Epilog

250 56 12
                                    

❝𝑇𝒉𝑜𝑢𝑔𝒉, 𝑖𝑛 𝑟𝑒𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❝𝑇𝒉𝑜𝑢𝑔𝒉, 𝑖𝑛 𝑟𝑒𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦...

────────────

"Banyak orang yang berkata bahwa melupakan orang lain itu bisa dilakukan dengan mudah."

Sebuah pernyataan dikumandangkan. Bertepatan dengan angin yang berhembus ke arahnya. Meniup surainya yang dibiarkan tergerai. Mengikuti irama sang angin yang menari-nari di angkasa.

Si gadis mendengus. Sebuah senyum miris terpatri pada wajahnya. Seketika semuanya terasa berjalan dengan lambat. Hanya angin yang berhembus yang ia rasakan. Sesaat pikirannya terasa kosong. Hanya tertuju pada makam bertulisan nama seseorang yang kini tersimpan rapat di dalan relung hatinya yang paling dalam.

"Padahal, kenyataannya tidaklah semudah itu," Ia pun kembali bergumam.

Sungguh, rasanya masih sama. Sakit yang pernah ia rasakan sebelumnya kini kembali muncul ke permukaan. Terasa sama seperti sebelumnya. Tanpa ada perubahan, masih serupa.

Gadis itu menghela napas panjang. Diletakkannya sebuket bunga lily putih di atas makam tersebut. Jemarinya mengusap permukaan makam yang terasa dingin. Tepat di atas nama yang terukir di atasnya.

"Aku..."

Ia terdiam sejenak. Bibirnya mengatup rapat. Menggigiti bagian dalam mulutnya. Sementara tatapannya masih tertuju ke arah makam tersebut.

"Aku masih mencintaimu..." lanjutnya pelan.

Sang bayu kembali bertiup. Bersamaan dengan sang mentari yang akan pulang ke peristirahatannya. Tanpa asa, tanpa semangat.

Swastamita di kala senja itu menjadi saksi bisu atas tangisnya yang kembali mengalir. Mulutnya dibungkam oleh fakta yang ada. Sementara benaknya masih terasa sesak. Relung hatinya sudah tak mampu berkata.

Gadis itu diam. Merenungi dirinya yang masih terjebak dalam luka yang sama. Luka yang sepenuhnya tetap ada. Tidak akan pernah hilang sekalipun dirinya menginginkannya.

Sekali lagi, gadis itu menatap ke arah sang jumantara berwarna senja. Awan putih menutupi sebagiannya. Sang mentari pun kembali ke peraduannya. Bersamaan dengan dirinya yang kembali mengeluarkan air mata serta isak tangis yang tertahan.

────────────

...𝑖𝑡'𝑠 𝑛𝑜𝑡 𝑡𝒉𝑎𝑡 𝑒𝑎𝑠𝑦.

Yo minna!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yo minna!

Akhirnya cerita ini pun tamat—

Setidaknya aku merasa lega karena satu utang telah lenyap. Tapi masih ada utang lain🚶‍♀️

Terima kasih kuucapkan kepada kalian semua yang telah meluangkan waktu kalian hanya untuk membaca cerita ini. Terima kasih banget!!(♥ω♥*)

Jangan lupa cek juga book-ku yang lain!!♡(*´ω`*)/♡

I luv ya!
Wina🌻

END ━━ # . 'Föst ✧ Yaguchi YatoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang