7.pertemuan yang tak di sengaja

2 1 0
                                    

.....


Seperti biasa Amira si gadis cupu itu berjalan dengan santainya menuju kelas, hari ini tidak ada tumpukan tugas dari teman2nya karna memang beberapa hari terakhir tak ada tugas yang harus di kerjakan,

Gedebuuukkkk

Breaakkk

Gadis itu jatu tersungkur ke lantai setelah Tampa sengaja menabrak seseorang yang berbadan besar, dan jangan lupa beberapa noda merah menepel di almamater putih miliknya membuat gadis itu spontan berdiri ingin memarahi orang yang menabraknya atau di tabrak nya entahlah dia saja tidak tau mana yg tertabrak dan mana yang menabrak,

"Kaa......"belum sempat gadis itu melanjutkan kata-katanya, seseorang itu telah lebih dulu menutup mulutnya hingga gadis hanya bisa diam, dengan menatap ketampanan bak dewa Yunani itu,

"Gak perlu ngoce, yg salah loe gue gak mau tau, loe harus ganti rugi almamater gue" putusnya seenaknya,

"Loe yg bawa minuman,loe yg gak Liat liat, kenapa harus gue yang ganti rugi" belanya sambil melap mulutnya yg basa karna bekapan tangan lelaki itu,

"Ok kalau loe GK mau ganti rugi, keluar dari sekolah ini, loe tau kan bokap gue adalah pemilik saham terbesar jadi gue bebas mau ngapain" seketika jantung Amira serasa berhenti, gila sudah mau lulus masa harus putus tengah ujung jalan, gak bisa dia biarkan,

"Tapi percuma loe minta ganti rugi, gue gak punya uang, tapi gue janji bakal nyicil uang ganti almamater loe"

"Gue GK butuh cicilan, emang bisa di pake sekarang kalau loe nyicil, yang ada keburu lulus ,gini aja gue Gak akan minta ganti rugi tapi loe harus setuju sama syarat gue"

"Oke setuju" jawab amira cepat percuma menolak dia akan tetap kalah dengan pria itu,

''pertama loe harus jadi temen deket gue,seolah olah kita kenal lama, kedua kalau temen gue nanya lo siapanya gue loe gak perlu jawab apapa, ketiga nanti gue pikirin lagi, ingat syarat itu berlaku detik ini juga ngerti gak" ucapnya seraya menarik tangan amira entah menuju kemana

"lepasinn gue belum setuju dengan syarat lo yg gak masuk akal dodol, gue bahkan gak tau nama lo siapa" bentak gadis itu berusaha melepas tangannya dari genggaman pria tampan itu,

"apa lo bilang, gak tau nama gue, wah wah... Cowok sepopuler gue Lo gak kenal, gila sih, tapi yaudah perkenalkan nama gue langit Aziel, dam Lo harus nurutin apa kata gue kalau Lo GK mau bayar 100 juta buat ganti almamater gue" Amira yang awalnya ingin protes lagi mengurungkan niat, jangankan 100 juta 10 ribu aja nyarinya setengah mati,

"Gila, gue dapat uang dari mana sebanyak itu, Aziel " protes gadis itu Masi berusaha melepaskan cengkraman tangan langit di lengannya,

"Oh dan satu lagi ketika kita bedua aja panggil gue tuan, biar lebih akrab aja gitu" saran langit yang di angguki gadis itu dengan pasrah

"Tuan langit Aziel lepasin tangan gue, gue bisa jalan sendiri tanpa di tarik tarik kaya gini" seketika keadaan jadi hening langit tiba tiba memandangi nya dengan curiga, Amira yg paham segera berdehem "gue GK bakal kabur" jawabnya

Tampa ba bi lagi, langit segera melepaskan tangannya dan berlalu begitu saja dengan isyarat agar gadis itu mengikutinya,

"Dasar gila, sinting, dosa gue apa coba sampai harus bertemu cowok kaya dia, mana dia anak konglomerat lagi, gue merasa terancam dengan situasi gue saat ini"

"Gue emang pengagum cowok ganteng tapi bukan yang bentukannya kaya Aziel, coba aja dia lebih kalem seperti angkasa mungkin aku akan senang hati jatu cinta, dih amit amit" monolog gadis itu dengan pikirannya sendiri Tampa sadar sudah sampai di ruangan sepih agak jau dari tempat anak anak lain beraktivitas, bahkan gadis itu baru tau ada ruangan sebagus ini di lingkungan sekolah besar ini,

"Kok gue gak perna tau ada tempat sebagus ini di sekolah" ucap Amira sambil mengamati ruangan bercat putih di isi beberapa sofa dan barang unik lainnya,

"Udah ngamati nya, kalau udah, sekarang bersihin tu sampah sampah, jangan lupa masak buat temen-temen gue, bahan bahannya ada di kulkas gue mau tidur dulu jangan ganggu gue, oh iya gue udah izinin Lo GK masuk hari ini" seketika mata Amira melotot, kenapa langit suka seenak jidatnya,

"Lo, gila ya, gue sekolah beasiswa kalau gue dapat akreditasi buruk, gue gak bakal bisa lulus, lagian masalah gue sama almamater Lo seharusnya gak sampe segininya, itukan bisa di cuci" gadis itu menatap langit dengan sengit, terlihat jelas ketidak sukaanya terhadap perlakuan tidak masuk akal dari pria arogan itu,

"Tuan Aziel Lo dengerin gue gak" bentak gadis itu, Aziel hanya memejamkan mata berusaha agar tidak meledak, dia punya tujuan tidak boleh merusak rencananya sebelum bertindak, gadis itu harus jatuh cinta dengannya dengan begitu seseorang akan terluka, di Tamba hadia dari Joseon sangan menguntungkan lagi pula hanya sampai lima bulan setelah itu dia bebas memperlakukan gadis itu sesukanya,

"Hanya almamater Lo bilang, almamater gue bahan imfort, di desain khusus buat gue, dan hanya ada satu di dunia ini, Lo pikir aja sendiri perawatan almamater gue sekali cuci, dan mencucinya pun GK kaya Lo cuci baju, semua ada prosesnya hingga tahap pengeringan Tampa pakai matahari, emang Lo sanggup" bohong pria itu, tentu saja almamater yg di gunakan tidak sesuai deskripsi, terakhir dia membeli almamater di tokoh khusus sekolah ini, karna almamater yg lama sudah robek akibat berkelahi, dan entah sudah berapa kali Gonta ganti almamater dalam sebulan.

"Gimana mampu gak" lanjutnya dengan bibir berkendut ingin memecahkan tawanya saat melihat Ekspresi Amira yang nampak panik.

"Trus mau Lo apa sekarang" jawab gadis itu pasrah.

"Gue cuma mau Lo nurut sama gue itu aja kok," Amira menghelai nafas berat mau gak mau dia harus berkata iya,

"Gitu dong nurut, barang kali Lo bisa naik satu tingkat jadi pacar gue"

"Tuan Aziel yang terhormat, dengan senang hati akan nona katakan bahwa hati nona telah di miliki oleh tuan N, jangan harap hati nona akan berpaling dengan tuan" jawab gadis itu sambil membungkuk.

Langit yang melihat tingkah unik gadis itu kembali tersenyum miring "menarik, gue gak akan terlalu rugi kedepannya"

"Apakah nona tidak tertarik dengan tuan Tampan ini, lihatlah di luar sana Ramai orang yang mengantri untuk mendapatkan hati tuan nona, kau kusuguhkan secara langsung tanpa harus mengantri, apakah kau tidak merasa beruntung"

"Dieeemmm gue jijik dengernya" umpat gadis itu, berhasil membuat langit terbahak, dengan mulut terbuka lebar,

Amira dengan sigap meremas-remas kertas yang di dapatnya membentuk bola kecil, dan

Happ

Kertas itu mengisi mulut langit yang terbuka lebar

"Bhaaaaaaa, rasain" umpat gadis itu terbahak, sedangkan Aziel membung kertas itu jauh jauh bersiap menerjang gadis itu.

"Mau ngapain" tanya gadis itu saat melihat Aziel melangkah kearahnya, Aziel mengambil satu kertas kemudian menggulung nya hingga berukuran kecil, Amira yang mengerti segera berlari menghindar, menabrak apa saja yg menghalangi jalannya.

"Amirraaaaaaaa, sialannnnn"

Ok segitu aja dulu guysss

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 14, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Langit AmiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang