Be Mine

25K 565 78
                                    

"Kamu sudah membangunkan singa yang tertidur, Ayudia. Dan dia akan memangsamu sampai kamu tidak bisa untuk lari ke pemangsa yang lain."

Ayudia tersenyum nakal mendengar nada posesif Rey barusan, dengan gemas di jilatnya daun telinga Rey hingga membuat pria tersebut meremang karena gairah, "jika kamu mau membuatku tidak bisa lari, ayo buktikan seberapa jantan 'dia' dalam memanjakanku." dengan nakal Ayu menggoyangkan pantatnya yang sekal di antara kejantanan Rey, merasakan kerasnya batang yang siap menghajarnya dalam desahan nikmat. "dan jika dia sudah menunjukkan kekuatannya, seberapa mampu dompetmu memenjaraku, Rey."

Senyuman nakal yang di berikan oleh Ayu hanya di balas dengan seringai oleh Rey, wanita yang sudah lama mencuri hatinya ini tidak pernah tahu jika di dalam diri pendiam Rey tersimpan hasrat yang begitu membara terhadapnya, uang tentu saja bukan masalah untuk orang seperti Rey.

Tanpa menjawab apapun Rey menggendong Ayu, membuat wanita sexy ini terpekik terkejut dan langsung mengalungkan tangannya pada leher Rey sebelum pria itu mendudukan Ayu di table kitchen. Belum sampai Ayu menguasai keadaan, sebuah ciuman liar kembali di dapatkan Ayu, penuh hasrat dan juga gairah yang membuatnya pening karena nikmat, bukan hanya bibir Rey yang bekerja, tangan besar berotot itu pun tidak berhenti meremas kedua payudara sekal menggoda Ayu dari luar kaos yang di kenakannya, mencubit putingnya dengan sedikit kasar karena gemas hingga Ayu tidak bisa menahan desahannya yang begitu liar.

Nikmat, sangat nikmat! Tidak ada perlawanan yang bisa di berikan Ayu terhadap Rey, wanita seksi ini hanya bisa terduduk dengan paham terbuka dan mengerang merasakan setiap kenikmatan yang melandanya.

Ciuman di bibir Ayu terhenti, tapi saat Rey beralih melepas kaosnya hingga membuat seluruh tubuh indah Ayu kini tidak tertutup sehelai benang pun, Rey langsung menyerbu tulang selangkanya, menyedotnya kuat membuat tanda kemerahan seolah kepemilikan di diri Ayu jika wanita ini adalah miliknya.

Tubuh Ayu melemas, hanyut dalam permainan Rey yang selalu tepat memainkan setiap titik sensitifnya hingga Ayu menggelepar dalam kenikmatan. Biasanya Ayu yang menservice para tamu, bergoyang di atas kejantanan mereka hingga seluruh tubuhnya pegal, tapi kini Rey begitu memanjakannya.

Terlebih saat pria itu mulai menggarap payudaranya, putingnya yang mengeras terasa begitu nikmat saat terendam dalam mulut Rey, pria dewasa yang begitu bernafsu menyusu padanya ini bahkan menatapnya dengan pandangan menggoda saat mengenyot dengan nikmat bukit indah yang terasa kenyal di dalam mulutnya tersebut.

Rey bukan pria yang suci, mencicipi wanita bukan barang baru untuknya, tapi merasakan puting mungil payudara montok Ayu membuatnya tidak bisa berhenti memainkannya. Astaga, setiap inchi bagian dari tubuh wanita bagai candu untuk Rey.

Atau untuk pria lainnya juga?

Tangan Rey bergerak menyusuri tubuh indah bak pualam tersebut, merasakan halusnya dan juga wangi khas wanita di diri Ayu, hingga akhirnya petualangan tangan Rey terhenti di sebuah belahan nikmat yang mengeluarkan cairan beningnya.

Rey tidak tinggal diam, masih dengan bibirnya yang enggan meninggalkan payudara indah Ayu, jemari Rey bergerak menelusup masuk ke dalam lorong nikmat yang berdenyut hangat menyambutnya, begitu sempit hingga Rey merasa jika lorong ini bisa menelan jari tengahnya dan juga jempolnya yang memanjakan titik sensitif Ayu.

Kini bukan hanya erangan, tapi jeritan nikmat Ayu memenuhi ruangan ini saat tangan Rey bekerja sama, keluar masuk mengocok kewanitaannya sembari memainkan klitorisnya,

Tuhan, ini begitu nikmat. Ayu bahkan sudah lupa kapan terakhir kalinya Ayu tenggelam dalam perasaan ngilu sekaligus nikmat di antara selakangnya, biasanya para penikmatnya hanya membenamkan kejantanan mereka tanpa peduli apakah Ayu merasakan nikmat atau tidak.

Tapi Rey begitu memanjakannya, sampai n akhirnya perasaan nikmat dari setiap sisi sensitif tubuhnya menggulung Ayu, membuat kepalanya pening dan semua rasa nikmat itu berkumpul di kewanitaannya.

Orgasme akan melanda Ayu hanya dengan permainan lihai lidah Rey di bibirnya dan juga tangan di kewanitaannya, Ayu nyaris tumbuh, bibir Ayu terbuka dalam desahan, kedua kakinya pun terbuka lebar menyambut rasa nikmat yang begitu Ayu rindukan.

"Astaga, Rey! please, don't stop! I cum."

Seringai kembali terlihat di wajah Rey melihat bibir indah itu tidak berhenti menggumamkan namanya. Egonya sebagai pria langsung meroket merasakan lubang hangat wanita seksi ini semakin licin, pertanda orgasme akan menggulung Ayu, tapi Rey tidak akan membiarkannya semudah itu untuk Ayudia.

Hanya tinggal beberapa detik untuk Ayu mendapatkan orgasmenya, dan Rey langsung berhenti. Bahkan pria itu menjauh dari Ayu yang tertegun seperti patung saat kenikmatan yang tadi begitu indah menerbangkannya kini tiba-tiba menghilang begitu saja, bahkan pria itu hanya menyeringai menatapnya yang telanjang dengan kaki terbuka serta kewanitaan basah cairan karena ulahnya.

"kamu mau lihat bagaimana aku naklukin kamu, kan? nggak perlu batangku buat muasin kamu, cukup pakai bibir dan jariku, kamu sudah takluk di depanku kan, Yu!"

Apa-apaan Rey ini. Ayu menggeram marah, mungkin dia memang seorang pelacur, tapi apa yang di lakukan oleh Rey terhadap Ayu begitu melukainya.
Ayu bukan tipe orang yang mudah marah, tapi sekarang kemarahan Ayu dan juga harga dirinya seketika tersulut mendapati dirinya di permainkan lelaki ini.

Seketika Ayu bangkit, mendorong tubuh Rey keras hingga membuat pria itu menyingkir. "Nggak usah mainin pelacur! Mereka juga manusia! Kalau nggak mau main atau jijik bilang dari awal."

Ayu hendak berlalu dari hadapan Rey, tapi pria itu justru mencekalnya kuat dan membawa Ayu kembali ke kitchen table, tidak peduli seberapa keras Ayu melawan karena sudah terlanjur kesal pada tingkah Rey barusan. Ayu sudah kehilangan moodnya untuk bercinta, tapi pria itu justru menunggingkannya, melebarkan kakinya dan tidak memberikan kesempatan Ayu untuk berontak, sesuatu yang panjang dan besar mulai memasuki kewanitaannya yang basah di sertai lenguhan nikmat dari Rey yang menggeram.

Begitu besar dan panjang, rontaan dari Ayu yang berusaha melepaskan diri justru membuat cengkeraman otot kewanitaannya semakin kuat, hanya dalam hitungan detik gairah Ayu kembali dan membuatnya mendesah hebat. Kini Pantry apartemen penuh dengan suara paha mereka yang beradu, menciptakan kecipak kelamin yang basah dan erangan nikmat yang saling bersahutan.

Seluruh tubuh Rey terasa menggigil, bagaimana bisa Rey jijik pada Ayu jika kewanitaan wanita ini begitu memanjakannya dengan cengkeraman kuat yang membuat seluruh batangnya terasa linu oleh rasa nikmat. Ayudia begitu merawat dirinya hingga siapa saja tidak akan menyangka jika Ayu adalah penjaja nikmat.

Lama mereka saling bergelut dalam nikmat, keringat mengucur di tubuh keduanya yang berjibaku dalam bahasa birahi, berbagai posisi untuk menambah kenikmatan mereka pun di lakukan, dan hasilnya, petualangan seks Ayu dan Rey begitu luar biasa.

Tidak terhitung berapa kali Ayu orgasme, mengguyur tubuh indahnya dengan rasa nikmat yang memabukkan, tapi Ayu juga enggan berhenti melepaskan batang yang kini begitu perkasa menikmatinya.

Dan setelah seluruh tubuh Ayu terasa pegal karena permainan Rey, geraman berat terdengar dari pria yang mencengkeram payudaranya sebagai pelarian rasa nikmat di saat batang panjang nan besar yang bersemayam di dalam kewanitaannya menyemburkan cairan nikmat.

Begitu deras, bahkan sampai meleleh keluar di paha Ayu menandakan betapa perkasanya pria yang kini terengah-engah mendekapnya.

"Berhentilah menyebut dirimu pelacur, Yu. Karena mulai sekarang, kamu milikku. Milik seorang Reynald."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kupu-kupu IdamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang