05 - CINTA LAPIS LEGIT

1 1 0
                                    


05.1 Buku kerja

Suatu saat aku iseng-iseng membuka buku kerja hariannya Mas Bagas, tidak sengaja terbaca tulisan tangannya, rapih dan indah,

Aku mencoba memadamkan rasa asih yang tumbuh di hati ini, karena sadar diri, siapa aku. Namun layaknya api disiram bensin, rasa asih makin menyatu dalam cinta yang menggelegak. Ia adalah cinta pertamaku, waktu jua akan membuktikan, bahwa ia akan menjadi kekasih selama hidupku.

Assalamu'alaikum, salamnya mengagetkanku, akupun segera menutup bukunya, rupanya ia tidak melihatku membacanya.

"Mau ganti bunga baru Jeng,"

"Ya" jawabku spontan, sementara rasa cemburu terhadap perempuan yang ditulis dibukunya, sontak mengharu biru pikiran dan hatiku, rasa kesal, marah dan kecewa menempati kavling emosiku, 

"Ternyata telah ada perempuan lain dihatinya" gumam hatiku. Akupun meninggalkannya, menyendiri di kamar, yang tidak biasanya kulakukan.

"Jeng, makan malam habis maghrib, bareng dengan Dad yang baru pulang dari Jakarta".

"Malas ah, duluan saja, boro-boro pengen makan minum, aku tengah benci pada Bagas," gumamku, namun akal sehat membujukku untuk bersikap positif,

"Viona Zahira Aurora, kamu bukan apa-apanya Bagas, ia berhak berbuat apapun dengan hati dan cintanya", gumam hatiku, namun rasa kesal kembali menghantuiku, ketika ingat, kalimat,

"Rasa asih makin menyatu dalam cinta yang menggelegak. Ia adalah cinta pertamaku".

Kalau saja ia tulis "Kamu cinta pertamaku", itu adalah aku.

"Sebel, sedih, kecewa, mengapa kamu tidak memilih aku yang mencintaimu dengan tulus, !?", gumam ego manusiawiku, sambil menutup mukaku dengan bantal untuk mengusir kekesalanku.

"Neng, lagi diet, tumben kaya yang kesal, sejak kapan bisa kesal, ?", 

"Boro-boro diet," aku keceplosan, Ibu kaget, karena aku tidak biasanya merajuk.

" Akupun segera menyadari diri, yang dianggap, perempuan tegar, berani, syukur dan sabar, tiba-tiba harus nyungsep dan terpuruk karena cinta,?", gumam hatiku

"Mom, maaf yah, tadi Vin tengah melamun,",

"Jatuh cinta, ?, Ibupun pernah muda sepertimu,"

"Bukan Mom, bukan masalah cinta, swear,"

"Yah sudah kalau bukan karena cinta, Mom balik kamar",

"Mom, jangan begitu atuh, temenin dulu Vin,". Akhirnya akupun ceritera pada Ibuku tentang temuan tulisan cintanya Bagas di buku harian kerjanya.

"Memang bicara perasaan apapun juntrungannya, adalah hak prerogratif, rahasia diri setiap individu, apalagi tentang cinta, namun jangan buru-buru memvonis diri, karena siapa tahu, bahwa perempuan yang menjadi cinta pertama dan terakhirnya Bagas adalah kamu, Neng," sambung Ibu.

"Benar, Bu, ?", kuguncang-guncang tangan Ibuku.

"Feeling sebagai seorang Ibu, mengatakan bahwa yang diburu Bagas adalah kamu, Neng,!"

"Namun demikian, waktu dan kodrat jua yang akan menentukan merah putihnya perjalanan hidup seserorang sebelum masuk pintu takdir-Nya." lanjut Ibu, sambil memelukku dengan penuh kasih sayang


05.2 Mencuri baca

Karena penasaran, hampir tiap hari aku ke green house, mencuri baca buku kerjanya, namun masih tetap seperti sedia kala, tidak bertambah ataupun berkurang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DI BALIK KAKI LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang