"Gelisah amat, Bos."
Suara teguran dari salah satu karyawannya yang melihat Rey tampak gamang di meja Bar membuat Rey tersentak. Bagaimana Daniel, karyawannya tidak menegurnya jika Rey berdiri di balik meja Bar dan hanya termenung seperti orang linglung, tidak terhitung berapa banyak yang menginginkan service-nya tapi sama sekali tidak di gubris oleh Rey.
Bosnya Daniel yang merupakan putra salah satu anggota dewan sekaligus pengusaha tersebut hanya diam sembari sesekali menarik nafas panjang. Sikap yang sangat tidak biasa mengingat jika Bar identik dengan hingar bingar dan melepas kepenatan.
Memang, semenjak seorang yang mengaku sebagai Ayah Tiri Ayudia membawa gadis itu pergi, perasaan khawatir di rasakan Rey, tidak tahu kenapa, seorang Jalan* seperti Ayudia justru merebut perhatian Rey sepenuhnya. Apalagi dengan ciuman panas yang di berikan Ayudia beberapa saat yang lalu, Rey khawatir keadaan Ayudia yang tidak stabil di bawah alkohol akan di manfaatkan siapapun, bahkan Ayah tirinya.
Ayolah, terlihat jelas jika ada masalah tidak terselesaikan di antara mereka, dari racauan Ayudia yang menyebut jika Theo brengsek sudah menjelaskan semuanya.
"Gila, ada yang mau makeout di sudut Basement, untung mobilnya aman."
Suara gerutuan dari karyawan lainnya yang bernama Rama membuat Rey menoleh, dan tidak tahu kenapa Rey merasa jika itu mungkin saja Ayudia, tanpa berpikir panjang dia melepaskan apron Baristanya dan bergegas pergi memastikan jika pelaku mesum di Basement bukan Ayudia bersama dengan orang yang menyebut dirinya Ayah tiri dari wanita tersebut.
Mungkin Ayudia memang Jalang, tapi tidak tahu kenapa, Rey tidak rela jika wanita itu harus di manfaatkan seperti ini. Tidak sulit mencari di mana yang di maksud Rama, dan jantung Rey seakan berhenti berdetak saat mengenali mobil yang ada di sudut Basement, Mini Copper warna biru dongker itu beberapa kali di lihatnya berpapasan dengannya dan selalu iconic dengan Ayudia, si Dewi Se*.
Benar yang di katakan Rama, mobil yang tersembunyi di balik keremangan sudut Basement yang tidak terlihat dan tidak diperhatikan itu tampak bergerak pelan, hal yang tidak wajar untuk mobil yang terparkir.
Amarah di rasakan oleh Rey, membayangkan jika benar pria tadi adalah Ayah Tiri Ayudia, bagaimana bisa pria tersebut tega menyentuh anak tirinya sendiri, dengan perasaan yang sudah menggelegak tidak karuan, Rey menghampiri mobil tersebut, bodoh amat jika pada akhirnya dia salah, Rey memilih memastikan lebih dahulu.
Dan saat Rey berulangkali mengetuk kaca pintu mobil tersebut, gerakan pelan mobil itu terhenti, tidak langsung membukakan pintu, perlu beberapa saat untuk pintu itu akhirnya terbuka.
Tangan Rey terkepal kuat, saat melihat bagaimana berantakannya pria seusia dirinya tersebut saat keluar dari mobil, tidak perlu di jelaskan, dari resleting celananya yang tidak terkancing dengan benar saja sudah menjelaskan apa yang terjadi sebelum dia datang.
Reflek Rey mencengkeram kerah kaos oblong pria tersebut kuat, perdebatan dua pria ini nyaris tidak terhindarkan, tapi Theo bersikap tenang dan justru memberikan kunci mobil pada Rey.
"Seperti yang lo lihat apa yang terjadi. Lebih baik lo yang anterin dia balik dari pada gue nggak bisa nahan diri buat nggak make out sama dia." cengkeraman Rey terlepas saat mendengar ucapan dari Theo yang sama sekali tidak mengelak, tanpa berkata apa-apa lagi, Theo melenggang pergi menuju sebuah Jeep Mercy mewah dan pergi begitu saja dari Basement.
Kini Rey hanya bisa menggeleng, di balik sikap tidak peduli dan kalimat sarkas Ayudia tentang dia yang menjadi seorang Kupu-kupu, ternyata hidup Ayudia begitu rumit hingga tidak bisa di jelaskan dengan kata-kata.
Ayudia, Theo, dan Ibunya. Sepertinya masalalu ini yang membuat Ayudia menjadi seorang Kupu-kupu yang memilih hinggap di manapun pria mapan mampu memeluknya.
Rey memilih bergegas masuk ke dalam mobil tersebut, dan saat dia sudah di balik kemudi mobil ini, Rey mendapati Ayudia yang meringkuk berselimutkan sebuah selimut dengan bahu telanjang yang terbuka, dan Rey yakin tidak ada sesuatu apapun di balik selimut tersebut, celana jeans dan sebuah kaos Gucci milik Ayudia berserakan.
Mata Ayudia terpejam, seperti tidak tahu jika Rey ada di dalam mobil, rasa sakit yang tidak bisa di jelaskan di rasakan Rey melihat beberapa kissmark di bahu Ayudia. Yah, ternyata benar, nyaris saja Ayudia di tiduri oleh Ayah tirinya sendiri, tidak peduli siapa yang memulai, itu adalah satu kesalahan yang untunglah tidak di lakukan.
Astaga, Ayudia.
Wajahmu secantik Putri di Negeri Dongeng, tapi kenapa kisahmu sepahit Cruella?❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
"Siapa dia, Mas Rey?"
Pertanyaan dari salah satu seorang yang memang di tugaskan Rey untuk membersihkan apartemen pribadinya ini hanya di anggap angin lalu untuk Rey.
Bagaimana mungkin si ART ini tidak bertanya jika Tuan mudanya kembali di pagi buta dengan seorang wanita yang tampak tidak sadarkan diri hanya berselimutkan untuk menutupi tubuhnya.
"Kembali saja. Aku akan memanggilmu jika di butuhkan."
ART yang merangkap sebagai petugas kebersihan apartemen berusia tidak lebih tua dari Rey itu hendak menjawab, tapi pintu yang tertutup dengan cepat membuatnya terdiam. Mungkin memang yang paling tepat dia tidak mengusik apa yang di lihatnya.
Toh, hubungan seperti yang di lihatnya sekarang bukan hal yang tabu di kalangan pada kaum di Kota Megapolitan ini.Sementara di dalam, perlu pertahanan diri yang ekstra saat Rey membawa Ayudia, tubuh ramping yang berisi di bagian yang pas itu terasa begitu nyaman di gendongannya, saat Ayudia bergelung dan merangkulkan lengannya semakin erat dengan Rey mencari kenyamanan, sesuatu yang tidak bisa di tahan Rey terbangun begitu saja.
Hanya terlelap seperti bayi saja Ayudia masih bisa menggodanya seperti ini.
Kini kamar yang tidak pernah di tiduri siapapun selain Rey menjadi tempat Rey menidurkan Ayudia, bukan hanya kamar ini, tapi ranjang ini juga. Sebelumnya jika membawa wanita atau pacarnya untuk menghangatkan malamnya, Rey tidak akan mengizinkan mereka masuk ke ranah pribadinya ini, tapi dengan Ayudia dia justru membawa Kupu-kupu malam ini ke ranjangnya.
Rey hendak berlalu, menatap lekat Ayudia yang tertidur seperti bayi akan membuatnya kehilangan kendali sama seperti Theo tadi, tapi saat hendak berlalu, tangan halus tersebut menahan Rey untuk pergi.
Mata indah yang bersinar sayu dengan kesadaran yang samar itu menatapnya dengan penuh permohonan.
"Jangan tinggalin, aku mau tidur di peluk." rengekan manja terdengar dari Ayudia, tapi Rey dengan cepat melepaskan tangan tersebut. Rey tidak yakin dia hanya akan tidur jika bersama Aphrodite satu ini. Tapi wajah sedih yang terlihat di wajah Ayudia melihat penolakannya membuat Rey luluh.
Perlahan Rey melepaskan kaosnya, dan memilih naik ke atas ranjang besar ini, hal yang membuat Ayudia tersenyum dan merangsek masuk ke dalam dada Rey.
"Tidur, jangan macam-macam, Yu. Jangan bangunkan macan di orang pendiam sepertiku."
Ayudia mengangguk mendengar suara parau dari Rey yang mati-matian menahan diri.
"Peluk aku, Rey. Aku kangen pelukan Papa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kupu-kupu Idaman
RomanceAyudia, itu adalah namanya. Nama yang sangat serasi dan seksi sangat sesuai dengan parasnya yang memang elok. Bagi para wanita, Ayudia adalah seorang Iblis Betina, yang mampu membuat pasangan mereka bertekuk lutut di bawah kakinya, dan sukarela men...