Desire

6 0 0
                                    

A bit like a stalker's story... //ups

Enjoy it anyway ♡

◆◇◆◇◆

Terkadang aku hanya ingin dia berbalik badan dan melihatku. Tersenyum membalas tatapanku. Wait, aku tidak butuh dia tersenyum, aku hanya butuh dia menyadari keberadaanku. Aku hanya ingin dia tahu bahwa aku disini dan tahu setidaknya namaku. Aku juga ingin mulutnya yang terlihat tipis ketika tersenyum itu mengucapkan namaku dan menyapaku. Aku ingin.... dan aku ingin.... dan ini.... terus begini....

■□■

Kecil, imut, rambut panjangnya bergelombang dan berwarna emas yang seolah berkilau dibawah terpaan cahaya, matanya yang besar dan selalu menatap kosong, pupilnya berwarna gelap seolah menggambarkan dirinya, tangannya yang juga kecil terkadang terlihat bergerak-gerak ketika dia sedang berpikir, dan nama yang sangat manis untuknya, Xyno Lolip. Mungkin ada banyak cara untuk mendeskripsikan gadis itu, tapi mungkin itulah deskripsi yang paling pas.

Menurut rumor, nama depan Xyno diambil dari nama bebatuan mulia, yaitu "Onyx". Menurut kabar burung pula,  alasan orang tuanya memberinya nama itu karena melihat matanya yang sekilas terlihat seperti warna hitam pekat, tetapi merasa aneh jika hanya memasukkannya begitu saja, dan pada akhirnya dibalik begitu saja. Sedangkan, nama belakangnya berasal dari kata "Lolipop" karena ketika baru terlahir dia terlihat sangat manis seperti lolipop yang mengisi kenangan kecil seorang anak kecil.

Sekarang Xyno sudah menduduki bangku kelas 1 di SMA Ginkou. Tubuhnya masih kecil seperti biasa. Tingginya tidak banyak berubah dari kala dia SMP, masih 149 cm atau mungkin sudah naik sedikit. Begitu pula dengan penampilannya, mukanya yang bulat dan matanya yang besar membuat dia terlihat lebih muda 5 tahun dari semestinya.

"Lolii" panggil seseorang dengan semangatnya. Belum sempat Xyno bereaksi, orang itu sudah memeluknya erat sambil menenggelamkan hidungnya di rambut Xyno yang dibiarkan lepas begitu saja.

"Stop it," Suaranya yang lembut dan manis berkata dengan nada tidak suka. Dia berusaha untuk melepaskan dirinya dari pelukan orang itu. Tersenyum senang, orang itu mempererat pelukannya sampai Xyno bisa merasakan sesuatu yang lembut di belakang kepalanya. Dengan segera dan keras, Xyno menyikutnya di perut.

"Aww.... Loli jangan kasar gitu dong," dia mengaduh sambil mengebelakangkan rambut coklat kehitamannya yang lurus dan sepundak. Bibirnya yang berwarna merah delima dan menggoda tersenyum manis setelah mengatakan itu. Xyno menatapnya jengkel. Kesal melihat senyumnya yang terlihat memikat dan berhasil membuat beberapa orang di sekitar memalingkan mukanya yang memerah. Mungkin itu perasaan irinya. Karena dia tidak pernah bisa membuat orang lain bereaksi seperti itu, alih-alih mereka balik tersenyum dan berkata betapa lucunya senyumnya itu. Sigh..., Xyno mendesah kecil dalam pikirannya.

"Renka, berhenti!" Ucapnya tepat ketika Renka, yang tadi memeluknya, ingin memeluknya lagi. Renka berhenti dan menatap ke arah Xyno sebentar sebelum menepuk dan memainkan rambutnya dengan senyum lebar. Xyno langsung menepis tangan Rena dan berusaha membalas " Pat "-nya dengan melakukan hal yang sana.

Sayangnya, tinggi Rena yang cukup tinggi untuk anak seumurannya - sekitar 170-an - membuat Xyno harus menjijit hanya untuk mengelusnya. Beberapa spectators - penonton yang kebetulan sedang mengamati mereka seperti biasa - tersenyum penuh rasa damai dan menikmati atmosfer di ruangan itu (Blissful face?). Lucunya, pikir mereka dengan senyum kecil yang makin lama makin melebar karena rasa relaks(?).

Xyno berhenti melakukan itu dan melihat ke sekitar karena merasa tatapan aneh yang di arahkan ke dirinya. Semuanya langsung mengalihkan pandangan mereka dan pura-pura sibuk dengan sesuatu. Xyno menatap tajam ke sekeliling ruangan dan melihat ke arah anak-anak yang ada satu-persatu.

"Huft.... perasaan saja kali ya..?" Gumamnya dengan sedikit kesal akan segalanya.

■□■

Tingkahnya begitu lucu, sayang aku tidak bisa terus mengamatinya. Andai dia menyadari tatapanku yang selalu mengikutinya bila dia berada dalam ruang lingkup penglihatanku. Sayangnya dia tidak merasakan apa-apa. Notice me... please....

◆◇◆◇◆

Hue... selesai juga. Walau awalnya kuberniat untuk lebih panjang lagi sih...

Jadi, bagaimana? Serukah? Anehkah? Ngantungkah?

AnthologyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang