Di Balik Kata Jalang

36K 393 2
                                    

"Kenapa kamu nggak mau nerima tawaranku, Yu?"

Sebuah pertanyaan di barengi rangkulan dari William membuat Ayudia yang sedang mengeringkan tubuhnya terhenti. Pelukan William yang mendekap Ayudia dari belakang terasa hangat, apalagi sentuhan dari bibirnya pada tengkuk Ayudia yang terbuka dan tidak tertutup bathrobe, terasa begitu memuja dan menyanjungnya.

Ayudia berbalik, tubuhnya serasa rontok setelah melayani William, bukan hanya memuaskan William di meja kerjanya, posisi favorit William saat bercinta, tapi William juga menambahkan uang dengan nilai fantastis agar bisa menikmati tubuh Ayudia di atas ranjang tersembunyi di dalam kantornya.

Dan inilah hasil dari kebuasan William, pelampiasan segala penat laki-laki berdarah campuran tersebut, bukan hanya ranjang yang berantakan dan kondom berisi cairan spe***, tapi juga tubuh Ayudia yang membiru di beberapa bagian.

Tanda kepemilikan William terhadap wanita yang menjadi kupu-kupu idaman bagi setiap pria mapan yang mengenalnya.

Sekarang saat merasakan harum tubuh Ayudia usai mandi, bukan tidak mungkin jika libido William naik lagi, sedikit masalah menjadi Bidadari S*x seperti Ayudia, para laki-laki tidak akan puas terhadap Ayudia, dan mereka tidak hanya akan cukup satu kali naik ranjang dengannya.

Ayudia tersenyum, menyentuh bahu bidang William yang sudah kembali terbalut kemeja hitam nan wangi, Ayudia tidak pernah tahu jika menyentuh, dan bisa bercumbu dengan William seperti ini adalah hal yang di inginkan oleh Dahlia.

William pun tidak habis pikir, kenapa setiap kali dia menginginkan s*x, maka libidonya hanya akan naik bersama dengan Ayudia. Di mata keluarganya William bukan seorang yang gila wanita, bahkan William adalah seorang yang jarang terlibat dengan wanita hingga membuat orang tuanya harus menjodohkan dia dengan Dahlia, tapi siapa sangka, pertemuan William dengan Ayudia di sebuah Bar saat Ayudia di panggil sahabatnya, Juna, untuk menghibur mereka dan menemani malam lelaki itu, di saat itulah William jatuh hati pada Ayudia.

Ayudia tidak tahu jika wanita yang di sentuh William pertama kali adalah seorang Jalan** sepertinya, dan sejak itulah William hanya menginginkan se* dari Ayudia.

Konyol memang di pikirkan, jatuh hati pada seorang Jalan*, kupu-kupu yang akan mudah hinggap pada setiap bunga yang menggodanya tidak peduli bunga yang mana.

"Tawaran yang mana, Will? Tawaran untuk menjadi simpananmu atau tawaran untuk naik ke atasmu lagi?"

Simpanan, sesuatu yang di sembunyikan, walaupun Ayudia boleh berbangga hati setiap pria selalu memujanya di atas ranjang, mau memberikan segalanya agar bisa mendapatkan kepuasan dari tubuh indahnya, maka hal terbaik yang bisa mereka tawarkan pada Ayudia hanyalah menjadi simpanan.

Ya, Ayudia bisa membuat para pria merangkak dibawah kakinya, membuat para pria itu melupakan status istri mereka dan menendang para wanita tersebut dari hidup para pria penikmat tubuhnya, tapi Ayudia tidak akan pernah mendapatkan kehormatan yang sama.

Bagai buah simalakama bermain dalam perasaan atas profesinya, jika tidak menjadi simpanan ya jadi pelakor. Dua-duanya hal yang tidak di inginkan Ayudia.

Menjadi yang di cintai, dan mendapatkan status yang membanggakan adalah hal yang menjadi mimpi untuk Ayudia. Hal yang terasa indah tapi hanya berupa angan. Dan tawaran yang di berikan William bukanlah tawaran satu-satunya, usai para pria ini mencicipi nikmat tubuhnya.

Ayudia mendekat pada William, mencium bibir indah William dan memainkan sedikit lidahnya pada bibir yang terkatup tersebut. Tidak ada reaksi di wajah tampan tersebut, membuat Ayudia merasa miris dengan dirinya sendiri.

"Jika opsi kedua yang kamu tawarkan, maka aku akan dengan senang hati membuka bathrobe-ku kembali dan membiarkanmu menikmatiku sekali lagi."

Ayudia beringsut, kaki jenjang seputih mutiara yang tungkainya selalu indah melingkar di pinggang William ini sedikit berjinjit untuk mencapai telinga William.

"Tapi jika opsi pertama, aku tidak mau Will. Aku tidak mau menjadi barang antik yang akan lapuk karena kelamaan di simpan, dan kamu pun pasti tidak akan sanggup melepaskan WM Corp hanya untuk Pelac*r sepertiku."

"......... "

"Jadi jangan tawarkan hal ini padaku lagi William. Lebih baik kamu fokus pada perusahaanmu ini, fokus pada Dahlia, tunanganmu yang rewel dan tetaplah menjadi kaya. Dengan jalan seperti ini, maka aku akan selalu datang setiap kali kamu penat dan minta di manjakan."

Ayudia tersenyum kecil, senyum yang membuatnya menjadi berkali-kali lipat lebih cantik, walaupun setiap kata selalu menyakitkan untuk William dengarkan tapi dia tidak bisa marah pada sosok yang sudah merebut hatinya.

"Ingat William, memilihku akan membuatmu menjadi miskin. Dan aku tidak mau menjadi orang miskin dan hidup susah. Jadi ingat. Tetaplah kaya."

____________________________________________

"Ayu, Mama dari tadi nyariin kamu."

Baru saja Ayudia sampai di apartemennya suara dari seorang yang tidak pernah ingin Ayu temui terdengar, membuat Ayu hanya bisa menghela nafas panjang melihat sosok Ibunya dan pria tampan yang ada di sisi Mamanya.

Pria tampan yang hanya berusia tiga tahun di atas Ayudia ini bukan orang asing untuk Mama dan Ayudia sendiri, pria bernama Theo ini adalah suami Mamanya, alias Ayah tiri Ayudia.

Ya, gila bukan dunia ini. Seharusnya Theo adalah pacar Ayudia, sayangnya keputusan Ayudia untuk mengenalkan Mahasiswa kedokteran yang merupakan pacarnya pada Mamanya dua tahun lalu adalah kesalahan besar, awalnya Ayu senang melihat Theo bisa akrab dan merebut hati Mamanya, tidak seperti kebanyakan pacarnya yang mental karena Mamanya galak.

Sayangnya keakraban mereka berlanjut hingga di atas ranjang, ingatan di mana Ayudia memergoki Theo tengah menungga**i Mamanya di kamar Ayu membuat Ayu jijik seketika. Bagaimana Ayu tidak jijik jika Mamanya dan pacarnya tengah bergumul penuh nafsu di belakangnya.

Bagi Ayu itu adalah ingatan paling menjijikkan.

Pacar di tikung sahabat atau teman sudah sakit, lha ini, pacarnya di tikung Mamanya sendiri, dan tidak cukup berhenti sampai di situ, Mamanya yang sudah lama menjanda bukannya merasa bersalah sudah menghancurkan hubungan anaknya dan mental Ayu, Mamanya justru menikah dengan Theo.

Kurang gila apa Mamanya?

Inilah alasan kenapa Ayu menjadi seorang kupu-kupu, di nilai rendah, tapi setidaknya Ayu bisa merasakan di sayang oleh para pria, kasih sayang yang tidak dia dapatkan dari sosok Ayah yang tidak pernah dia miliki, dan juga Mama serta pasangannya yang ternyata mengkhianati.

Ayu hanya menatap Mamanya dan Theo sekilas sebelum duduk dan menggulung rambutnya karena panas, bukan hanya panas karena cuaca, tapi juga panas melihat mantan pacarnya dengan Mamanya yang sungguh tidak ingin di lihat oleh Ayu.

Dan karena gerakan ini Mamanya bisa melihat kissmark membiru Ayudia di tengkuknya, Mamanya bukan orang bodoh yang tidak tahu bekas apa itu.

"Uang Mama tidak akan habis jika hanya untuk mencukupi hidupmu, hentikan pekerjaanmu sebagai jalang. Dan jangan buat Mama malu."

Ayudia menatap Mamanya dan Ayah tirinya bergantian, tersenyum sinis mengejek keduanya.

"Jangan sebut uang di depan wajahku Nyonya Rini. Jangan sebut juga Jalan* memalukan di depan wajahku. Karena semua hal buruk ini aku pelajari darimu dan suami barumu ini."

Kupu-kupu IdamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang