1. AWAL PERTEMUAN

113 15 28
                                    

1. Awal Pertemuan

Di sebuah lapangan salah satu sekolahan ternama di Jakarta. Pagi ini semua murid SMA GARUDA berkumpul mempersiapkan diri untuk mengikuti kegiatan upacara. Murid dari kalangan atas sampai dengan murid yang mendapatkan beasiswa bercampur jadi satu.

"Dorr" Bulan datang tiba-tiba dari arah belakang, sengaja bermaksud membuat kaget sahabatnya yang tengah fokus membaca novel, sekaligus juga berniat untuk mengajaknya bergegas baris di lapangan. Dia adalah Jingga Kirana Putri. Gadis pemilik senyum termanis, dan sangat menyukai dunia kepenulisan.

"Astaghfirullah, ih lo Lan. Bikin gue kaget tau!! Lagi fokus baca buku jadi hilang konsentrasi gue kan?!!" ucap Jingga tak terima pada Bulan, karena menggaggunya.

Ya, nama salah satu sahabatnya ini adalah Rembulan Anggun Riyani. Jingga biasa memanggilnya dengan nama Bulan.

"Lagian lo terlalu fokus sama buku sih!! Sesekali coba deh nikmatin waktu luang lo buat lihat-lihat apa yang ada disekeliling lo. Lo itu sekolah disalah satu sekolahan ternama di Jakarta. Dimana disini lo bisa nemuin murid-murid keren dan juga tajir melintir" ucapnya sibuk menjelaskan.

"Tidak tertarik" balasnya singkat, dan malah memilih meneruskan kekhusyukanya pada novel.

"lo itu harus banyak-banyak beradaptasi Jinggaaa" decak sebal Bulan saat ucapannya tak didengar.

"Ish, gue dikacangin" desis Bulan, akhirnya memilih untuk duduk juga disebelah Jingga.

"Woi, cepetan baris. Malah sibuk sendiri kalian berdua!! Udah mau mulai upacaranya nih" teriak Sisi yang sudah lebih dulu berbaris di lapangan. Dia meminta agar kedua temannya itu segera bergegas juga mengambil barisan.

Mendengar teriakan Sisi, membuat Jingga dan Bulan langsung menoleh cepat dan bergegas menuju barisan.

Namun disaat Jingga hendak memasukkan bukunya ke dalam tas. Tiba-tiba saja dia ditabrak oleh salah satu murid cowok di SMA GARUDA yang juga sedang buru-buru.

"Aduuh" rintihnya kesakitan saat pundaknya ditabrak cukup keras. Jingga sempat menatap sebentar cowok yang menabraknya ini. Mereka berdua sempat saling tatap, lalu kembali berlari mengambil barisan sebelum terlambat.

"Lo nggak kenapa-napa kan Nggaa?" tanya Sisi yang melihat insiden itu.

"Sakit sih dikit, nggak kenapa-napa" jawabnya singkat. Padahal rasa nyerinya masih membekas.

"Jingga kenapa, Si?" tanya Bulan penasaran. Meski tadi berdua dengan Jingga, namun Bulan lebih dulu berada di depan Jingga. Sehingga saat kejadian tabrakan itu. Otomatis Bulan tidak melihatnya.

"Itu, tadi dia tabrakan sama salah satu cowok terpopuler di sekolah kita" jawaban Sisi, membuat Bulan langsung paham siapa cowok yang dimaksud itu.

"Kak Fajar kan pasti?" kata Bulan.

"Yuhuuu anda benaaar" sahutnya dengan nada seperti memberikan kuis yang dijawab dengan tepat.

"Kok lo berdua bisa tahu cowok itu?" tanya Jingga heran.

"Ya iyalah. Siapa yang nggak tahu dia di sekolah ini. Mungkin, cuma lo doang yang nggak tahu siapa dia" sahut Mutia yang tiba-tiba datang menyambar.

"Emang Lo lihat juga Mut?" tanya Sisi.

"Sempet lihat meski dari jarak yang nggak terlalu dekat. Tapi gue lihat itu kak Fajar. Orang ganteng mah, dari jarak jauh pun tetep kelihatan paling bening" katanya cengegesan.

"Udah-udah diem!! Upacara mau mulai" tegas Jingga pada ketiga temannya itu.



****

FAJAR & JINGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang