Yang ditatap malah terus menunjuk-nunjuk bungkus makanan lalu rongga mulutnya secara bergantian. Minta disuapin?

"Laper gue! Cepet ah, susah kalo makan sambil nyetir!" omel Jungkook.

"Gue disuruh nyuapin lu gitu?" Kamu memastikan.

"Ya Tuhan! Kenapa sih gue harus berakhir sama orang lemot macam lu!" Jungkook jadi kesal sendiri.

"Ye siapa juga yang nyuruh lu nyeret gue ke sini! Emang lo pikir gue mau ikut lu?" Kamu tidak kalah ngegas.

"Lah kenapa lo nggak nolak?!"

"Ya, orang lo-nya maksa!"

Yak. Mulai lagi.

^_^

Kamu mengalah, meski dongkol dengan sifat pemaksa Jungkook, akhirnya kamu mau menyuapinya. Dengan hati terpaksa, kamu mencomot kentang goreng dan ayam ke dalam mulut Jungkook. Lelaki itu juga terlihat kesal tetapi lapar jadi apa boleh buat?

"Lo masih kuliah?" tanya Jungkook ketus.

"Hm."

"Kerja?"

"Hah?"

"Ya kan siapa tau kayak gue, kuliah sambil kerja." Jungkook menyeruput cola.

Kamu sudah selesai menyuapi Jungkook. Di dalam bungkus masih ada satu porsi lagi, Jungkook bilang itu untukmu. Tetapi karena belum lapar, kamu memutuskan untuk menyimpannya di jok belakang.

"Gak ada niatan sambil kerja gitu buat nambah penghasilan? Kebetulan gue lagi pengin bentuk tim buat produser musik gue, tertarik gak?"

"Hah?"

"Lu lama-lama kayak akang-akang keong depan sekolahan-hah-heh..," cibir Jungkook.

Kamu berdecak kesal memukul bahu Jungkook.

"Eh! Gue lagi nyetir jangan macem-macem!" omel lelaki itu berlebihan, padahal sedari tadi ia membawa mobil dengan ugal-ugalan.

"Lo-nya macem-macem!" Tidak terima dituduh kamu jadi tidak kalah galak.

HALULLABY; SEPTEMBER RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang