Chapter 1

197 21 2
                                    

Disebuah istana yang melayang diatas langit dikelilingi awan hitam pekat dan suara petir dimana-mana. Disebuah ruang tahta yang sangat luas terdapat tangga yang menuju kekursi tahta yang megah terbuat dari adamantitte berwarna hitam dihiasi dengan bunga-bunga berwarna putih dan lambang bulan purnama didinding belakang kursi tahta.

Seorang gadis berambut perak panjang memakai jepit rambut bulan sabit dan mata berwarna merah darah menyala dimalam indah, kulit putih dan mulus ditambah tubuh yang mungil yang terlihat masih dalam tahap pertumbuhan dengan gaun warna hitam panjang berenda membuat semua pria jatuh hati padanya. Duduk diatas tahta sambil menaruh perhatian penuh pada keberadaan yang sedang menundukkan kepala dibawahnya.

「yang mulia, waktunya telah tiba」

「oh, waktunya tiba ya?」

「ya, yang mulia. Tapi ada 1 masalah lain dalam 300 tahun ini」

「apa itu?」


「kerajaan manusia telah berhasil melakukan panggilan pahlawan dari dunia lain」

「ohh... begitukah?」

「ya yang mulia. Tapi...」

「Apa ada masalah?」

Gadis itu menatap tajam ke orang yang berbicara kepadanya.

「Mereka memanggil pahlawan tidak hanya 4 seperti 300 tahun yang lalu, namun mereka berhasil memanggil 27 orang.」

「umu, berita yang menarik」

「apa yang harus kita lakukan, yang mulia?」

「lakukan sesuai rencana. Aku tidak peduli tentang pahlawan. Ah tapi mungkin memberi salam sedikit juga boleh」

「baik, yang mulia」

Setelah mengatakan itu, keberadaan itu langsung menghilang seakan dari awal tidak ada disana. Dan diruang tahta tersisa gadis yang duduk dikursi tahta memainkan jarinya sambil melihat keluar jendela.

「fu- fufufu~」

Gadis tersebut mulai menyeringai lebar

-----

Cahaya matahari menyinari kelas dipagi hari. Seperti biasa...

「pagi, Fii」

Seorang perempuan berambut hitam dengan ujung biru gelap digerai dan mata berwarna senada dengan rambutnya menyapa seorang laki-laki berambut hitam yang menyendiri dipojokan walau itu sudah menjadi kebiasaannya.

「pagi」

Jawab singkat anak laki-laki tersebut yang masih melihat keluar jendela selama hampir 15 menit.

「hey Fii, kau masih memikirkan Kei, huh?」

「......」

Orang yang dipanggil Fii oleh perempuan itu hanya diam tidak menjawab dan terus merenung. Dia seperti sedang memikirkan sesuatu didalam kepalanya entah apa

「Asakura, biarkan dia dulu daripada makin mempersulit keadaan」

Tiba-tiba ada suara memanggil dari arah belakang mereka berdua. Perempuan bernama Asakura menoleh untuk melihat siapa yang datang, dan dibelakangnya ada 3 orang laki-laki menghampiri mereka berdua.

「eh, tapi Ryan...」

「udah, biarkan dia menenangkan diri dahulu」

Laki-laki dengan perawakan tubuh atletis berambut pirang ditambah berwajah tampan yang dapat menarik perhatian gadis manapun bernama Ryan memotong pembicaraan Asakura dan menasehatinya. Lalu Asakura pun menuruti dan pergi ketempat duduknya untuk menata buku-bukunya dimeja yang dipinjam oleh teman-temannya.

「Arafi masih gitu aja ya dari kemarin?」

Tanya laki-laki bertubuh besar berambut coklat dengan mata senadanya disebelah kiri Ryan bertanya sambil melihat Arafi yang masih diam melihat keluar jendela.

「haah, gitu amat ya sedihnya」

Lanjut laki-laki bertampang preman dengan rambut hitam kemerahan yang acak-acakan disebelah kanan Ryan dengan tatapan 'tidak peduli' nya.

「hahaha sudahlah Ryouta, Rama. Biarkan dia menenangkan diri dahulu. Diantara kita sekelas dia yang paling dekat dengan Kei jadi itu sudah sewajarnya kalau dia kehilangan sahabatnya. Dah lah, kelas udah mau dimulai」

Tak berselang waktu lama, bel masuk kelas pun berbunyi dan guru wali kelas sekaligus guru Bahasa Jepang masuk kelas

「ohayou」

「ohayou gozaimasu, Nay-Sensei」

Sensei menyalami kelas dan memulai pelajaran dipagi hari. Namun tiba-tiba ada lingkaran aneh dilantai kelas yang membuat seluruh murid dikelas ribut

「eh, apaan nih?」Rama menoleh ke Ryota seakan bertanya padanya

「lu bercanda kan nanya ke gua?」 Ryota menanggapi pertanyaan Rama yang tak jelas itu

「tenanglah kalian berdua」 Ryan mencoba menenangkan Rama dan Ryota dari pertengkaran kecinya

「tapi seriusan dah apa ini?」lanjut Rama yang panik tidak seperti biasanya

「entahlah. Yah apapun itu terserah」jawab Ryan dengan santai

「oi Ryan ini bukan waktunya santai. Tapi lingkaran apa ini? Ini seperti lingkaran yang ada digame itu」

Arafi yang daritadi tidak mempedulikan keadaan sekitar akhirnya melihat keadaan sekitar ketika kelas semakin ribut. Dia melihat lantai dan menyadari ada sesuatu yang salah dari lingkaran itu.

'ini.... lingkaran mantra transisi digame itu? Gak,gak, gak mungkin. Gak mungkin ada kejadian klise kayak gini didunia nyata kan? Lagipula itu game udah mati seminggu yang lalu'

Tapi, ekspektasinya berbeda dari realitinya. Lingkaran mantra itu bersinar seiring berjalannya waktu dan tak berselang lama cahaya itu menutupi seluruh kelas. -- 




TERIMA KASIH TELAH MEMBACA, JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA...

~XIU

ALTER: Though Friend's Friendly (ID)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang