Kenikmatan Yang Tertunda

29.2K 279 3
                                    

Halo Semuanya.
Nggak Nyangka dengan respon kalian terhadap tulisan yang berawal dari iseng di tengah kegabutan ini.
Ohh ya, mau tanya bagaimana pendapat kalian tentang tulisan ini, terlalu vulgar atau bagaimana?
Atau kalian masih bingung bagaimana kisah Ayudia Sang Jalang ini?
Apapun itu jangan bosan buat ikutin kisahnya, dan jangan lupa buat tab ⭐ di pojok kiri bawah.

Selamat membaca semuanya.

"Ayudia."

Erangan dari Theo saat menyebut namanya justru membuat Ayudia tersenyum kecil, tangan berjemari halus yang seringkali membuai lawan jenisnya ini kini menyusuri wajah tampan Theo dan juga dadanya yang bidang dengan cara yang sensual.

Silih berganti para pria datang di hidupnya, memuja Ayudia, memberikan segala hal yang Ayudia inginkan, tapi jika Ayudia boleh memilih berkata jujur, tidak ada yang mampu menggantikan tempat Istimewa Theo.

Jika saja Theo pergi dengan baik-baik saja, mengakhiri hubungannya dan Ayudia dengan cara yang benar, mungkin Ayudia tidak akan seperti sekarang. Tapi Theo dan Mamanya sendiri yang menorehkan luka terlalu dalam untuk Ayudia.

Dua orang yang seharusnya paling mengerti perasaannya justru menikam Ayudia dengan cara yang menyakitkan, mereka berdua bermain api di belakangnya hingga membakar Ayudia sampai tidak bersisa sama sekali.

Ayudia mendekat, mengecup rahang tegas pria yang pernah memenuhi hatinya dengan kebahagiaan tersebut, membuat suara Theo yang sedang menahan nafas karena ulahnya terdengar menggoda di telinganya Ayudia.

Jakun itu bergerak dengan pelan, menahan gejolak besar saat tangan Ayudia menyusuri kaos hitam yang membentuk tubuh Theo dengan sangat pas, hal yang seharusnya tidak di lakukan antara anak tiri dengan suami Mamanya, tapi sama seperti Theo dan Mamanya yang tidak peduli dengan perasaannya.

Begitu juga dengan Ayudia sekarang. Ayudia sudah terlanjur nyaman di pangkuan Theo, menikmati dekapan erat dari tangan berotot yang mengusap pinggulnya, dan dari kerasnya bata** kejantanan yang pernah merebut mahkota virginity-nya Ayudia tahu jika Theo menginginkannya, tahu jika akhirnya Theo luluh dengan godaannya membuat Ayudia semakin bersemangat menggesekkan pangkal pahanya pada bata** yang mengeras tersebut.

Ayudia benar-benar seperti seorang Cowgirl sekarang, menunggangi Theo yang pasrah di kursi belakang dengan liar, bukan hanya bata** di selakang**nya yang mendapatkan serangan, tapi tangan itu mulai melepaskan kaos yang di pakai Theo dan mulia mengecup setiap inci tubuh telanjang dokter yang menggoda tersebut, Theo yang awalnya ingin membawa pulang Ayudia justru terjebak dengan permainan gila yang di suguhkan oleh Ayudia di dalam mobilnya.

Keremangan basement parkir membuat Ayudia sama sekali tidak khawatir akan ada yang mengganggu mereka. Minuman dan rasa kecewa sudah membuat Ayudia kehilangan akal sehatnya.

Kini yang ada di otak Ayudia hanyalah bagaimana dia ingin melampiaskan rasa kecewa bercampur nafsu pada Ayah Tirinya ini. Hasrat untuk membuktikan jika dia seorang yang lebih baik membuatnya nekad melakukan hal gila ini,

"Jangan menggodaku, Yu. Ini nggak benar."

Tangan kekar itu mencengkeram erat pinggul Ayudia yang bergerak, bukan hal yang mudah di lakukan Theo, seluruh tubuhnya sudah banjir keringat karena nafsu yang sudah ada di ujung kepalanya, dia hanya perlu membuka resleting celananya dan menyingkirkan g-string Ayu maka dia bisa kembali mereguk kenikmatan dari anak tirinya ini, sayangnya akal sehatnya mengingatkannya untuk berhenti.

Ingatan jika statusnya sudah berubah membuatnya harus menahan diri walau tidak bisa Theo pungkiri jika dia begitu ingin memasuki Ayudia sekarang.

Wajah cantik yang memerah karena birahi itu kini memandang Theo dengan sedih, kecewa karena penolakan dari Theo, dan saat melihat wajahnya yang kecewa hati Theo sedikit tercubit.

Theo kira Ayudia akan menyerah, dia sudah lega dan nyaris saja bisa menarik nafas, sayangnya tidak, senyum licik justru muncul di wajah mantan pacarnya, tanpa ragu Ayudia justru membuka kaos Ballmain yang membungkus tubuh indahnya dan membuat kedua payu**** yang tampak kini hanya tertutup bra Victoria secret tersebut tersuguh di depan Theo, dalam gerakan lambat Ayudia membuka penutup terakhir tersebut dengan gerakan sensual sembari meremas dua buah payu**** tersebut memamerkannya pada sosok pria yang sudah mencampakkannya begitu saja.

Indah, tentu saja, bahkan Theo tidak bisa menahan air liurnya melihat dua bukit kembar indah dengan puncaknya yang menggoda tanpa penutup tersebut di depan wajahnya, desahan yang lolos dari Ayudia saat dia memainkan payu****nya sendiri mengobarkan birahi Theo yang sempat padam.
Setiap lekuk tubuh Ayudia begitu sempurna, menggeliat indah merangsang bak seorang Dewi Se*s yang akan mengutuk siapa saja yang berani menolaknya.

Terlebih untuk Theo, dia sudah pernah merasakan betapa nikmatnya tubuh indah yang ada di depannya, dan sekarang teringat semua kenikmatan tersebut membuat bata**nya kembali berdenyut menagih rasa yang sama.

"Touch me, The!" suara parau Ayudia saat dia meraih tangan Theo dan membawanya untuk menyentuh ke payu**** yang begitu ranum, sekal, dan nyaman untuk di remas. "aaaahhh." desahan penuh kenikmatan terdengar memenuhi mobil ini saat dengan nakalnya Theo menarik puncak put*ngnya dengan gemas.

Masa Bodoh dengan status, persetan dengan statusnya yang sekarang merupakan suami dari Ibu wanita yang di sentuhnya sekarang, Theo menginginkan Ayudia, dan dia akan menyentuhnya sekarang. Theo sudah berusaha keras menolak, dan wanita ini yang menyodorkan dirinya sendiri ke hadapannya.

Dengan satu gerakan Theo membalik tubuh Ayudia yang di pangkuannya, kini bukan Ayudia yang memegang kendali, tapi Theo yang menguasai wanita binal yang tidak lain adalah anak tirinya ini. Kekeh tawa terdengar dari Ayudia saat melihat Theo yang ada di atasnya, menatapnya penuh gairah sama seperti saat dulu semuanya belum berubah.

"Kamu yang maksa aku, Yu."

Ayudia tidak menjawab, dia memilih membuka resleting celana Theo, dan mengeluarkan sesuatu yang tersembunyi sedari tadi, senyum merekah di bibir sensual tersebut saat mendapat ba**ng yang di godanya tampak keras dan siap untuk bertempur seperti yang di bayangkannya.

Tangan Theo tidak tinggal diam, di saat jemari lentik tersebut menyentuh batangnya yang terasa semakin sensitif, Theo pun sibuk melucuti mini skirt sekaligus g-string yang di kenakan Ayudia, membuat tubuh polos dewi se*s pujaan kaum adam tersebut terbuka di depannya.

Tidak ada satu inchi pun setiap bagian tubuh polos Ayudia yang luput dari cecaran bibir Theo, Theo menikmati tubuh anak tirinya seolah-olah tidak ada hari esok lagi, ya, tubuh indah Ayudia memang mempunyai citarasa yang berbeda, setiap desahannya menambah gairah Theo untuk bercinta. Rasa dan sensasi bercinta yang di suguhkan Ayudia yang tidak bisa Theo dapatkan dari wanita mana pun.

Bahkan dari Rini, istrinya yang tidak lain adalah ibu dari Ayudia. Theo memang sudah gila dengan menikmati Ibu dan Anak ini. Tapi Theo sudah tidak peduli apapun selain dia ingin memasuki lubang sempit milik Ayudia yang begitu terngiang kenikmatannya.

Theo hanya perlu menurunkan tubuhnya, memasukkan kejanta**nnya pada tubuh indah tanpa busana yang sudah terkangkang lebar siap menyambutnya dalam kenikmatan dan mengayuhnya dengan keras hingga segala beban yang tertampung di dalam kantung skrotumnya keluar, kepala Theo sudah pening hanya dengan memikirkan kenikmatan yang akan di dapatkannya.

Tapi ketukan dari pintu mobil menghentikan semua kenikmatan tersebut tepat saat kepala kejant**an Theo terselip di antara va**na Ayudia yang terkang**ng pasrah.

"aaahhh, shit!"

Kupu-kupu IdamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang