Chapter 5

253 127 95
                                    

Seperti biasa, Hugo selalu pergi ke kantin sebelum kelasnya di mulai. Tak lama setelah itu Denzel datang menghampirinya dengan membawa dua kaleng minuman soda. Denzel lalu duduk di sebelah Hugo, kemudian Denzel memberikan satu kaleng minuman soda yang ia bawa kepada Hugo.

"Ini sebagai permintaan maafku." Ucap Denzel pada Hugo.

Hugo lantas tau maksud Denzel meminta maaf padanya. Itu pasti karena kejadian semalam di apartemen Lea. Sebenarnya tak ada yang salah di antara Denzel ataupun Hugo, mereka sama-sama korban dari Lea.

"Kamu tak salah. Hanya Lea yang salah." Kata Hugo yang kemudian mengambil kaleng soda dari tangan Denzel.

"Seandainya kamu memberitahu aku siapa kekasihmu, mungkin saja ini tak akan terjadi." Ucap Denzel setelah dirinya meneguk sekaleng soda.

"Sudah aku bilang 'kan? Kita tidak bersalah, Lea tau jika kamu adalah sahabatku! Mungkin gadis itu sudah gila! Jangan bahas tentangnya lagi." Kesal Hugo.

"Hugo! Denzel!" Panggil Aaron yang baru datang sambil berlari ke arah dua sahabatnya itu. Begitu tiba disana, Aaron langsung duduk di sebelah Denzel.

Melihat ekspresi Aaron yang panik, Hugo dan Denzel lantas mengernyitkan keningnya karena bingung.

"Gawat!" Ujar Aaron panik.

"Apa yang gawat?" Tanya Denzel.

"Aku belum menyelesaikan skripsi! Bagaimana ini?" Jawab Aaron.

"Jurusan psikologi sama sekali tidak cocok untukku, kenapa aku harus masuk jurusan ini? Ah... Dasar bodoh!" Lanjut Aaron yang kali ini menunjukan wajah melasnya.

Denzel dan Hugo menggelengkan kepalanya pelan sambil tersenyum menanggapi kebiasaan sahabatnya yang satu ini. Aaron memang selalu menunda pekerjaan sampai ia lupa mengerjakannya.















































🔪☠️☠️🔪










































Pukul 20:29

Lea tengah tertidur pulas di apartemennya. Gadis berusia 19 tahun itu tampak kelelahan usai bekerja. Begitulah nasib anak sebatang kara, ia harus bekerja untuk membiayai hidupnya dan Lea rela tidak melanjutkan kuliah karena terhalang oleh biaya.

Lea terlihat begitu nyaman dengan selimut yang menutupi tubuhnya sampai ke bagian dada, di tambah lagi udara dingin di luar sana membuatnya semakin nyenyak tertidur.

Namun kenyamanan itu seketika sirna setelah Lea merasa pengap. Lea sontak membuka kedua matanya, ia tak bisa melihat apapun karena gelap, Lea juga merasa seperti wajahnya di bekap oleh bantal dan juga tubuhnya terasa di tindih oleh seseorang.

Awalnya Lea berpikir jika ini hanya lah mimpi, namun ia akhirnya tersadar jika yang dirasakannya ini ternyata nyata.

Lea terus berusaha melepaskan dirinya dengan mencoba mencengkram kedua tangan orang itu menggunakan kukunya yang panjang. Dengan sekuat tenaga, Lea menancapkan kuku-kukunya di tangan orang itu, tak berselang lama akhirnya orang itu pun melepaskan bantal yang di gunakannya untuk membekap Lea, orang itu lalu memegangi tangannya karena merasa sakit.

Lea kemudian menyingkirkan bantal dari wajahnya, begitu terkejutnya ia setelah melihat orang misterius yang masih menindihi tubuhnya.

Orang itu memakai pakaian serba hitam, sarung tangan, masker mulut dan kupluk dari hoodie-nya yang menutupi sebagian wajahnya, sehingga Lea tak bisa melihat wajah orang itu.

Beheader Of Girls || Psikopat [ END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang