Lima

10 5 9
                                    

"Permisi Pak." Zura mengetuk pintu sebentar, lalu masuk ke dalam kelas terlebih dahulu. Di susul Devan di belakang.

Zura mencium tangan Pak Jefri. Devan pun melakukan hal yang sama.

"Darimana saja kalian? Kenapa baru masuk di pelajaran saya sekarang?" Pak Jefri menatap Zura dan Devan bergantian.

"Saya tadi habis dari UKS Pak, ada masalah sama perut saya." Jawab Zura.

Pak Jefri kini menatap Devan. "Kalau kamu?"

"Saya habis nemenin Zura di UKS." Ucap Devan dengan santainya.

"Kalian .... Tidak melakukan hal-hal aneh kan?" Tanya pak Jefri penuh kecurigaan.

"Oh jelas. Saya tadi habis melakukan hal-hal yang .... Ehm dengan Zura."

Seketika itu, satu kelas yang mendengar ucapan Devan, membulatkan mata. Termasuk Zura dan Pak Jefri. Zura mencubit tangan Devan kencang hingga Devan mengaduh.

"Pak dia bohong! Kita gak ngapa-ngapain kok!" Tepis Zura.

"Sudah-sudah! Sekarang kalian berdua duduk! Pusing kepala saya." Putus Pak Jefri pada akhirnya.

Devan dan Zura duduk Di bangku masing-masing. Zura duduk dengan Elis, sementara Devan duduk dengan Malfin.

"Oh iya, Zura, Devan, kumpulkan tugas matematika kalian."

Zura dan Devan mengambil buku tugas matematik nya. Lalu mengumpulkan buku itu di meja Pak Jefri. Setelah mengumpulkan buku tugasnya, Zura dan Devan kembali ke tempat duduknya.

"Shtt Zuraa." Bisik Elis.

Zura menoleh, mengangkat sebelah alisnya.

"Tadi yang di bilang sama Devan itu gak bener kan?" Tanya Elis penasaran.

"Menurut lo?"

"Hmm bener ya?" Sahut Elis dengan nada menggoda.

Zura menjitak kening Elis. "Gak usah ngaco."

"Hehe."

Setelah itu, tidak ada lagi percakapan antara Zura dan Elis. Mereka mengikuti pelajaran Pak Jefri dengan serius hingga bel istirahat berbunyi.

"Kantin yuk." Ajak Elis.

"Lo aja." Tolak Zura.

"Ayoo Zuraaa temenin gueee." Elis merengek sambil menarik-narik tangan Zura. Zura menghela nafas. Ia berdiri. "Ayo." Putus Zura pada akhirnya. Elis tersenyum senang mendengar itu.

Mereka berdua berjalan beriringan dari kelas hingga sampai di kantin.

"Lo mau makan apa? Biar gue yang pesen. Lo duduk sini aja."

Zura berfikir sebelum menjawab pertanyaan Elis. "Bubur ayam satu, air mineral biasa satu. Nih duitnya. Thanks." Elis menerima uang yang di sodorkan oleh Zura. "Oke, tunggu bentar ya." Sehabis mengatakan itu, Elis pergi membeli pesanan Zura dan juga membeli makanan untuk dirinya.

Mata Zura melihat ke setiap penjuru kantin. Ia sedang mencari seseorang. Tak lama mencari, orang itu tertangkap di netra Zura. Zura bernafas lega.

Orang yang sedang di pandang oleh Zura, kini memandangnya juga. Netra mereka saling bertemu. Itu terjadi hanya dalam beberapa detik saja, karena Zura segera mengalihkan pandangannya.

Zura memerhatikan Elis yang berjalan ke arahnya sambil membawa pesanannya. "Nih pesenan lo." Zura menerima bubur ayam dan air mineral yang Elis serahkan.

"Kok cepet?" Tanya Zura keheranan.

"Gak ngantri, jadi cepet deh." Jawab Elis.

Zura membulatkan bibirnya membentuk huruf o.

COLD GIRL [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang