Pulang dan Kenyataan

329 99 12
                                    

🔒Berisi tentang kehaluan Author seorang
🔒Ada beberapa hal yang mungkin tidak masuk diakal tapi masuk diakal haluan aku
🔓Tokoh-tokoh dalam cerita ini adalah milik Ken Wakui seorang

Pada malam yang sunyi terlihat seorang pemuda dengan rambut panjang sedang duduk di sofa menikmati makanan ringan dan juga soda yang menjadi pelengkapnya.

Pemuda itu dengan rasa bosan berkali-kali mengganti-ganti saluran televisi dengan wajah yang bosan.

"Hah, si Chifuyu kemana sih? Lama amat," oceh si pemuda.

Pemuda itu yang tak lain adalah Kazutora sedang mengalami demam tinggi pasca ia kehujanan kemarin saat pulang dari swalayan.

Kazutora tidak diizinkan berkerja oleh Chifuyu hari ini karena demamnya dan itu sangat, sangat, membunuh Kazutora dengan rasa bosan.

Seharian ia hanya tiduran, makan, lalu menonton televisi. Bahkan tubuhnya saja belum menyentuh air hari ini. Kazutora hanya menggunakan parfum yang ia punya untuk membuat tubuhnya tetap wangi.

Kazutora pergi ke dapur untuk mengambil sebelum langkahnya terhenti oleh ketukan di pintu rumah. Ia segera menghampiri pintu itu lalu membukanya.

Disana ia melihat Chifuyu dengan raut wajah kesal dan juga letih akibat seharian bekerja.

Chifuyu menatap Kazutora dengan tatapan yang tajam. "Kazu. Tora. Besok kau harus masuk," ujar Chifuyu dengan nada yang dingin.

Chifuyu langsung nyelonong masuk kedalam rumah tanpa mengucapkan sepatah kalimat lagi, membuat Kazutora hanya berdiri terdiam dengan wajah tidak mengerti.

"Lah? Dia marah?" Gumam Kazutora sambil menggaruk kulit kepalanya.

Kazutora pun mengikuti Chifuyu hingga ke kamarnya. Saat Kazutora membuka pintu kamar Chifuyu ia hanya melihat Chifuyu yang sedang tiduran di kasurnya.

Kazutora menghampiri Chifuyu dengan ragu-ragu. Lalu duduk dipinggir kasur Chifuyu. "Kenapa hey? Kau marah? Atau bagaimana?" Tanya Kazutora.

Chifuyu menghela nafas sebelum akhirnya ia guling-gulingan diatas kasur sambil mengucapkan kalimat yang tidak jelas.

Setelah Chifuyu berhenti berguling-guling tidak jelas, Chifuyu mengubah posisinya menjadi posisi duduk.

"Kamu tahu? Baru tahu aku kalau ada setan yang bisa dateng ke toko hewan!"

Kazutora hanya menatap Chifuyu dengan bingung. "Maksudnya?"

"Tadi tuh ya, ada costumer. Cewek. Heh dia udah ngambil banyak barang, terus dibawa ke kasir. Ujung-ujungnya enggak dibayar. Maksudnya apa coba?" Keluh Chifuyu.

"Lah kok begitu? Apa alasannya?" Tanya Kazutora.

"Itu loh cuman karena model kalung kucing dia pengenin itu enggak ada warna kuning." Wajah Chifuyu semakin terlihat geram saat menceritakan bagian kalung kucing.

"Abis itu dia malah marah-marah enggak jelas. Untung aku bisa sabar," ujar Chifuyu dengan nada bangga.

Kazutora hanya menatap Chifuyu tanpa mengucapkan sepatah kalimat apapun.

Saat Chifuyu merasa bahwa dirinya sedang berbicara sendiri, Chifuyu segera menghentikan ocehannya. "Ngerti enggak sih kamu?" Tanya Chifuyu pada Kazutora.

"Ngerti enggak ngerti," jawab Kazutora dengan wajah polos.

Chifuyu hanya menatap Kazutora dengan kesal. Namun tanpa Kazutora duga Chifuyu mendekatkan punggung tangannya ke jidat miliknya.

Cuarta Vez Te AmoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang