Chapter 9

185 27 10
                                    

"Ya, sampai jumpa."

Hendery mulai meninggalkan pekarangan rumahku. Menaiki kudanya dan berjalan kembali ke istana.

Aku berjalan masuk ke dalam rumah dengan langkah gontai. Melempar pandangan ke seluruh penjuru rumahku. Berusaha mengingat-ingat semua kenangan dengan Hendery yang tercipta di sini. Sejak kali pertama ia menginjakkan kaki di rumahku sampai ia pergi beberapa saat lalu.

Tanganku bergerak untuk menghapus air mata yang sudah membasahi wajahku. Pada akhirnya, semuanya akan kembali seperti semula. Aku kembali tinggal seorang diri dan Hendery kembali ke rumahnya. Namun, sekarang rasanya sedikit berbeda karena kehadiran Hendery selama beberapa waktu di sini.

Semua memori bersama Hendery akan aku simpan dengan rapi dalam kepalaku sampai kapanpun. Demikian juga dengan perasaan yang aku miliki padanya. Biarlah rasa yang aku kubur dalam-dalam perlahan menghilang seiring waktu yang berjalan.

Terima kasih, Hendery.









Aku memasukkan baju-baju serta barang berhargaku ke dalam tas besar yang sudah cukup usang. Setelah selesai berkemas, aku berjalan menuju pintu keluar. Memastikan tidak ada barang yang tertinggal, kemudian aku menutup pintu dan menguncinya.

Malam ini adalah hari pernikahan Hendery, tapi aku sama sekali tidak memiliki niat untuk menghadirinya. Meski Kathy sudah berulang kali mengajakku, namun aku tetap menolak. Entah mengapa, memikirkannya saja sudah membuat hatiku terasa berat.

Maka dari itu, aku memilih untuk bertemu dengan Madam Sarah. Aku bertemu dengan wanita itu bukanlah tanpa alasan. Besok pagi, aku juga akan menikah dengan seorang pemuda bernama Justin yang telah wanita itu pilih untuk diriku.

Ya, selama ini aku pergi menemui Madam Sarah, wanita yang terkenal akan kehebatannya dalam mencarikan pasangan untuk orang-orang yang ingin menikah sepertiku. Aku adalah satu dari sekian banyak orang yang beruntung karena Madam Sarah tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menemukan laki-laki yang sesuai dengan kriteriaku.

Matahari sudah tenggelam saat aku bersiap untuk pergi meninggalkan rumah. Aku mengambil nafas dalam-dalam, sekadar menetralkan jantungku yang tiba-tiba berdegup kencang.

"Kak Grace!"

Seorang gadis cantik bernama Isabelle melambaikan tangannya dan menghampiriku. Dengan rambut hitam panjang yang terurai, ia terlihat sangat cantik malam ini. "Aku akan berangkat ke pesta Pangeran Hendery. Mau berangkat bersamaku?"

"Ah, tidak." Aku menggeleng. "Terima kasih banyak untuk tawaranmu, Isa. Tapi aku tidak datang ke pernikahan Pangeran Hendery."

"Kenapa?" tanya gadis cantik itu dengan wajah terkejut. "Apa Kakak tidak penasaran dengan wajah Pangeran Hendery?"

"Aku ada urusan," jawabku sambil terkekeh. "Soal itu.. sebenarnya tidak. Wajahnya pasti tidak jauh dari Raja Adrian."

Isa membuka mulutnya, seperti hendak menanyakan sesuatu. Tetapi, gadis itu malah menganggukkan kepalanya dan terkekeh pelan. "Baiklah, kalau begitu, Kak. Aku pamit pergi dulu."

"Hati-hati!"

Aku melambaikan kedua tanganku pada Isa yang perlahan menjauh dariku. Setelah gadis dengan rambut hitam panjang itu menghilang dari pandangan, aku memutar tubuhku. Ku pandangi rumah yang telah menjadi saksi bisu perjalanan hidupku selama tujuh belas tahun.

Kedua sudut bibirku tertarik ke atas bersamaan dengan air mata yang menetes. Setiap kenangan yang tercipta di rumah ini, baik kenangan bersama orangtua angkatku, dengan Kathy dan Thomas, ataupun dengan Hendery, semuanya akan aku simpan dengan baik dalam ingatanku.

Selesai dengan memandangi rumahku, aku meraih tas besar yang sejak tadi aku letakkan di lantai. Tak lupa aku juga membawa setangkai mawar putih pemberian Hendery yang sudah cukup layu.

Karena malam ini adalah pesta pernikahan Hendery dan Raja Adrian mengundang seluruh masyarakat untuk ikut memeriahkan acara pernikahan putranya, suasana di sekitarku terasa sangat sepi. Sejak tadi, aku hanya ditemani oleh lampu-lampu rumah tetangga yang menyala.

Bahkan saking sepinya, aku hanya mendengar suara langkah kakiku saat aku melangkah. Denyut jantung yang sudah normal pun kembali berpacu dengan cepat.

Di tengah perjalanan, lebih tepatnya ketika aku baru saja memasuki area danau, aku menghentikan langkah kala aku mendapati seseorang dengan menaiki kuda tengah berjalan ke arahku.

Sosok itu menggunakan jubah hitam dan menaiki kuda yang sama persis dengan kuda milik Hendery.

Mungkinkah itu Hendery? Dan ia tengah melarikan diri saat ini?

Yang benar saja, Grace. Jika Hendery akan melarikan diri, tentu ia akan melarikan diri ke kota lain, pergi sejauh mungkin ke tempat di mana tidak ada seorangpun yang mengenalinya.

Aku mundur satu langkah saat seseorang itu turun dari kudanya. Karena keadaan di sekelilingku gelap dan bulan juga tidak menampakkan cahayanya malam ini, aku tidak dapat melihat wajahnya dengan jelas.

Akan tetapi, entah apa yang seolah-olah merasuki pikiranku, aku mengambil langkah maju. Mendekati orang yang sejak tadi tidak beranjak sedikitpun. Dengan tangan yang terangkat, siap untuk menyingkap tudung jubah hitam itu.

Namun, belum sempat tanganku meraih tudung tersebut, aku merasakan sakit yang teramat sangat di bagian perutku. Rasanya begitu sakit, sangat jauh jika dibandingkan dengan rasa sakit yang aku alami saat kepalaku tidak sengaja membentur siku meja.

Sesaat kemudian, aku kehilangan keseimbangan. Aku berusaha untuk bangkit berdiri tetapi semuanya sia-sia. Tubuhku terasa sangat lemas sampai kedua kakiku tidak dapat menopang tubuhku. Tapi, aku masih dapat melihat dengan jelas sosok misterius itu menaiki kudanya dan pergi menjauh, meninggalkanku seorang diri di sini.

Tenagaku sepertinya sudah habis. Aku lantas membaringkan diri, menatap bulan yang bersinar terang pada malam ini, sebelum kedua mataku terpejam bersama dengan rasa sakit yang perlahan lenyap.

END







seharusnya cerita ini selesai dari tahun lalu tapi baru sekarang tamatnya 🥲 maaf banget ya aku pernah tinggalin cerita ini, endingnya juga ga jelas 😭 semoga kalian ga kecewa sama aku 😭🙏

oh iya, jangan diremove dulu dari library karena aku bakal kasih bonus chapter seperti biasa! semoga kalian masih kuat bacanya 🥲

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Somewhere in 1920Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang