Chapter 1

26 2 1
                                    

Matahari kembali terbangun dari tidurnya. Sinar mentari kembali menyinari disudut tepi kamar Aileen.

Aileen Nathania Zeline, usianya belum genap tujuh belas tahun. Kata orang hidupnya pasti dipenuhi kesenangan, yaa itu semua kata orang, berbeda dengan kenyataan.

Aileen terdiam, menatap pantulan dirinya pada cermin, dengan rambut yang diikat kuda.

Kaki nya menuruni anak tangga satu persatu, melihat keluarganya yang telah duduk santai di meja makan.

Tak ada percakapan di antara mereka, hening, dengan pikirannya masing masing. Memang kenyataannya  sedang sarapan, tetapi otak mereka bekerja memikirkan apa yang akan mereka lakukan hari ini.

Aileen bergegas pergi ke sekolah, ia tak ada niatan untuk menyapa mereka. Bahkan Ia tak mau mengotori mulutnya untuk berdebat di pagi yang cerah ini.

-

Aileen Nathania Zeline, langkahnya terhenti tepat didepan gerbang SMA Garuda. Ia dengan pakaian putih abu - abu nya mencoba memulai hari yang baru di sekolah barunya itu. Kaki nya melangkah dengan mata yang tak berhenti memandangi suasana sekitar satu persatu.

Bruukk!!!

"Aduuhh," Keluh Aileen sambil memandangi tangannya yang tergores akibat menabrak seseorang yang berdiri kaku di depannya.

Seseorang itu berlari dengan tumpukan kardus, yang membuat dirinya menabrak Aileen.

Aileen membeku di tempat, karena paras tampan dari cowo itu. Bahkan ia menghapus niatan untuk mengomeli cowo didepannya.

"Sorry, Lo gak papa?" Tanya cowo itu sambil mengulurkan tangan membantu Aileen berdiri.

"Eng... enggak gak papa ko Ka" Balas Aileen, padahal tangannya tergores karena tersungkur di tanah yang mulus itu.

"Okeyy, gue duluan yaa." Cowo itu pun langsung pergi tanpa menunggu jawaban dari Aileen. Tak usah ditanya, Aileen masih mematung di tempat karena pesona cowo itu.

"Anjrittt, ganteng banget, mimpi apa gue semalem, pagi-pagi udah ketemu cowo ganteng aja," Ucap Aileen, dengan mata yang tak henti memandang cowo itu yang telah berjalan pergi menjauh darinya.

"Woilah tanggung jawab lo, jantung gue masih ngedisko nih gara-gara lo," Keluh Aileen yang masih memikirkan kaka kelas yang menabraknya. Padahal ia pun tak tau dia kaka kelas atau bukan, tetapi cowo itu memakai kartu nama yang bertuliskan "Panitia".

Aileen menyusuri sekolahnya, matanya sibuk mencari ruang kelas. Tak butuh waktu lama Aileen menemukan teman barunya.

Kriinggg!!!

Bel berbunyi membuat para siswa dan siswi berhamburan menuju lapangan. Bell ini dikhususkan untuk siswa dan siswi kelas X untuk mengikuti acara pembukaan MPLS. Sedangkan kelas XI dan XII masih diliburkan.

"CEPET BARISNYA, JANGAN PENGEN DISURUH SURUH AJA, KALIAN TUH UDAH GEDE YAA JADI GAK USAH MANJA!!!" Teriak salah satu cewe sekaligus pengurus OSIS dari sudut lapangan.

Demi apapun Aileen sangat kesal mendengar teriakan kaka kelasnya itu, dari mulai bell hingga sekarang, kaka kelasnya itu tak henti-henti mengomeli murid - murid kelas X yang sedang berbaris.

"Anjrittt, tuh mulut cewe kaga cape-cape apa ngomel mulu dari tadi, udah tuh suaranya cempreng lagi, kaga ada bagus bagusnya," Omel Aileen yang sudah muak mendengar ocehan kaka kelasnya itu.

"Suara lo kekencengan bego, nanti ketauan kakel mampus lo," Ujar Rara, yang berdiri tepat disamping Aileen.

Rara Audia Zanetta, satu satunya sahabat Aileen yang masih bertahan sampai saat ini. Sikap nya yang sama seperti Aileen, membuat persahabatan mereka bertahan hingga saat ini. Dan yang terpenting, hanya Rara yang mengetahui tentang kehidupan Aileen yang sebenarnya.

AileenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang