6

12 2 0
                                    

Hai, hai...kambek lagi sama manusia paling kyuud.

Lanjut gak? Lanjut gak? Lanjutlah masa enggak:v

×××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××

Sedangkan Livai, Max dkk sedang di ruang BK. Sebenarnya mereka malas untuk datang ke ruangan tersebut jika saja ruangan itu tidak ber-AC. Nah ini nih generasi numpang ngadem.

"Ibu udah gak tahu lagi harus ngomong gimana sama kalian. Sudah ibu bilang bicarakan masalah kalian baik-baik dan selesaikan di luar sekolah" tutur Bu Dwi

"Kita tidak punya masalah sama mereka Bu, mereka aja yang lagi gabut" kata Ryan. Dee kesian deh sama gabut gak salah apa-apa masih aja disalahin. Miris.

"Sudah-sudah ibu tidak mau mendengar alasan kalian. Untuk sanksi kalian bersihkan toilet sekolah" tegas Bu Dwi.

"Yah gak bisa gitu dong Bu, masa iya cogan disuruh ngebersihin toilet" protes Fajar.

"Nah bener tuh Bu, tapi harusnya yang bersihin toilet itu si Pajar bukan kita" ujar  Sandi

"Wey monyet Lo, kenapa jadi gue. Muka lo sama gue aja masih cakepan gue" jawab Fajar tak terima

"Sudah, cepat bersihkan atau hukumannya ibu tambah!" Perintah Bu Dwi.

Mau atau pun tidak mereka harus menerima daripada di tambah lagi.

"Vai, lu diem aja sariawan lu?" Tanya Rafli

"Emang Livai bisa sariawan?" Ryan ikut nimbrung

"Kepo lu, Sono tanyain ketua lu dari tadi diem kek patung Pancoran" ucap Reds

"Max--"

Langkah mereka terhenti saat Livai memanggil Max.

Max yang dipanggil hanya menaikkan alisnya seolah bertanya apa.

"Gue rasa mereka sudah bergerak" ujar Vall yang mewakili jawaban Livai. Tentu saja mengundang banyak tanya bagi mereka.

Livai dan Max saling bertatapan. Plis kalian jangan mikir yang nggak-nggak oke. Ini cerita normal nggak ngangkat L*B*.

"Setelah ini kita kumpulin semua anak Wolfgang!" Ucap Max

Rama, Sandi dan Ryan masih bingung namun mereka tetap mengangguk.

***

Ditempat lain, tiga orang gadis sedang asik bermain wahana yang ada di mall. Mereka tidak peduli dengan pandangan orang-orang yang disana.

Mungkin sudah ada yang berspekulasi bahwa mereka anak sekolah yang sedang membolos. Namun, bagaimana bisa mereka masuk ke mall dengan pakaian seragam.

Flashback

"Maaf dek, kalian dilarang masuk" kata satpam mall

"Lah kenapa kita gak boleh masuk pak?" Tanya Rara

"Karena ini masih jam sekolah dan kalian masih menggunakan seragam. Jika pihak mall ketahuan mengizinkan kalian masuk, mall akan terkena sanksi"

"Bapak, kita tuh gak bolos. Hari ini sekolah kami ada rapat guru jadi kami di pulang kan lebih cepat" ujar Bee

"Nah bener tuh pak. Masa iya kita bolos, bapak gak lihat kami nih anak baik-baik" tutur Della

"Yang bener dek, kalian gak bohongin saya kan?" Tanya satpam itu karena kurang percaya.

"Hufft, nah sekarang bapak tanya sama mereka deh kalo gak percaya" ujar Della sambil menunjuk beberapa remaja yang menggunakan seragam yang sama.

Verein für MotorradkinderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang