❝𝐻𝑎𝑝𝑝𝑖𝑛𝑒𝑠𝑠...
────────────
Mereka telah resmi kembali menjadi sepasang kekasih.
Semua itu terjadi setelah satu kalimat pernyataan yang dilontarkan oleh (Y/n) seminggu yang lalu. Setelah kalimat yang berasal dari lubuk hatinya itu ia ucapkan, tentu saja Yatora merasa terkejut meskipun dalam hati ia memang berharap kata-kata yang demikian yang diucapkan oleh (Y/n) atas pertanyaannya.
"Sudah siap?"
(Y/n) baru saja keluar dari rumahnya dalam balutan pakaian santainya, yaitu berupa sebuah kaus hitam dengan tulisan "I'm (not) single!" yang dipadukan dengan jogger pants berwarna abu-abu dan sepasang sneakers putih. Meskipun terlihat santai, namun sangat cocok jika dipakai oleh gadis itu.
"Sudah. Ayo."
Jarak di antara mereka disingkirkan. Sebuah helm dikenakan oleh sang gadis sebelum naik ke atas jok motor di bagian belakang Yatora. Seusai duduk di posisi yang nyaman baginya, Yatora mulai menjalankan motornya membelah jalan raya kota Tokyo di akhir pekan.
Pandangannya diedarkan ke sekitar. Mengagah ke arah gedung-gedung pencakar langit yang seolah-olah tengah menarik awan dari atas langit sana. Sesekali, (Y/n) mencuri pandang ke arah Yatora melalui kaca spion. Lelaki itu tampak sedang fokus menyetir motornya. Dan, ketika manik (e/c) dan manik kuning itu saling bersitatap, sebuah senyum simpul tersungging pada bibir Yatora. Sedetik kemudian, si pemilik manik (e/c) itu memutuskan kontak mata yang terjadi secara singkat.
Motor yang dikendarai oleh Yatora pun berhenti di sebuah taman. Taman itu tampak indah dengan hiasan berupa bunga sakura yang bermekaran. Warna merah mudanya menciptakan corak keindahan yang tiada duanya. Ditemani oleh pepohonan lain yang juga tampak indah untuk dipandang sejenak.
Kedua insan itu mendekat pada sebuah pohon sakura yang tampak berukuran paling besar di sana. Terletak di tepi taman itu, jauh dari keramaian dunia.
Kaki ditekuk, tubuh diturunkan secara perlahan hingga menyentuh tumit kaki. Sebuah kain tanpa motif yang dijadikan sebagai alas pun diduduki. Bersentuhan secara langsung dengan kulit mereka.
Sang gadis mengeluarkan sebuah kotak berukuran sedang. Yang kemudian diletakkan di tengah-tengah mereka. Tutupnya dibuka, aroma masakan rumahan sontak tersebar di sekitarnya. Mengakibatkan perut mereka bergejolak secara mendadak.
"Untukmu."
Sekotak bekal yang berukuran lebih kecil disodorkan oleh (Y/n). Sontak Yatora menerimanya meskipun ia sempat merasa sedikit terkejut.
"Enak."
Pujian yang Yatora tiba-tiba berikan membuat (Y/n) tersentak kaget. Ia mendadak tersipu malu kala sang kekasih melontarkan pujian untuknya.
"Besok kuliahmu selesai jam berapa?" tanya Yatora tiba-tiba. Memecahkan keheningan kala angin musim semi berhembus tidak terlalu kencang.
Kepalanya ditolehkan. Manik (e/c) itu menatap lurus ke arah sang lawan bicaranya. "Jam empat sore," jawabnya kemudian. Rona merah tipis di wajahnya telah menghilang.
"Baiklah."
Gadis itu sontak diam. Ia mencerna sebuah pertanyaan di dalam kepalanya tentang mengapa Yatora tiba-tiba bertanya pasal jadwal kuliah miliknya. Dibuka mulutnya sedikit, hendak mengatakan sesuatu. Namun, nyatanya kembali terkatup kala pikirannya mendadak menyuruhnya demikian.
"Hmm... ano, Yatora-kun."
"Hm?" sahut Yatora yang mulutnya dipenuhi oleh makanan hasil masakan (Y/n) tadi pagi. Jujur saja, (Y/n) senang kala Yatora memakannya tanpa ragu dan mengatakan jika masakan buatan gadis itu terasa enak. Tetapi, ia memilih untuk menyimpannya di dalam dirinya sendiri. Tanpa mengungkapkannya, tanpa mengutarakannya.
"Mengapa kau tiba-tiba bertanya tentang jadwal kuliahku?" tanya (Y/n) akhirnya setelah ia dilema antara menanyakannya atau tidak.
"Aku akan mengajakmu ke suatu tempat," jawab Yatora. "Tunggu di esok hari ya!" Ia memberikan senyuman terbaiknya.
Siang itu, kala itu, (Y/n) pun membalas senyuman sang kekasihnya. Tanpa tahu apa yang akan terjadi ke depannya.
***
"Aku ingin itu."
Gadis bersurai (h/c) itu menunjuk ke sebuah vending machine yang tampak berdiri di depan mereka. Sebuah vending machine berisi es krim yang cukup terkenal di Jepang telah menggoda jiwa dan raga (Y/n) untuk membelinya. Awalnya, dirinya dan Yatora tak sengaja melewati Seventeen Ice Cream vending machine itu. Manik (e/c) milik (Y/n) langsung menatap ke arahnya dan bibirnya pun mengatakan jika dirinya menginginkan salah satunya.
"Kau ingin rasa apa?" Yatora mendekat ke arah vending machine. Ia mengeluarkan selembar uang yang masih tampak bagus.
"Rasa (your favorite flavor)," sahut (Y/n). Namun, seketika ia tersadar akan suatu hal. "Aku, aku bayar sendiri saja," ujarnya cepat sebelum Yatora memasukkan selembar uang yang sudah ia genggam sejak tadi.
"Tidak perlu. Aku akan membelikannya untukmu," tolak Yatora halus disertai senyuman simpulnya.
"Tetapi..." (Y/n) ingin menyangkal. Namun, dirinya kalah cepat dengan Yatora yang kini telah membeli es krim sesuai rasa kesukaan (Y/n). Es krim itu pun telah berpindah tangan ke tangan gadis itu.
"Arigatou, Yatora-kun."
"Um. Sama-sama," sahutnya.
"Kau tidak ingin juga?" tanya (Y/n) dengan cepat. Setidaknya, gadis itu pun ingin memberikan sesuatu kepada lelaki itu.
Yatora terkekeh. "Tidak perlu, (Y/n). Jikalau aku ingin pun, aku takkan memintanya darimu." Ia menoleh pada (Y/n).
"Eh, mengapa?"
"Kau 'kan kekasihku. Mulai saat ini, juga untuk selamanya."
────────────
...𝑖𝑠 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑒 𝑎𝑠 𝑖𝑡 𝑖𝑠.❞
KAMU SEDANG MEMBACA
END ━━ # . 'Föst ✧ Yaguchi Yatora
FanfictionIni adalah cerita tentang pertemuan antara kau dan lelaki itu yang berasal dari masa lalumu. Seseorang yang telah kau lupakan kini mendadak kembali muncul di hadapanmu. Dengan senyumnya, perkataannya yang blak-blakan, dan juga dirinya yang masih men...