Prologue

4.5K 489 34
                                    

"Thomas, terima kasih telah menemaniku ke kota hari ini."

Lelaki dengan rambut cokelat gelap yang berjalan di sebelahku itu tersenyum lebar.

"Tidak perlu berterima kasih, Kak. Aku senang bisa membantu Kakak."

Tangan kananku terangkat ke atas untuk mengelus rambut cokelat gelapnya dengan lembut. Tidak terasa, waktu berjalan dengan sangat cepat. Thomas kini telah beranjak remaja dan aku tidak dapat menahan rasa bahagiaku saat melihat perubahannya secara fisik maupun psikis.

"Oh iya, nanti sore aku akan pergi berburu. Apa Kakak mau ikut?"

"Berburu?" Aku menoleh ke arah Thomas dengan dahi mengkerut. "Apa kamu tidak takut bertemu dengan hewan buas?"

"Tidak." Thomas menggelengkan kepalanya. "Jika mereka berani mendekatiku, aku tidak segan untuk membunuh mereka."

Aku tertawa pelan menanggapi celotehan lelaki yang sudah aku anggap sebagai adik kandungku itu. Mendengar Thomas menceritakan keberaniannya selalu berhasil membuat kedua sudut bibirku tertarik ke atas. Tanpa sadar, aku kembali mengangkat tangan kananku untuk menepuk-nepuk kepala Thomas dengan pelan.

Namun, Thomas menghentikan langkahnya secara tiba-tiba, membuat aktifitasku ikut terhenti. Pandanganku seketika teralih pada seseorang yang tengah berjalan mendekat ke arah kami.

"Jangan mendekat!"

Thomas dengan sigap berdiri tepat di depanku, meletakkan keranjang bawaannya ke atas tanah, kemudian ia merentangkan kedua tangannya. Membiarkanku bersembunyi dibalik tubuh tingginya.

Sosok asing itu berhenti tepat di depan Thomas, membuat pemuda itu refleks merogoh saku celana bagian belakangnya. Siap mengeluarkan pisau lipat jika orang tidak dikenal itu hendak berbuat jahat terhadap kami.

"Siapa kamu?!"

Aku mengintip ke arah orang tersebut dengan perasaan takut. Pasalnya, beberapa minggu yang lalu, beredar kabar mengenai sekelompok perampok sadis dengan jubah hitam yang sempat membuat penduduk merasa takut. Dan, bisa saja orang yang berdiri di hadapan aku dan Thomas adalah salah satu dari mereka.

Secara refleks, aku meremas kemeja Thomas dan menarik nafas dan menghembuskannya secara perlahan, berusaha untuk menenangkan jantungku yang mulai berdetak tidak karuan.

"Jangan takut," ujar orang asing dengan jubah hitam yang menutupi seluruh tubuhnya itu. "Aku bukan orang jahat dan aku tidak akan menyakiti kalian."

"Bukan orang jahat?" Thomas terlihat tidak yakin dengan ucapan lawan bicaranya. "Lalu? Apa kamu mengincar sesuatu dari kami?"

Lelaki itu tidak menjawab. Ia malah membuka tudung jubah yang menutupi kepalanya. Kedua mataku membelalak kaget saat aku merasa tidak asing dengan orang itu.

Aku memberanikan diri untuk keluar dari tempat persembunyianku. Dengan jantung yang masih berdebar dan kedua tangan yang bergetar, aku mendekati pemuda berambut hitam kecokelatan itu, sekadar meyakinkan diriku kalau penglihatanku tidak salah.

"Pangeran Hendery?!"



Starring:

Hendery Wong asHendery Frederick Ernest Winston

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hendery Wong as
Hendery Frederick Ernest Winston

© 2020.

Somewhere in 1920Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang