💛

932 108 33
                                    

"kak, kayaknya mending kaka istirahat deh. Mukanya pucet gitu," pinta Mashiho saat melihat Hyunsuk yang tidak seperti biasanya.

Pagi ini, setelah Asahi membangunkannya. Ia dengan telaten menyiapkan sarapan untuk Hyunsuk. Hyunsuk jadi agak sedikit bingung ketika dirinya merasa tidak enak badan.

Semua tim sedang diposisi masing-masing untuk pemotretan sampul comeback selanjutnya. Sedari tadi Mashiho mengawasi pergerakan hyungnya. Mashiho sedang berada jauh, ia takut Hyunsuk tidak tahan dan akhirnya pingsan di tempat.

Mashiho dengan mata awasnya tetap memperhatikan Hyunsuk yang sudah mulai memegang perut dan kepalanya.

Hyunsuk sudah bilang, mungkin dirinya kecapekan. Ia berkata seperti itu agar Mashiho tidak terlalu khawatir.

"Aku gapapa, jangan gitu ah tatapannya nanti pada curiga"

"Lo sakit tau kak"

"Aku gapapa kok. Ini dikit lagi kita selesai kan?"

"Iya, lo mau gua panggilin Asahi gak?"

"Hah? Buat apa?"

"Loh!! Kok buat apa?

"Iya, lo manggil dia buat apa"

"Buat jagain lu lah kak"

"Ga perlu, lagian dia lagi asik sama gengan-nya"

"Tapi, Kak"

"Mashi~"

"Hahh.. oke-oke gua ga manggil Asahi"






















Setelah selesai, Mashiho dan Hyunsuk izin untuk pergi duluan. Tidak ada yang aneh dengan itu. Hyunsuk dan Mashiho memang terkenal sangat dekat.



















Mereka pergi untuk melakukan pemeriksaan. Dan hasilnya....



















"Baru satu minggu"

"Maksudnya?"

"Anak yang dikandungan kamu baru satu minggu. Masih rentan, tolong berhati-hati ya"

"Tunggu, ini gimana??" Mashiho masih syok mendengar apa yang dikatakan dokter.

Hyunsuk cuman bisa tersenyum pasrah. Ia tidak menyangka kalau akan mengandung anak dari Asahi (?)

"Mashi, ayuk pulang. Terimakasih dok," Hyunsuk menarik Mashiho untuk segera pulang dan meninggalkan ruangan dokternya.

"Iya sama-sama, vitamin yang saya berikan jangan lupa untuk dikonsumsi," katanya memperingatkan



Hyunsuk hanya mengangguk, mengiyakan perkataan dokter.

Tiba-tiba Mashiho meloncat kegirangan membuat Hyunsuk bingung.

"Kamu kenapa?"

"Gue bakal punya ponakannnnn KAKK... Aaa seneng BANGETTTT"

"Udah gila," ucapnya sambil berjalan mendahului Mashiho



















💛

"Lo kenapa ka?" Tanya Doyoung. Ia heran karena sedari tadi Mashiho tersenyum senang. Padahal gaada apa-apa di depannya.

"Ah? Engga," ucapnya masih dengan senyuman yang memperlihatkan gigi kelincinya.

"Kalo kata gua lu aneh"

"Kalo lu tau juga lu bakal seneng"

"Apa apa.. coba kasih tau"

"Engga ah, ini rahasia"

"Yeeee.. pelit"

"Biarinnn.. wlee"

"Dihhh rese," Doyoung berlalu pergi meninggalkan Mashiho.

















"KAK," teriak Yedam

"Aduh, budeg deh kuping gue dam"

"Jeongwoo mana?"

"Kenapa?"

"Mau minta anter"

"Di kamar kayaknya"

"Oke deh," Yedam berjalan menuju kamar Jeongwoo dengan berteriak memanggil namanya.


"Berisik banget si kak"

"Jeongwoo, temeninn aku yuk"

"Mau kemana?"

"Di sopa ada acara alumni gitu, disuruh bawa gandengan. Karena kita idol kan gaenak kalo aku bawa gandengan dari grup lain. Jadi aku pilih kamu buat nemenin aku~ .. mau kan??"

"Kenapa gue?"

"Kata wawan ajak kamu aja. Wawan gamau katanya capek"

"Ohh, jadi gue pilihan terakhir?"

"Gamau ya?" Yedam menunduk takut

"Yauda gapapa kalo gamau, aku pergi sendiri aja. Maaf yaa ganggu kamu," Yedam masih diposisi nunduk. Matanya mulai berkaca-kaca.

"Kak"

"Hiks.. hiks..."

"Lah kok nangis"

"Aku jahat yaa"

"Ehh.. engga, gak gitu maksud akuu. Please jangan nangis kak .. salah gue. Sori ya?"

"Aku gabisa pergi, kaki ku lemes Jeongwoo. Lihat deh. Padahal aku mau pergi," katanya menggemaskan.

"Hey, lihat aku," Jeongwoo mengusap wajah Yedam



'anj, manis banget. Ga kuat inih. Gimana cara nenanginnya kalo hati gue aja gabisa tenang'



"Jeongwoo jangan marah"

"Mana bisa gue marah"

"Hah??"

"Aku mana bisa marah sama kamu kak, maaf ya gak gitu maksud aku. Besok-besok bisa gak aku jadi pilihan pertama dan terakhir kamu"

Yedam memerah, ia mengerti maksud dari ucapan Jeongwoo.

Yedam hanya mengangguk, Jeongwoo lalu membawanya ke dalam pelukannya. Ia mengusap rambut belakang Yedam dan Yedam membalas pelukan Jeongwoo kemudian melusupkan wajahnya ke dalam pelukan Jeongwoo.

"Ada ape ini peluk-pelukan?" Ganggu Jihoon membuat Jeongwoo ingin menarik hyungnya ke rawa-rawa

Yedam semakin mengeratkan pelukannya karena malu habis nangis.

Jihoon mencoba untuk melihat siapa yang dipeluk Jeongwoo.

"Hyung, udah ah jangan deket-deket"

"Gue pingin lihat lu peluk siapa?"

"Nanti juga tau, anaknya malu nih"

"Siapa si ini? Dari posturnya gak mungkin Yedam kan"

Yedam menyembulkan kepalanya sedikit

"Ini emang Yedam kok"

"Lahh, lu ngapain heh? Diapain sama uwoo sampe ngumpet gitu"

"Jeongwoo, anterin aku ke dorm"

Jeongwoo mengangguk dan mengantarkan Yedam ke dorm nya. Meninggalkan Jihoon sendirian.

'gua dikacangin ini ceritanya?' - Jihoon





















Sori Jihoon 🙏😆






























😏👍🏼

HARTA | SAHISUKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang