02.1 Episode Kali Angke
Nampak sepasang anak Adam, keluar dari lobby hotel bintang lima, di bilangan Taman Impian Jaya Ancol. Sang pria yang berambut gondrong dan berkumis klimis, tampil rapi dan elegan, walau usianya nampak tidak muda lagi, busana dan aksesoris branded import, dari mulai sepatu, kacamata dan jam tangan rolexs yang berharga ratusan juta rupiah mampu mengusir segala kekurangan fisiknya.
Sementara si perempuan muda semampai, berkulit kuning langsat berambut panjang, nampak makin cantik dan elegan, karena street jeans dan T-shirt, berwarna merah, ikat pinggang berlogo Gucci, tas Hermes, serta sepatu hak tinggi merahnya, pembungkus kaki jenjangnya, melengkapi penampilan sosialitanya yang aduhai.
Keduanya pun meninggalkan hotel, sementara dua office boy yang berdiri kaku di pintu lobby, terbengong-bengong melihat kilatan cahaya anting-anting bertabur permata disapu cahaya lampu terangnya hotel.
"Bidadari dari kayangan" si OB, kelepasan jail yang membuat hidung si pria pasangannya memuai segede gangsing karena gandengannya, sebut saja si Geulis, dipuji lelaki sampai keluar iler.
Di pelataran parkir, si Geulis pun membukakan pintu MorRis mini john coopernya, berharga milyaran, mempersilahkan sang satria masuk dan menutup pintunya hati-hati.
Mesin dihidupkan, AC dipasang, kaca ditutup, keduanya pun di dalam mobil saling berpandangan mesra, tangan si pria pun beringsut dari meremas tangan si Geulis naik ke tangan dan pundak, sementara kedua tangan si Geulis, menyasar lembut rambut dan kumis sang pria, dan..
"Adakadabra, ruaarr biasa!!", ternyata di balik rambut gondrongnya, adalah kepala GPN, sang Dirjen SU. Keduanya pun tersenyum diikuti mobil imutnya bergoyang-goyang.
"Hati-hati honey" GPN mengingatkan si Geulis, sebelum Morrisnya melaju, menembus dinginnya malam.
"Iya dong, Ges, tidak mau kehilangan Pap, yang masih mampu mampu menggunakan gigi empat di tanjakan Emen Lembang" ungkap si geulis, yang bermerek Gestin, keceplosan ngomong.
Mobil imutnya pun melaju kencang di malam sepi, sementara GPN, boleh jadi karena kelelahan, pasca berlari kencang mengejar Gestin yang belum turun mesin.
"Ya Allah, tolong!!", teriak Gestin.
"Ada apa Ges????" GPN kaget, terbangun serentak dari tidurnya.
Ges hampir menabrak orang yang menyebrang mendadak, langsung terjun ke kali Angke, kayaknya perempuan,!?" ucap Gestin, sambil menangis. Sementara tangannya memegang kemudi erat-erat.
Sesaat kemudian, seorang lelaki berseragam Tibum mengetuk kaca jendela mobilnya menawarkan jasa.,
"Bapak perlu bantuan,? Mohon maaf, kami tengah melaksanakan operasi penertiban pelacur jalanan,",
"Operasi PEKAT, penyakit masyarakat" Tibum lain menimpali
"Dapat !, dapat!, ayo kamu naik!!" Tibum yang berada di samping kali berteriak, dan perempuan bau comberan, yang hampir tertabrak Morris itu pun naik ke darat, nampak badannya menggigil kedinginan, beberapa orang Tibum yang menangkapnya pun, menutup hidung,
"Bau dua belas rupa, ketiga belasnya bau kamu,", sambung si Tibum jail.
"Gantian Pap yang nyetir" GPN berinisiatif.
"Nggak usah, sebentar Ges menenangkan diri." , morrisnya pun berjalan kembali menembus jalanan sepi. sementara para Tibum sudah naik ke truknya, menggiring perempuan bau got naik ke truk, bergabung perempuan lainnya yang kena garuk sebelumnya.
"Tugas Tibum berat juga ya, Pih,?" ungkap Gestin, memecah sunyi, sementara GPN, diam membisu, nampak bibirnya bergetar menahan emosi, kesenangannya pun lenyap dalam sekejap, berganti rasa malu, bersalah, sedih, ketakutan dan kegetiran yang menyatu dalam rongga dadanya, seiring drama kehidupan jalanan, masih melekat setia dalam ingatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DI BALIK KAKI LANGIT
Adventure[TERIMA KASIH SUDAH FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Sajian inspiratif bagi pada pencari kebahagiaan hidup dan indahnya cinta. Siapa pun anda, para milenial, dewasa tua, pejabat, termasuk presiden sekali pun, pasti akan senang membacanya. Nama, peristiwa da...