PROLOG

20 2 0
                                    



Kaki langit yang memisahkan lautan dari langit di ufuk sana, sejatinya hanya kumpulan siluet cahaya matahari yang mengambang di atas permukaan laut, dikejar lari ditunggu diam, karena adanya, hanya sekadar cakrawala maya semata

Demikian juga kesenangan dunia, tidak ubahnya fatamorgana kaki langit, karena hasrat mata, telinga dan rasa, terus menggelitik kehidupan manusia di tengah tumpuan dua kutub ekstrim keinginan dan kebosanan yang senantiasa hadir di sela rasa penasaran yang tidak pernah kunjung usai

DI BALIK KAKI LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang