Seperti judulnya, ini adalah sebuah cerita yang berasal dari mimpiku ditambah dengan sedikit imajinasi untuk menutupi bagian yang rampung...
Well, I hope you can enjoy it!
◆◇◆◇◆
Pendapat pertamaku ketika itu adalah, buram. Semuanya sangat buram. Aku tidak tahu aku berada dimana. Aku tidak tahu aku siapa. Kucoba untuk melihat ke sekitar, tetapi seolah baru saja keluar dari tempat yang gelap ke tempat yang sangat terang, aku tidak bisa dengan jelas melihat bagaimana lingkungan sekitar, siapa yang ada, dan apa yang ada. Semua terlihat seperti tidak berbentuk, hanya garis-garis buram yang tumpah tindih ditambah dengan efek blur 100 persen, seperti ketika aku memakai photoshop untuk mengedit gambar.
Kukedipkan mataku 9-10 kali, sampai akhirnya aku bisa membuat bentuk akan apa yang ada di sekitarku. Aku amati dengan cermat. Aku berada di sebuah ruangan yang teramat besar, dengan pilar berbentuk kotak yang menyangga keseluruhannya. Segalanya terasa berwarna putih, dindingnya, lantainya, dan langit-langitnya, pokoknya segalanya. Aku tutup mataku dan kubuka lagi, hanya untuk melihat bahwa di situ rupanya cukup ramai dengan orang-orang yang kukenal, setengah kukenal, maupun yang sepertinya tidak kuketahui sama sekali. Mereka semua tampak sibuk mengerjakan sesuatu dalam kelompok di lantai yang putih itu.
"-A" seseorang seolah sedang memanggilku tetapi yang berhasil ditangkap oleh telingaku yang masih berdengung ini hanyalah "A" saja. Kucoba untuk mempertajam pendengaranku untuk mendengar apakah benar ada yang memanggil namaku ataukah itu hanyalah sekedar ilusi pendengaran yang terkadang kudengar.
"-Za" terdengar lagi suara yang familiar itu memanggilku. Memanggil namaku. Siapa namaku ya, pikirku dengan pikiran yang masih belum sepenuhnya waras.
"Riza!" Ah iya, namaku Riza. Kenapa bisa lupa sih. Bodoh sekali. Siapa yang memanggilku ya? Pikirku sambil celingukan kiri-kanan mencari sumber suara yang sudah memanggilku entah berapa kali. Aku tidak merasa melihat ada satupun dari orang banyak itu yang memanggilku. Ketika itu aku merasakan tepukan ringan di tanganku. Mataku secara refleks melihat ke arah tanganku yang ditepuk tadi dan melihat ada tangan yang berukuran kecil di dekat situ. Kuamati tangan itu perlahan-lahan sehingga aku mendapati pemilik tangan tersebut yang ternyata berdiri tepat di depanku.
"Riza, kamu dipanggil-panggil kok enggak nyadar sih!" keluh anak perempuan dengan rambut panjangnya yang kecoklatan dan lurus terjatuh dengan ringan tanpa ada paksaan. Matanya yang bulat dan coklat menatap ke arahku dengan kesal. Dia mendongak untuk menatap ku seperti itu, sedangkan aku harus menunduk untuk menatapnya balik. Hal yang terpikirkan olehku hanyalah: "Oh, ternyata aku tinggi".
"Hehe. Maaf Fik," Aku tersenyum kecil dan meminta maaf kepadanya. Namanya muncul begitu saja di pikiranku. Walaupun aku tidak begitu yakin aku tahu dia. Akan tetapi, entah dari mana, aku merasa aku tahu dia dan mengenalnya cukup dekat. Mungkin.
"Mending lo pergi ke pojokan atau kemana, jangan di tengah-tengah, ganggu peserta acara aja sih Riz," dengan nada kesal dia memarahiku. Entah kenapa aku merasa dia tidak benar-benar memarahi, hanya meminta tolong padaku untuk jangan menganggu acara tersebut. Wait, acara apa?, tanyaku dalam hati dengan kebingungan sambil berjalan ke tembok terdekat yang terlihat sepi.
Aku duduk sambil bersandaran ke tembok tersebut dan mengamati orang-orang yang sedang sibuk mengerjakan sesuatu di lantai. Mereka berkelompok, satu kelompok isinya 4-5 orang. Aku amati muka mereka, yang akhirnya bisa kelihatan jelas setelah aku berusaha mengucek-ucek mataku beberapa kali, dengan teliti. Aku merasa seperti melihat beberapa muka familiar.
Setelah terdiam sejenak, aku teringat bahwa aku sedang menemani Fika, temanku yang tadi, ke acara yang diselenggarakan oleh seksinya. Mungkin lebih tepatnya, aku menemaninya sebagai penonton dan peramai acara. Well, walaupun tanpaku acara ini sudah terlihat sangat ramai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anthology
Short StoryKumpulan cerita pendek, puisi, maupun karya sastra lain yang ditulis di kala senggang. "It is short but I hope I can bring you into my world" - Author