Alunan musik rock menghentak, sedikit memekakkan telinga dengan petikan gitar listrik yang mengaung hebat dipadu pukulan drum bertenaga nan penuh enerjik. Atmosfer dingin di pinggiran jalan sepi dengan ruko berjajar yang sebagian sudah mulai tutup karena waktu sudah larut mendadak ramai oleh para pejalan kaki yang berhenti, memusatkan perhatian pada empat anak muda yang sedang beraksi.
Tampilan serba hitam dengan dandanan asal-asalan yang justru menonjolkan sisi liar namun tampan sekaligus jantan belum lagi keempat lelaki yang kini bergerak bebas dan penuh ekspresi itu dianugrahi wajah tampan.
Park Jisung dengan telinga tertutup earphone menabuh keras drum, diimbangi dengan Na Jaemin yang fokus pada pianonya sedangkan disamping Jaemin, Lee Jeno lelaki yang dengan khusuk memetik senar gitar sambil menikmati aluran suara vocal berat dari sang vokalis sekaligus leader band Dream Rock. Mark Lee vokalis dengan wajah tampan sekaligus tubuh teramat manly dengan kulit putih, belum lagi iris mata serupa chita yang mampu melelehkan kaum wanita. Dan jika berpenampilan seperti saat ini siapa yang mengira jika keempat laki-laki tampan itu berstatus pelajar sekolah menengah atas.
Wooowwoooooww..
Wuuu... Kerenn...
Sorak-sorai para pejalan kaki yang mulai tertarik dengan tampilan band rock itu mulai terbawa suasana dalam aluran musik keras Dream Rock. Suhu dingin tidak lagi terasa, lonjakkan tubuh dan kaki yang bergerak melompat dengan tangan keatas membuat tubuh sekumpulan orang-orang itu menghentak, melenyapakan kebekuan akibat butiran salju dingin.
DUAG!
Brak!
Keadaan berubah menjadi hening, Mark berhenti menyanyi fokusnya bubar seketika saat melihat sound system bandnya terguling menyebabkan aliran listrik terputus hingga musik mengaung dari alat musik Dream Rock mati. Jeno, Jaemin dan Jisungpun sama. Tatapan bertanya, mengintimidasi sekaligus tidak mengerti yang saat ini tengah keempat laki-laki itu lempar pada tiga lelaki sesuai mereka yang berdiri angkuh setelah mengusik tanpa permisi.
Sriinggg... tranggg...
Bunyi dengungan gitar listrik Mark yang diputus begitu saja, sukses membuat penonton menutup telinga dan seolah menyadari akan aura yang tidak baik orang-orang yang tadinya berkerumun satu-persatu mulai pergi menjauh seolah tidak terjadi apa-apa pun tentunya orang-orang itu tidak mau terlibat dengan keributan anak band yang mereka anggap terlalu sering terjadi.
Kini tersisa tujuh pemuda dengan aura tidak baik, oh.. nyatanya masih ada satu orang lagi yang berdiri dengan mengapit lengan lelaki tinggi itu. Seseorang dengan rambut coklat setengkuk, ada syal merah yang melingkar manis dilehernya. Seseorang dengan mata bambi indah, kulit tan sexy dan bibir penuh yang terlihat merah.
Mark merasa terusik dengan seseorang yang berdiri diam disamping laki-laki yang tadi menendang sound system bandnya. Laki-laki berwajah tampan yang menurut Mark jauh lebih tampan Mark sendiri. Lelaki angkuh yang membuat Mark muak karena tidak tau apa maunya dan begitu saja mencari gara-gara.
Mark merasa tidak mengenal ketiga lelaki dan satu orang yang sulit ditebak gender-nya. Apakah laki-laki atau wanita, seseorang berawajah dewi yang menarik perhatian Mark. Pun Mark yakin jika ketiga temannya sama dengannya, tidak mengenal ketiga lelaki yang mengacau pertunjukkan musiknya. Pengecuali seragam sekolah elit yang melekat di tubuh mereka,
SOPA high school
"Musik kalian hanya membuat telingaku sakit. Tidak beraturan dan kampungan." Lelaki berkulit tan bertubuh tinggi itu mengorek telinganya lengkap dengan wajah yang seolah menunjukkan rasa jengah dan mata bulatnya membuat Mark muak. Demi apapun Mark benar-benar ingin menghajar laki-laki yang dipastikan dari golongan borjuis yang sudah menghinanya. Mark mengepalkan tangan, menggertakkan rahangnya yang mengeras.
![](https://img.wattpad.com/cover/282313991-288-k310844.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Story About MarkChan II
Historia CortaCerita pendek Original story by kim anna shinotsuke #ibnuchan23