Malam Panas

38.9K 309 1
                                    

"One shot more, Rey!"

Ayu mengacungkan gelasnya pada Reynald, owner Bar yang seringkali turut menjadi Bartender di Barnya sendiri hanya bisa menggeleng melihat kelakuan dari Ayudia sekarang.

Bukannya memberikan minuman yang di pesan Ayudia, Rey, begitu panggilan akrabnya memilih menarik kursi dan duduk di depan Ayu, menarik dagu wanita cantik yang tampak sensual dengan bibir penuhnya.

Tidak heran jika Ayudia seringkali di sebut Gal Gadot dalam versi lokal, tubuhnya seolah berlumur feromon yang membuat setiap pria memiliki fantasi khusus terhadapnya. Sama seperti sekarang, melihat Ayudia sendirian di kursinya sudah membuat Ayudia menjadi incaran para pria berkantong tebal.

Rey juga tidak munafik dengan mengatakan tidak tertarik pada Ayudia, tapi untuk menghabiskan malam dengan Ayudia, dia belum cukup keberanian, entahlah, di mata Rey, walaupun Ayudia terlihat seksi dan kalimatnya selalu menggoda bahkan sama sekali tidak menutupi kesan jalan*nya, Rey merasa jika apapun yang di lakukan Ayudia tersebut hanyalah wujud dari rasa kesepian yang di rasakan Ayudia.

"Lo udah mabuk, jangan minum lagi. Bisa-bisa lo di bungkus sama orang nggak di kenal tanpa di bayar, mau lo kayak gitu."

Ayudia menutup dadanya saat mendengar apa yang di katakan oleh Rey, jika ada satu hal lagi yang di benci oleh Ayudia selain Mama dan juga Theo, itu adalah laki-laki kere yang hanya ingin menikmati tubuhnya secara gratis, tentu saja apa yang di katakan oleh Rey barusan membuatnya takut.

Dengan polos bak anak kecil dia mengangguk patuh, membuat Rey tertawa kecil melihat tingkah menggemaskan dari Kupu-kupu idaman para pria ini.

"Gue nggak mau di ena-enain gratis, Rey. Tapi sekarang gue pengen di cium. Cium gue dong!"

Di tengah kesadarannya yang begitu tipis Ayudia berucap hal meminta sesuatu yang membuat Rey terkejut, dan belum sempat mencerna apa yang terjadi, tangan halus tersebut menarik tengkuk Rey mendekat dan tubuh jenjang berisi dan menonjol di bagian yang tepat itu beringsut di antara kakinya, detik berikutnya Rey merasakan sebuah ciuman di bibirnya, rasa basah, hangat, dan kenyal serta aroma tipis buah Chery di rasakan olehnya, bukan hanya kecupan di bibirnya yang terdiam, tapi Rey merasakan lid*h Ayudia menerobos bibirnya, membuatnya bisa merasakan kerasnya alkohol di saliva wanita tersebut.

Rey bukan seorang yang suci, menghabiskan malam dengan wanita bukan hal yang tabu, tapi ciuman dari Ayudia membuatnya merasa seperti seorang cupu, Rey membeku seperti seorang yang bodoh dan membiarkan wanita cantik ini memakan bibirnya.

Jika laki-laki lain, mungkin mereka tidak akan melewatkan kesempatan ini untuk menyeret Ayudia ke ranjang mereka, dan menelanjangi tubuh indah dengan payu**** menggoda yang kini menekan kuat dada Rey.

Berbeda dengan ani-ani lainnya yang akan langsung mendapatkan pelototan Rey di saat mereka mencoba menggoda owner Fire Bar ini, Ayudia adalah pengecualian untuk Rey. Bahkan kini dengan lancang dada Rey berdegup kencang karena sentuhan intim nan menggoda Ayudia.

Degupan dan rasa yang seharusnya tidak muncul dari seorang Jalan* seperti Ayudia.

Lama Ayudia menikmati bibir Rey seperti meresapi sebuah camilan baru, bibir penuh menggoda tanpa lipstik yang terlihat memerah tersebut kini tampak basah karena ulahnya sendiri, tapi sayangnya wajah cantik itu kini mencibir karena Rey sama sekali tidak meresponnya.

"Lo nggak asyik, berasa nyium mayat." tapi dalam sekejap wajah cemberut Ayudia berubah menjadi berkaca-kaca, bulir air mata tampak menggenang di matanya yang sayu tersebut, "kenapa, apa gue nggak menarik di mata lo, The? Apa menurut lo, gue kurang buas di ranjang sampai-sampai lo lebih milih Nyokap gue di bandingkan gue!"

Beberapa saat yang lalu Ayudia mencium Rey dengan rakusnya, dan sekarang Ayudia justru memukuli dada Rey berulangkali dengan racauan kalimat-kalimat yang nggak Rey mengerti, bahkan sepertinya Ayudia sudah terlalu mabuk dan hilang kesadaran hingga tidak sadar jika yang di ajaknya berbicara adalah Reynal, bukan Theo yang sedari tadi di racaukannya dan bersanding terus menerus dengan nama Mamanya.

Sepertinya Theo dan Mamanya Ayudia menorehkan luka di hati Ayudia hingga alam bawah sadar wanita tersebut meracau menyebutnya.

Ternyata di balik ucapan judes Ayu, dan kata-kata menggodanya Ayudia juga mempunyai masalah pelik dalam kehidupan pribadinya. Sepertinya kehidupan seorang Jalan* yang begitu di puja banyak pria ini juga menyimpan masalah.

"Lo mabuk, Yu. Gue anterin pulang!" Rey hendak memapah Ayudia untuk pergi, membiarkan Ayudia lebih lama di sini hanya akan membuat wanita ini menjadi mangsa empuk para buaya yang ingin gratisan, tapi seorang yang tidak di kenali oleh Rey menepuk bahu bartender itu pelan.

Seorang berwajah Indonesia, tampang seorang pria baik yang haram untuk menginjakkan kaki di dalam Bar seperti miliknya kini di temui oleh Rey dan mengambil alih Ayudia, untuk sekejap Rey ingin menentang sikap lancang pria asing tersebut, tapi kekeh tawa Ayudia saat dia beralih ke dekapan pria tersebut membuat Rey urung melarang.

"Theo, loh kok kalian ada dua." tunjuk Ayu pada Theo dan Rey bergantian, "Yang Theo brengsek yang mana! gue nggak mau sama dia! Ada bau Nyokap gue di tubuh lo!"

Helaan nafas keras terdengar dari Theo melihat ulah Ayudia, ya, pria yang meraih Ayudia dari pelukan Rey adalah Theo, sosok yang sedari tadi di racaukan dan di umpat tanpa henti oleh Ayudia karena kesalahannya yang tidak termaafkan oleh wanita yang pernah menjadi kekasihnya selama satu tahun ini.

"Gue yang bawa dia pulang!" ucap Theo ketus melihat wajah Rey yang tidak suka, sama seperti Rey yang tidak bersahabat, Theo pun sama sekali tidak menyukai saat melihat bagaimana Ayudia dengan buas melahap bibir Rey beberapa saat yang lalu. "kalo lo nanya siapa gue, gue Theo yang dari tadi di sebut brengsek sama Ayu. Dan juga lo nggak perlu khawatir, gue Bokap Tiri nih anak. Yang pasti gue akan bawa dia pulang." terang saja Rey terkejut, bagaimana bisa laki-laki yang seusia dengannya menyatakan jika dia adalah Ayah tiri dari Ayudia, perlahan Rey bisa menarik garis besar kedongkolan Ayudia hingga membuat wanita ini meracau tanpa henti.

Rupanya ini laki Kucing toh, begitulah kira-kira isi kepala Rey sekarang, dan sungguh kasihan Ayudia ini, punya Nyokap nggak ingat umur dan kawin sama brondong.

Dan dengan alasan itulah Rey membiarkan Theo membawa pulang Ayudia, melihat sosok semampai yang baru menciumnya dan menimbulkan getaran menggila bukan hanya di dalam celananya tapi juga dadanya tersebut menghilang di balik pintu.

Susah payah Theo membawa Ayudia menuju ke mobil, dan saat sampai di mobil, masalah tidak berhenti, baru saja Theo ingin menutup pintu belakang mobilnya, tarikan di rasakan Theo hingga membuat pria berprofesi sebagai dokter tersebut jatuh terjerembab di dalam kursi dengan Ayudia yang kini naik di pangkuannya.

Ayudia dengan segala pesonanya, dan keremangan basement parkir bukan kombinasi yang bagus, apalagi saat Ayudia memegang dadanya dan menggesekkan pinggulnya pada sesuatu yang dengan lancang mulai mengeras di bawah sana.

"gawat!!"

Kupu-kupu IdamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang