Desah Nafas

52.9K 392 5
                                    

"Aku ingin segera memasukimu, Ayu."

William memandang wanita yang ada di dekapannya ini dengan penuh gairah, seluruh rasa pening di kepalanya karena masalah bertubi-tubi yang dia rasakan belakangan ini lenyap tidak berbekas.

Ayudia menggigit bibirnya pelan menggoda, meraih tangan William yang bebas dan membawanya pada kancing kemejanya, "kalau begitu tunggu apa lagi, Will? Aku tidak kamu panggil hanya untuk melihat wajah tampanmu, bukan?"

Bahu seputih susu dan sehalus pualam ini kini ada di dalam sentuhannya, menunggu jamahan dan kecupan dari William, rasanya William sungguh tidak sabar untuk segera mendaratkan bibirnya di bahu dan pay***** indah tersebut serta memberikan tanda kepemilikan pada sosok Ayudia yang selalu memenuhi kepalanya.

Hasrat dan Ayudia, itu adalah dua hal yang tidak bisa di pisahkan bagi William. Masa Bodoh orang-orang mengatakan jika dia adalah laki-laki hidung belang yang tunduk pada selakan**n pelac** , tapi demi Ayudia, William tidak akan sungkan merogoh koceknya dalam-dalam untuk membeli mini cooper sebagai hadiah, atau sebuah tas Hermes sebagai kejutan.

"Apa belakangan ini banyak masalah, Will? Kerutan di dahimu mulai terlihat, untung saja kerutan ini tidak berpengaruh pada ketampananmu."

William tersenyum kecil mendengar pertanyaan dari wanita yang kini sibuk dia lucuti kemejanya, membuka kancing kemeja Ayudia adalah hal yang sangat di sukai para laki-laki yang mengecani Ayudia, melakukan hal tersebut seperti membuka hadiah yang menyenangkan, berulangkali William menikmati tubuh indah tersebut, tapi berulangkali pula William di buat takjub saat melihat dua pay***ra yang menggantung sempurna dengan aerola yang menggoda tersebut.

Tampak kencang, wangi, dan menggemaskan. Memilih mengabaikan pertanyaan dari Ayudia beberapa saat lalu, William memilih untuk menenggelamkan wajahnya ke dalam dada wanita cantik tersebut, mengulum put***nya yang menegang dan menghisap nya penuh gairah hingga membuat bibir indah yang ada di depannya terbuka dan mengeluarkan desahan nikmat.

Ayudia menegang di atas pangkuan William, tubuhnya terasa kaku dan hanya bisa berpegang pada bahu laki-laki Indonesia ini saat merasakan kedua dadanya di serang tanpa ampun, hisapan di sisi kiri dengan lidah panas dan gigitan kecil yang membuat vag***nya basah seketika, dan remasan gemas di sisi pay**** kanannya membuat permainan William sukses membuat Ayudia meraung penuh kenikmatan.

William dari banyak teman kencannya, dia adalah salah satu lawan sek* yang menyenangkan untuk Ayudia, setiap teman kencannya selalu mempunyai gaya bercinta yang berbeda, dan William adalah salah satu yang selalu memanjakannya saat foreplay, setiap sisi tubuh Ayudia tidak akan pernah di sia-siakan William untuk di manjakan.

Di goda dengan sentuhan di setiap sisi tubuhnya yang terbuka membuat pertahanan Ayudia jebol, rasa nikmat yang berasal dari put***nya yang di manjakan lidah William menjalar hingga pangkal pahanya, membuatnya semakin basah, bergetar dengan perasaan nikmat yang selalu menjadi candu bagi Ayudia.

"Aaahhh, please William! i'm cum!" mendengar suara desahan Ayudia, di tambah Ayudia yang menggeliat di atas pangkuannya membuat William semakin bersemangat, tangannya yang tadi meremas gemas payu**** kanan Ayudia kini beralih masuk ke dalam mini skirt Ayudia, menelusup di antara pangkal paha wanita cantik ini dan memasukkan jemarinya ke dalam lembah kenikmatan Ayudia yang banjir oleh cairan hangat, hingga akhirnya Ayudia benar-benar tumbang dengan permainan William di atas dan bawah tubuhnya.

Desahan keras yang bahkan menyerupai lolongan nikmat keluar dari bibirnya saat gelombang orgasme menggulungnya untuk beberapa detik.

Ayudia benar-benar lupa jika dia baru saja meraih orgasme di dalam ruang kerja William, nasib baik ruangan CEO William kedap suara dan tanpa CCTV, hal yang sengaja William siapkan jika dia ingin meraih kenikmatan di tengah Kesibukannya.

"ploppp!!" suara keras itu terdengar saat put*ng payu**** Ayudia di lepaskan dari kuluman maut William, membuat payu**** nan sekal itu basah berlumur air liur dari pejantan yang baru saja menikmatinya.

"aaahhhh, yes, Will!"

Untuk sesaat William terpaku melihat bagaimana pemandangan menggairahkan yang ada di depannya, bibir merah merekah Ayudia yang terbuka, mata indah yang kini tertutup meresapi kenikmatan, payuda** wanita cantik ini yang basah memerah karena ulahnya, dan semakin sempurna dengan selakang**nya yang terbuka mengangkang menampilkan celah basah di atas pangkuannya.

Batang kejantanan William yang ada di depan lubang kenikmatan ini semakin mengeras, tidak sabar rasanya William untuk segera membuka risletingnya, dan menyingkirkan g-string yang hanya mampu menutupi klitor*s tersebut.

"Rasanya sungguh nikmat, Will!" desah Ayudia sambil membuka matanya, tersenyum puas melihat William yang kini bersandar dan tampak begitu menikmati hasil penaklukannya atas Ayudia. Yah, pujian dari Ayudia, desahan yang tidak berlebihan seperti kebanyakan para Jalan* membuat para laki-laki merasa istimewa setiap kali berhubungan dengan wanita cantik ini.

William memberikan waktu Ayudia untuk bernafas, menikmati sisa orgasme yang membuat celana William basah karena cairan kenikmatan Ayudia yang menetes, sebelum akhirnya wanita ini yang lebih dahulu membuka risleting celana Armani-nya dan mengeluarkan batang kejantanannya yang berdiri kokoh penuh urat yang menonjol dan siap berpetualang di dalam lembah nikmat yang di tawarkan Ayudia.

Tanpa harus di minta Ayudia beringsut turun, dengan keadaan setengah telanjang, mini skirt yang tersingkap hingga perut dan buah dadanya yang terbuka dan bergelantung semua hal itu membuat William mendesah keras saat merasakan kejantanannya masuk ke dalam mulut hangat Ayudia yang terasa basah.

"Oh, God! Ayu, yes Baby! Pelan-pelan, Sayang."

Nikmat, sangat nikmat. Or*l sek* yang di berikan Ayudia adalah yang terbaik, melihat bagaimana batang itu keluar masuk menyetubuhi bibir Ayudia semakin membuat libido William berkobar, tidak ingin tinggal diam, tangan kekar itu kini beranjak ke puti** Ayudia, meremas dan mencubitnya sebagai pelarian rasa nikmat.

Lama Ayudia mengor*l batang besar milik pria blasteran ini, merasakan batang penuh otot tersebut berdenyut karena lidahnya, sebelum akhirnya William menghentikan pelayanan lidahnya, dan membawa Ayudia untuk bangun berdiri.

Dengan stiletto yang masih ada di kakinya, Ayudia berdiri membelakangi William yang tengah duduk sembari mengocok kejantanannya yang basah karena liur Ayudia dan precum pria itu sendiri sembari melihat lubang kenikmatan Ayudia yang merekah di depannya. Satu hal yang mampu di banggakan Ayudia sebagai Jalang adalah saat dia mendapati setiap pria superior mendengus menikmati selakangannya penuh nafsu seperti sekarang, mereka dengan rakus menjilat dan menghisap kewanit**nnya demi secuil kenikmatan yang berharga mahal.

"Siap untuk memanjakan William Junior, Babe?"

Ayudia melirik William yang ada di belakangnya, sama seperti dirinya yang sudah polos, pakaian mahal William pun sudah terserak, menampilkan otot dan tubuh khas seorang Kaukasia dan bersiap mereguk kenikmatan bersama Ayudia.

Kembali Ayudia memejamkan mata saat dia merasakan batang besar itu masuk ke dalam selakanga**ya yang sudah banjir cairan nikmat, desahan terdengar dari keduanya merasakan kenikmatan dari dua kelamin yang bertemu. Walaupun setelah ini badan Ayudia akan remuk, tapi semuanya terbayar sepadan.

Bukankah tidak ada yang gratis di dunia ini? Ayudia mungkin Jala** , tapi dia adalah kupu-kupu idaman bagi setiap pria superior.

Kupu-kupu IdamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang