Chapter 4

278 130 135
                                    

10 tahun kemudian.



























Pagi itu Aaron tengah duduk di salah satu bangku di kantin kampusnya dengan ditemani oleh Hugo, yaitu salah satu sahabatnya yang memiliki sikap sangat dingin dan cuek. Walaupun Hugo bersikap dingin dan cuek, tapi para wanita di kampus tetap saja menyukainya karena parasnya yang tampan.

Mereka berdua tengah duduk bersantai sambil menyeruput kopi yang mereka pesan dan juga sambil menunggu kedatangan satu teman mereka yang lain yang bernama Denzel.

Sekitar 20 menit Aaron dan Hugo menunggu Denzel di kantin kampus, selama itu pula keduanya diam membisu. Hugo yang memang mati akan topik, sementara Aaron tipe orang yang malas mencari topik, apalagi Aaron paling malas jika harus mengajak Hugo berbicara karena Hugo hanya akan menjawab seperlunya dan susah diajak bercanda.

Aaron sedari tadi hanya menggerak-gerakan cangkir kopinya pelan agar ia tak merasa bosan, sesekali Aaron juga menoleh ke arah Hugo yang memasang wajah cool-nya.

"Aaron! Hugo!" Panggil orang yang sejak tadi ditunggu oleh Hugo dan Aaron.

Denzel sedikit berlari menghampiri kedua sahabatnya itu. Setibanya disana, Denzel lantas segera meminta maaf karena datang terlambat. Setelah itu ia langsung duduk disebelah Hugo.

"Dari mana saja kamu?" Tanya Aaron pada Denzel sambil menunjukan wajah kesalnya.

Denzel menoleh ke arah Aaron yang bertanya kepadanya, kemudian Denzel menyengir kuda sambil menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal.

"Hehe...maaf Aaron, aku terlambat karena harus membereskan barang-barangku."

"Barang-barang? Barang apa?" Tanya Aaron penasaran.

Denzel lantas menjawab pertanyaan Aaron jika ia baru saja pindah dari rumah ayahnya dan harus membereskan barang-barangnya.

"Kenapa kamu pindah? Kemana kamu pindah?" Tanya Hugo dengan ekspresi datarnya.

"Terlalu jauh jika aku berangkat kuliah dari rumah ayahku, oleh karena itu aku pindah ke apartemen dekat sini." Jawab Denzel dengan senyum ramahnya.

"Begitu, ya?" Tanya Hugo.

Hugo kemudian berdiri dari duduknya sambil berkata, "Aku harus pergi ke kelas."

Hugo lalu pergi meninggalkan Aaron dan Denzel.

Aaron terus menatap kepergian sahabatnya itu hingga lenyap dari tatapannya. Setelah itu Aaron menoleh ke arah Denzel yang duduk di hadapannya.

"Ya, aku tahu dia sahabat kita! Tapi aku sungguh tak tahan dengan sikapnya!" Keluh Aaron.

"Kamu tahu sendiri 'kan jika Hugo mengalami masa kecil yang buruk? Karena itu dia bersikap dingin. Maklumi saja." Kata Denzel yang lalu menyeruput kopi milik Hugo.

Ya, Denzel benar. Hugo bersikap dingin karena ia mengalami masa kecil yang buruk. Hugo pernah bercerita pada kedua sahabatnya jika ingatan masa kecilnya hilang karena sesuatu terjadi padanya yang sama sekali tak ia ingat dengan jelas.

Ayahnya pernah berkata jika Hugo ditinggalkan oleh ibunya ketika ia berusia sekitar 10 tahun. Kini Hugo hanya tinggal dengan ayahnya yang selalu bertingkah aneh. Hugo juga berkata jika ia merasa ayahnya bukan ayah kandungnya, sebab tak ada kemiripan antara ia dan ayahnya.

Bukan hanya Hugo, Denzel juga juga ditinggalkan oleh ibunya sejak kecil. Namun bedanya ibu Denzel meninggal. Sejak kecil Denzel dirawat oleh ayahnya yang berprofesi sebagai tentara.

Beheader Of Girls || Psikopat [ END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang