SIR- 07

907 42 2
                                    



Hujan turun membasahi bumi secara tiba tiba, orang orang berlarian mencari tempat berteduh, yoana sendiri sudah mengamankan diri dari sejam yang lalu dimini market, karena lapar melanda dan kakaknya belum pulang, alhasil yoana makan ramen disini.

Lama menunggu hujan yang tidak reda tubuh yoana yang berbalut jaket tebal pun mulai merasakan dingin, ponselnya lupa dibawa, sudah pasti kakaknya atau siapa lah akan mencarinya. "Rindu jeno" entah dari mana dan kenapa yoana bisa mengeluarkan  kata kata itu,  yang pasti yoana sangat merasakan rindu sekarang.

Yoana menopang kepalanya diatas meja sambil menatap hujan, "aku harus pulang!" Yoana berdiri dan berjalan menuju kasir membeli sebuah payung dengan sisa uang yang tadi dan pergi keluar.

Berjalan pelan dengan permen dimulutnya, yoana bahkan tidak menyadari siapa si pengendara mobil yang sedari tadi menyinari jalan yoana dengan lampu sorot mobilnya.

Yoana berhenti, mobil itu juga berhenti "heii!!" Yoana mengarahkan tangannya untuk menyuruh si pengendara mobil itu lewat saja, tidak perlu menyinari yoana seperti itu.

Tapi bukannya melewati tubuh yoana mobil itu malah berhenti didepan tubuh yoana, seseorang turun dengan payung dari dalam mobil mewah itu.

Mereka saling tatap, ujung payung mereka saling bertemu hingga berkedut karena saling bertabrakan cukup dekat, yoana menjadi kaku kala menatap netra coklate itu.

Jeno tersenyum simpul "I found you" tangan yoana bergetar payungnya jatuh dari genggaman dan air hujan dengan cepat turun begitu deras, jeno dengan cekatan menarik tangan yoana hingga mereka berada dibawah payung yang sama dan tangan jeno yang merangkul pinggang yoana.

Mereka saling tatap dengan tatapan yang penuh kerinduan walau di bungkus dengan ke gengsian yang sangat tebal, tapi jantung mereka tidak bisa berbohong, jeno sedikit memajukan wajahnya bersamaan dengan itu yoana juga memajukan wajahnya.

Hingga bibir mereka bertemu dan saling melumat, yoana larut benar benar larut hingga lupa apa yang terjadi diantara mereka, tangan yoana tidak lagi disamping tubuh, tangan dingin yoana kini sudah berpindah ke kedua pipi jeno yang hangat, mengusap air mata yang keluar dari mata jeno.

Dengan nafas yang menggebu keduanya melepas tautan itu, yoana menatap jeno dari dekat begitu juga jeno.

"Maafkan aku" yoana diam, genggaman jeno pada stir mobilnya mengerat "kembali padaku" sangat terang terangan kenapa jeno selalu menarik ulur perasaan yoana.

Yoana menatap hujan yang bertambah deras dan mereka masih ditempat yang sama namun bedanya bernaung didalam mobil "kamu harus tau, kalau kamu adalah luka sekaligus obat" Yoana tidak berani menatap mata jeno, ia takut terlalu larut karena jeno adalah suatu kelemahan yang paling melemahkan.

Ini menyakitkan, jelas. jeno mendengarnya jelas dari mulut yoana sendiri, bahwa ia lah yang membuat luka tapi ia juga yang menyembuhkannya.

"Rinduku sulit ditahan, anehnya aku terlalu bodoh untuk rindu pada siberengsek" jeno diam, jeno tidak punya daya amarah  sekarang, yang ia inginkan adalah yoana kembali bersamanya, memeluknya dan menepuknya diwaktu tidur dan memperhatikannya, juga memberikan kasih sayangnya kepada jeno.

Jeno berhasil meraih tangan yoana dan mengelusnya lembut, membuat yoana semakin menoleh kearah berlawanan dan menjatuhkan air matanya satu persatu, pertahanannya runtuh.

Bisa yoana rasakan tangannya ditarik membuat kepalanya juga ikut menengok, jeno menangkup wajah yoana "aku tidak bisa biarkan kamu jatuh ke tangan jaemin, dengarkan aku kamu, Yoo yoana hanya milikku!" Ada penekanan didalam perkataan jeno membuat nyali yoana ciut sangking tajamnya tatapan itu.

CRUEL| lee jenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang