"Ade-ade kita main yang lain aja yaa, kaka ganteng ini lagi sibuk soalnya." Jawab Aileen, bodohnya ia malah mengucap kata ganteng itu didepan Ken.
"Ayo," Kata itu berhasil membuat senyuman terukir di wajah Aileen.
Ken setuju untuk bermain dengan Aileen dan anak-anak lainnya. Mereka mulai bermain, dan senyuman Aileen tak pernah hilang selama bermain dengan Ken dan anak-anak lainnya.
"Makasih ya ka," Ucap Aileen dengan suara pelan, yah ia berharap suaranya itu tak terdengar oleh Ken.
"Gue denger," Ucap Ken dengan santai.
Aileen seketika kagum dengan sosok Ken, yang tiba-tiba berubah didepan anak-anak kecil itu. Tak ada lagi sebutan Ken yang jutek dan cuek, ia selalu mengajak anak-anaknya itu bermain dan bercerita bersama. Tetapi Ken akan berubah seperti biasa pada saat didepan Aileen.
Mereka bermain ular naga panjang, satu persatu anak-anak itu memilih tim Ken atau tim Aileen. Pesona Ken lagi-lagi membuat anak-anak itu lebih memilih Ken dari pada Aileen. Tiba lah pada anak terakhir, yang menjadi harapan terakhir bagi Aileen.
Anak itu memutari sambil menyanyikan lagu ular naga panjang. Hingga lagu itu selesai, ia malah berlari dan membuat Aileen dan Ken secara tidak sengaja berpelukan. Tak usah ditanya bagaimana keadaan jantungnya Aileen, tangannya bersentuhan dengan Ken saja sudah membuat jantung Aileen mendisko dari tadi.
"Ciee.. Cieee, kaka ganteng sama kaka cantik pelukan," Ucap anak-anak itu dengan sangat riuh. Tetapi suara itu tak membuat Aileen sadar dari lamunannya, ia masih mematung dipelukan Ken yang membuat banyak pasang mata menatap mereka.
"Mau sampe kapan meluk gue?" Ken yang membisikkan kalimat itu tepat di telinga Aileen.
Aileen langsung melepaskan pelukan itu, pipinya langsung berubah seperti kepiting rebus. Begonya ia malah semakin salting ketika Ken menatap bola mata Aileen.
"Ade-ade kita main kesana aja yaa," Ucap Aileen yang mendapat anggukan dari anak-anak itu. Sejujurnya jika ia tak pergi, maka Aileen akan seperti orang bego karena kejadian tadi, dan entah kenapa ada rasa yang berbeda ketika ia bersama ketus OSIS nya itu.
Ken melanjutkan kegiatan bakti sosial, sedangkan Aileen masih bermain dengan anak-anak kecil itu. Mereka bermain lari-larian kesana kemari, hingga akhirnya anak kecil itu bersembunyi dibalik tubuh Juna.
"Jangan ganggu ka Juna yaa, ayo sini enggak bakalan ka Aileen tangkep ko," Bujuk Aileen pada anak kecil yang bersembunyi dibalik tubuh Juna.
Anak kecil itu terus bersembunyi dibalik tubuh Juna. Aileen berusaha menangkap anak itu, tetapi bodohnya ia malah menginjak batu yang ada didepannya.
"Aduhh," Keluh Aileen."Lo gk papa?" Tanya Juna, sambil membantu Aileen dan melihat apakah Aileen terluka atau tidak.
"Gak papa," Jawab Aileen dan langsung tersenyum menatap Juna.
"Huftttt" Tiup Juna tepat didengkul Aileen.
"Gak ada luka dan gak nangis, anak pinter," Ucap Juna sambil mengelus kepala Aileen.
"Hehehe ka Juna, aku bukan anak kecil lagi kaa," Jantung Aileen kembali berdisko dengan sangat cepat. Baru tiga hari ia sekolah di SMA Garuda, membuat jantungnya tak aman karena ulah dua kaka kelasnya itu.
"Gue pamit dulu ya, mau ngumpulin anak-anak," Aileen mengangguk patuh.
Siswa dan siswi kelas sepuluh berkumpul untuk mendengarkan apa yang akan mereka lakukan di kegiatan selanjutnya. Waktu telah menunjukkan pukul 4 sore, mereka mulai siap-siap untuk kembali ke villa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aileen
Teen FictionMungkin memang harus bersembunyi dari berbagai permasalahan dan memilih menghilang dari kenyataan. "Aileen juga nurutin kemauan Papah untuk panggil Papah 'om' didepan banyak orang." Aileen Nathania Zeline, hidupnya selalu ditutupi topeng kehidupan...