Setulus Cinta Liana ||1||

269 23 23
                                    

Assalamualaikum 👋
Oke, teman-teman langsung aja baca cerita ini insya allah bisa menghibur.
Ini tu cerita masih on going, jadii tunggu aja kelanjutannya.
Jangan lupa untuk VOTE dan KOMEN yaa biar aku makin semangat nulisnya hhe...
Salam Cinta Dari Akuu😙😊
Wassalamualaikumm 👋
_______________________

HAPPY READING🍀

Liana Salma al Farisi adalah putri dari umi Yuni assyifa dan abi Akhmad Khoir al Farisi. Ia berumur 20 tahun, kerap dipanggil Liana. Ia adalah gadis yang ceria, ramah, serta memiliki kulit yang putih bening, ditambah pipi cubi dan lesung pipi yang terlihat ketika ia tersenyum menjadi pelengkap kata 'cantik' baginya. Bukan hanya itu, Liana juga seorang hafidzah dan memiliki suara merdu saat bersholawat maupun melantunkan ayat-ayat suci Al Qur'an.

Malam ini adalah malam minggu. Malam ini adalah malam yang Liana tunggu-tunggu. Karena seseorang yang Liana harapkan telah berjanji akan datang ke rumahnya, berniat ingin bertemu dengan kedua orang tuanya.

Saat ini, Liana masih berada dikamarnya. Ia sedang mempersiapkan diri sebelum calonnya datang. Liana hanya menatap dirinya pada pantulan cermin di hadapannya.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu, membuat Liana tertegun dan segera bangkit dari duduknya untuk membuka pintu.

"Eh umi" sapa Liana

"Keluar yok, Kang masmu sudah datang," Umi Yuni berbalik badan dan berjalan menuju ruang tamu. Liana hanya bisa mengikuti uminya tepat di belakangnya.

Sampai diruangan tamu, Liana duduk di samping abinya. Ya, Liana duduk di antara umi dan abinya. Liana hanya menunduk dan malu untuk menatap lelaki yang ia tunggu-tunggu.

"Sebelumnya, saya minta maaf kepada panjenengan Pak, Bu, terutama sampean Dek," Lelaki itu Mengawalinya dengan sebuah permintaan maaf yang terdengar parau.

Muhammad Khoirul Anam, lelaki yang saat ini sedang duduk di hadapan Liana, dialah yang berjanji akan melamar Liana secepatnya. Ia adaalah sosok laki-laki yang sempurna. Diusia 26 tahun, dia sudah menyelesaikan studynya di Yaman. Dan saat ini, ia sudah menjadi pengusaha sukses dan menjadi ustadz di pondok pesantren Malik Al Jannah. Pondok pesantren itulah saksi cinta pertama mereka. Berawal dari unsur ketidaksengajaan menjadi sebuah kenyataan mereka berdua untuk saling mendoakan agar dipersatukan.

Sontak, Liana dan kedua orang tuanya dibuat binggung. Bukannya melamar itu bukan sebuah kesalahan? lalu kenapa Anam minta maaf?

"Maaf untuk apa nak Anam?" Tanya abi Khoir lembut dan menatap lawan bicaranya. Sedangkan Liana hanya menunduk dan khusyu' mendengarkan.

"Saya, tidak jadi melamar putri panjenengan Pak, Bu," Jawabnya dengan suara yang sangat lirih.

Degg

Liana dibuat terkejut dengan pernyataan itu. Liana langsung menatap sendu wajah lelaki tersebut. Yang dipandang hanya menunduk dan menyembunyikan kesedihannya. Umi Yuni yang melihat itu, segera memeluk putrinya dan mengelus-elut rambutnya yang dibalut dengan jilbab. Bagaimana tidak sedih? bagaimana tidak sakit? Mereka sudah saling mencitai sejak pertemuan pertama dan saling mendoakan agar dipersatukan dalam hubungan halal. Takdir Allah memang tidak ada yang tahu.

"Kenapa nak Anam?" tanya abi Khoir kepada Anam.

Anam menghela napasnya dengan kasar dan masih menundukan kepalanya. "Karena, saya sudah dijodohkan dengan pilihan orang tua saya pak," jawabnya lirih dan kelopak matanya sudah siap meneteskan bulir-bulir air matanya.

Liana mendengar kenyataan itu, langsung mengeratkan pelukannya dan enggan menatap Anam. 'sakit banget ya Allah' batin Liana bersamaan dengan air mata yang luruh begitu saja. Dengan cepat Liana melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya dengan ujung jilbabnya. Karena Liana merasa hatinya sudah hancur lebur, ia tak kuasa menahan isak tangisnya. Dengan cepat Liana berlari dan meninggalkan Anam bersama kedua orang tuanya.

Anam dan kedua orang tua Liana menatap kepergian Liana dengan tatapan nanar. Anam sangat frustasi karena, kisah cinta pertamanya berakhir dengan sangat tragis. Sedangkan kedua orang tua Liana kecewa dengan Anam karena ia sudah memberi harapan besar kepada putrinya dan menghempaskan begitu saja. Umi Yuni segera berdiri dan melangkah meninggalkan Anam dan abi Khoir berdua.

Liana dengan cepat mengunci pintu kamarnya dan langsung menangis sejadi-jadinya. Tiba-tiba hujan mengguyur deras kota yang ia tempati. Sepertinya langit juga sedih melihatnya kecewa. Liana mendekat ke arah jendela dan melihat keadaan luar yang sungguh gelap gulita, sesekali terang benderang karena kilatan petir dan suara bergemuruh dari guntur. Tangannya meraih handphone yang ia letakan dinakas. Dengan segera Liana membuka aplikasi WhatsAPP dan langsung menghapus pesan-pesannya dengan Anam. Sangat miris bukan? mau sekuat apapun mereka berjuang, mau sekuat apapun mereka bertahan, jika Allah tak menakdirkan, mereka bisa apa?

•••

Abi Khoir berdehem untuk memecahkan kesunyian dan bertanya, "Urusanmu sudah selesaikan, Nak?" Anam hanya mengangguk sebagai jawaban iya. "Mungkin ini takdir yang terbaik buat kalian berdua nak. Berbahagialah bersama pasangan halalmu kelak. Insya Allah Liana akan menerima dengan ikhlas atas semua ini" lanjutnya dan Anam hanya mengangguk.

"Sekali lagi, saya minta maaf telah membuat panjenengan kecewa. Terutama putri njenengan, Pak" ucap Anam lirih. Abi Khoir hanya mengangguk. "Kulo pamit, Pak" lagi-lagi Abi Khoir hanya mengangguk. Anam mengulurkan tangannya kepada abi Khoir. "Wassalamualaikum, Pak" pamitnya. Abi Khoir langsung menyambut tangan Anam dan segera Anam mencium tak'dzim punggung tangan Abi Khoir. "Waalaikumsallam warohmatullahi wabarakatuh." Jawab Abi Khoir.

Anam berjalan menuju pintu ditemani oleh Abi Khoir. Setelah sampai dibalik pintu, Abi Khoir membuka pintu rumahnya dan Anam keluar menerabas hujan dan masuk kemobilnya. Anam menjalankan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata. Sesekali Anam memukul-mukul stir mobilnya dan berteriak karena frustasi.

Mau gimana lagi coba? mau gak mau harus menerima takdir dengan lapang dada bukan? Namanya juga cobaan, yaa gitu, ngebuat mental down. Ikhlas itu boong, yang ada hanya keterpaksaan yang berubah menjadi keterbiasaan.

•••

Jangan lupa tinggalin jejak yaaaa😙👋
Matur nuwunn man teman🙏
See you next partt sayaanggg🙌

Setulus Cinta LianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang