4. Buku Catatan Jingga

36 10 16
                                    

4. Buku Catatan Jingga

Ruang kamar dengan ukuran yang terbilang cukup luas, terdapat banyak fasilitas yang ada didalam ruangan tersebut. Mulai dari meja belajar, kamar mandi, sofa panjang untuk bersantai, TV LED ukuran 42 Inch. Kamar bernuansa hitam putih itu lengkap dengan ruang wardobe pribadi. Siapa lagi pemilik kamar mewah ini kalau bukan Fajar Gumilar Praditya. Anak sulung dari keluarga kaya raya, yang hidupnya tak pernah kekurangan. Fajar memiliki satu orang adik laki-laki. Namun tidak tinggal bersama dirinya. Fajar memang korban broken home sejak dia masih duduk dibangku SMP.

Meski kedua orang tuanya masih memberinya perhatian. Namun tetap saja hidupnya ada yang kurang. Malam ini dari atas balkon tempat tidurnya. Ia menatap bintang-bintang dilangit dengan wajahnya yang lesu. Dia memang merindukan suasana dulu saat masih bersama keluarganya yang lengkap. Tak lama saat Fajar masih berdiri termenung, tiba-tiba pikiranya beralih pada sosok cewek yang tadi siang bersaing denganya. Jingga. Tak butuh waktu lama, dia pun langsung teringat buku yang dia temukan saat terjatuh dari dalam tas Jingga.

Akhirnya Fajar memutuskan untuk duduk ditepi kasur mewah empuknya itu. Mengumpulkan niat untuk membuka apa isi dari buku itu. Rasa penasaranya memang lebih mendominasi.

"Gue buka deh, daripada mati penasaran" ucapnya.

Halaman 1
Aku pikir, kita akan selamanya bersama. Namun ternyata, Tuhan punya cara lain untuk membuatku bahagia. -Jingga Kirana Putri

Halaman 2
Mencintaimu itu menyenangkan, sekaligus juga menyakitkan. Bagaimana bisa, kita yang saling mencintai. Tapi aku yang berjuang sendiri -Jingga Kirana Putri

Halaman 3
Duniaku pernah benar-benar berwarna, saat kita masih bersama. Sampai dimana, kamu mematahkan ekpektasiku sepatah-patahnya. -Jingga Kirana Putri

Sampai dihalaman 3 Fajar berhenti membacanya. Dia benar-benar terkejut sekaligus penasaran saat membaca buku itu. Bagaimana bisa, cewek yang dia kenal judes, kasar dan cuek bisa menulis tulisan seperti itu?!

"Cewek itu bisa nulis tulisan kayak gini? apa catatan dibuku ini merupakan pengalaman pribadinya yang pernah dia alami?"
Fajar masih sibuk dengan pikiran nya.

"Sebaiknya gue simpen dulu aja buku ini. Gue mau baca sampai selesai" kata Fajar sambil menutup buku tersebut dan menyimpannya dibarisan buku-buku yang lain.




*****
Pagi ini semua anggota osis SMA GARUDA berkumpul dalam satu ruangan khusus yang sudah disediakan untuk OSIS. Satu jam sebelum jam pelajaran dimulai mereka terlebih dahulu menggunakan waktunya untuk rapat pembahasan calon anggota osis yang baru.

Guru pembimbing osis sudah terlihat lebih dulu hadir di ruangan tersebut. Bu Lia namanya. Beliau akan mengabsen satu persatu kehadiran mereka "Fajar Gumilar Praditya. Selaku ketua osis SMA GARUDA"

"Hadir bu" Fajar mengangkat tangan kanannya sebagai tanda bahwa dia sudah hadir.

"Nabila Santika. Selaku wakil ketua osis"

"Hadir Bu"

"Risma Tiara" selaku sekretaris osis.

"Hadir bu"

"Intan Nur Aini. Selaku bendahara"

"Hadir bu"

Semua perangkat penting keanggotaan osis sudah berkumpul. Lengkap dengan para seksi-seksinya. Calon anggota baru pun juga sudah berada diruang tersebut menjadi satu.



****
Di kelas XI IPA 1, murid-murid masih dengan kesibukan masing-masing. Sebelum jam pelajaran dimulai.
Ada yang mengerjakan PR dadakan di kelas. Ada yang sedang menghapus tulisan di papan tulis. Ada juga yang sedang sibuk bermain hp. Di bangku paling depan Mutia dan Bulan sibuk menatap ponselnya untuk menonton Drakor terbaru yang masih tayang. Kedua spesies ini memang menyukai drama Korea.

"Nggaa, lo mau kemana?" tanya Sisi yang melihat Jingga hendak keluar kelas.

"Gue mau ke perpus, pinjem buku"

"Gue ikut" Sisi langsung berdiri dan mengahampiri Jingga. Dia sengaja ikut karena tidak mau melewatkan kesempatanya untuk mendaftarkan Jingga sebagai anggota OSIS. Karena Sisi mau, temannya ini tidak kuper-kuper amat. HAHAHAA.

"Jingga, Sisi. Mau kemana kalian??!" teriak Bulan saat melihat kedua temannya itu sudah berjalan keluar kelas.

"Perpus" jawab Sisi singkat. Tangan kanannya memberi kode ke Bulan, bahwa dia sudah memiliki rencana untuk Jingga.

"Ohhh sip-sip" Bulan mengacungkan jempol, dan mengedipkan matanya sebagai tanda bahwa dia mengerti, apa yang akan Sisi lakukan.

Jingga dan Sisi berjalan disepanjang koridor menuju ruang perpus. Mereka lebih dulu melewati ruang keanggotaan osis. Ini adalah kesempatan Sisi untuk mendaftarkan Jingga!

Saat Bu lia hendak memulai rapat teraebut. Tiba-tiba pintu ruangan terbuka. Sisi menggandeng erat tangan Jingga. memaksa dan menariknya untuk masuk. Semua murid yang ada disitupun kaget. Termasuk Fajar dan juga Risma yang melihat Jingga dan Sisi tiba-tiba masuk.

"Bu, temen saya mau daftar jadi anggota osis. Tapi kita udah kelas XI, apa masih bisa?" kata Sisi membuat Jingga membulatkan matanya.

"Sumpah. Lo apa-apaan sih Si? gue udah nggak tertarik. Gue kan udah bilang sama lo" bisik Jingga pada Sisi. Tanganya memaksa Sisi keluar dari ruangan tersebut.

"Eh engga Bu, maaf. Temen saya emang suka bercanda. Kami permisi dulu Bu" wajah Jingga benar-benar tidak bisa didefinisikan. Perasaan seperti apa yang saat ini di rasakannya. Akibat kejailan temannya itu. Namun, sebelum Jingga berhasil keluar dari ruangan tersebut. Bu lia menahannya lebih dulu.

"Tunggu Jingga. Kamu duduk dulu sebentar" mendengar perintah Bu Lia, membuat Jingga benar-benar mati kutu. Tak bisa menolak.

"Kalau kamu pingin jadi anggota OSIS. masih boleh kok Jingga" Sisi yang mendengar ucapan Bu Lia, membuat dia begitu senang. Rencananya kali ini berhasil.

"Buk, saya pamit duluan ya?" kata Sisi meminta pamit dari ruangan tersebut. Matanya tertuju pada Jingga, sambil memberikan semangat lewat tangannya. Sisi bukannya merasa bersalah tapi malah senang diatas penderitaan orang lain.

"Jingga, gue juga pamit ke kelas dulu ya. Baek-baek ya disini. Banyak-banyakin ngobrol" kata Sisi berbisik pada Jingga.

Jingga hanya berdesis kesal "resek lo" hanya dua kata itu saja yang keluar dari mulut Jingga sebagai ungkapan rasa kesalnya pada Sisi. Namun, Sisi hanya tertawa dan pergi meninggalkan Jingga. Saat ini Jingga hanya bisa berpasrah diri dan bergumam dalam hati. "Niat awalnya mau ke perpus, malah masuknya ke sini. Semua gara-gara Sisi"













BERSAMBUNG

*****

YEAAAY PART LANJUTAN UDAH UPDATE LAGI. GIMANA GENGS, SAMA PART KALI INI? GEMES NGGAK SAMA ULAH SISI?

KALIAN PENASARAN NGGAK, SAMA KELANJUTAN HABIS PART INI.
APAKAH JINGGA AKAN BERHASIL MASUK KE DALAM ANGGOTA OSIS?
ATAU DIA MENGUNDURKAN DIRI? PATUT DI TUNGGU!!

GENGS. THANKS YA UDAH BACA CERITA PERDANA KU DI WATTPAD DENGAN GENRE TEN-FICTION. SEMOGA SUKA YA :)
JANGAN LUPA VOMENT NYA GENGS :)

LOVE U ALL <3

FAJAR & JINGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang