Mark pov.
Seo Haechan satu tahun
Mark menatap lekat sosok mungil nan gembul berbalut pakaian hangat dan selimut tebal dalam dekapan supir pribadinya. Bayi laki-laki berkulit tan itu mampu membuat dunia laki-laki berusia 17 tahun yang menatapnya lekat seolah terhenti detik ini juga. Bagaimana mata bambi indah milik bayi gembul yang mengerjab lucu mampu menghipnotisnya sang Tuan muda dari Group Lee itu.
Mark tak mampu berpaling,
Betapa rupawannya bayi mungil benama Seo Haechan, putra dari sopir pribadinya itu.
"Paman,"
"Ya tuan?"
"Jaga baik-baik putramu, jangan biarkan kulit halusnya tergores walau hanya secuil. Mulai sekarang semua biaya hidup putramu dan keluargamu menjadi tanggung jawab keluarga Lee."
Meski sedikit bingung, dengan raut wajah teramat heran, namun tak urung ayah Haechan mengangguk patuh. Karena mau bagaimana lagi, dirinya hanyalah seorang pegawai kecil. Supir pribadi keluarga Lee yang sudah mengabdikan diri sejak dirinya berusia 20 tahun.
.
.
.
Seo Haechan sepuluh tahun
Aku menatap lekat Haechan yang berdiri didepan pintu kamarku, Haechan yang satu hari lalu genap berusia 10 tahun. Lihatlah mata bambinya yang mengerjab lucu dan bibir mungil semerah buah cherrynya yang sesekali menguap. Aku tau Haechanku pasti sangat mengantuk, sudah seharusnya bocah seusia dirinya tidur saat waktu sudah menujukkan pukul 10.00 malam.
Rasanya, tidak tega melihat wajah cantiknya yang sendu karena mengantuk berat. Namun pose imut yang ditunjukkanya mampu membuat hatiku tergelitik.
Lihat,
Piyama warna lembut dengan motif beruang yang dipakainya dan boneka beruang yang berada dalam pelukannya menambah kesan manis bocah cantik ini. bocah yang bahkan sudah aku klaim menjadi milikku sejak berusia satu tahun.
Apa aku pedofilia?
Terserah, orang mau berkata apa. Yang jelas aku sangat mencintai bocah ini. Bahkan aku selalu merindukanya setiap detik. Aku sudah cukup menunggu lama. Baiklah sepuluh tahun bukan waktu yang sebentar bukan? Selama ini aku menahan diri untuk tidak melakukan kontak fisik dengan Haechan. Aku hanya tidak ingin menyakiti malaikatku.
Haechan masih terlalu muda, namun saat usianya genap sepuluh tahun. Aku ingin memulainya. Aku ingin menunjukkan pada Haechanie jika dirinya terlahir untukku. Aku ingin Haechan menyadari keberadaanku yang sangat penting untuknya.
"Tuan memanggilku?"
Lamunanku buyar kala telingaku mendengar suara merdu nan indahnya. Secuil kalimat pendek yang sudah mampu menarikku dalam pusaran pesonanya. Aku tersenyum lembut, sedikit merunduk membuat tinggi badanku sejajar dengannya hingga kami bisa saling menatap.
"Mulai sekarang Haechanie tidur dikamarku."
Aku tersenyum menanggapi anggukan kepalanya ditambah mata bambinya yang mengerjab. Haechan terlihat sangat polos sesuai dengan usianya yang masih 10 tahun. Apakah aku tega menodai kepolosannya? Aku rasa belum saatnya.
.
.
"Apa kau takut?" Aku bertanya dengan nada selembut mungkin, aku tidak ingin Haechan merasa terancam olehku. Meski mungkin memang apa yang saat ini ku perbuat padanya termasuk tindakan yang tak lazim.
Aku membawa tubuh Haechan untuk tidur di atas kasurku, dan aku benar-benar ingin melihat keindahan ragawi sosok cantik ini. Melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Bukan dari camera pengintai yang kupasang di kamarnya ataupun kamar mandi. Bukan pula dari koleksi photo-photo dirinya yang sudah ku abadikan sejak Haechan berusia satu tahun.
![](https://img.wattpad.com/cover/282313991-288-k310844.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Story About MarkChan II
Historia CortaCerita pendek Original story by kim anna shinotsuke #ibnuchan23