Judge

3.9K 383 15
                                    

Luka dibalas Luka

.

.

.

"Tatap aku!" Mark bicara tajam dengan nada menuntut. Tatapan marah dan penuh luka tergambar jelas diwajah namja tampan berusia 29 tahun itu. Mengesampingkan rasa belas kasih dan mungkin perasaan asing yang enggan diakuinya.

"Bunuh saja aku!" Bibir plum merah Haechan bergetar, namja berparas menawan itu mencoba mengabaikan rasa sakit yang menggerogoti seluruh tubuhnya. Bahkan Haechan bisa merasakan asinnya air mata miliknya yang tumpah banyak tercampur dengan anyir darah yang merembes dari sela bibirnya yang terluka.

Tersiksa secara lahir batin, itulah yang dirasakan Haechan saat ini. Mark yang melukai dirinya secara fisik dan mental.

"Membuatmu mati tidak akan cukup menghapus dosamu Lee." Bibir tipis Mark berdesis tajam disertai iris chitanya yang menatap nyalang pada sosok indah yang telah dirusaknya.

Ugh..

Haechan melenguh saat tubuh manly Mark beranjak dari atas tubuhnya hingga memutus tatuan tubuh keduanya. Dua kelopak hasel caramelya terpejam merasakan bagian penglepasannya yang kini terasa kosong diikuti rasa perih, panas, penuh dan lengket.

Mark menatap datar tubuh lemah bersimbah peluh dan cairan mani itu. Bagaimana kedua kaki jenjangnya bergetar dan masih berada diposisi semula. Membuka lebar, memperlihatkan cairan mani yang ditumpahkan Mark mengalir keluar dari anal Haechan disertai darah.

Bagaimana kotornya tubuh sempurna itu, tubuh yang tadinya tan bersih dan sehalus pulam kini telah dipenuhi bercak merah keunguan dan juga terdapat beberapa memar.

"Apa sekarang kita impas?" Hasel caramel Haechan menatap kosong Mark, saat namja tampan itu kembali mengenakan pakaian, sementara Haechan sendiri jangankan kembali memakai pakaiannya bahkan untuk menggeser tubuhnya saja rasanya sulit. Seluruh persendian dan tulang-tulang tubuhnya seakan tak berfungsi dan lagi untuk apa dirinya menutupi tubuhnya yang polos dan kotor jika nyata-nyata dirinya sudah ternoda.

Srek

Haechan bungkam, membiarkan saja tindakan Mark yang mencengkram rahangnya, menatap matanya tajam dan dalam. Hanya balas menatap sepasang iris chita Mark, Itu yang Haechan lakukan saat ini.

Untuk persekian detik kedua mata itu saling menatap dengan gejolak jiwa masing-masing.

"Aku sudah merusakmu. Menghancurkan harga dirimu sebagai namja. Apa ada hal lain yang lebih menyakitkan dari ini, hem? Dan sekarang tubuhmu sudah tidak ada nilainya di mata wanita Lee Haechan-ssi." Mark menyeringai puas saat mendapati tatapan luka dan putus asa yang disuguhkan dari sepasang hasel kelam itu.

"Sekarang tidak ada satu halpun yang bisa kau banggakan. Kau sudah hancur sehancur-hancurnya Lee."

Haechan tersenyum pahit, benar apa yang dikatakan Mark. Tidak ada lagi yang tersisa baik harta maupun harga diri. Lee Haechan sekarang sudah tidak bernilai.

"Bagaimana rasaku?" Haechan masih coba mengimbangi sikap arogan Mark, biar bagaimanapun dirinya adalah Lee Haechan. Dulu tidak sembarang orang bisa melafalkan namanya dengan mudah.

"Tepat seperti dugaanku, kau lebih nikmat dari pelacur manapun. Ternyata menyetubuhi keturuan ningrat sangat berbeda, meski pada kenyataanya semua itu hanya tinggal kenangan untukmu." Senyum sinis tersungging dibibir tipis Mark, tatapan merendahkan ia layangkan pada sosok cantik dalam keadaan mengenaskan itu. Perlahan namun pasti Mark beranjak pergi meninggalkan sosok menawan yang telah rusak itu sendirian di dalam kamar. Mengabaikan tatapan luka dan mungkin penyesalan yang terpancar dari hasel caramel Haechan.

Story About MarkChan IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang