CdC 5🌸

20 2 0
                                    

Saya berjanji, akan memberikan VOTE dan KOMEN pada part ini, maupun part selanjutnya🌸

(Hayoloh, udah pada janji, 'kan? Dosa loh ingkar janji😭🌸)

Happy reading
.
.

"Selamat pagi, Ma."

"Pagi, Sayang. Gimana kaki kamu?" Zaa sedikit menoleh seraya menyiapkan sarapan di meja makan.

Samuel berjalan dengan sedikit tertatih. "Udah mendingan kok, Ma. Makasih ya, udah ijinin Sam nginap di sini tadi malam, sekalian obatin luka Sam."

Zaa tersenyum lembut. "Makasihnya sama Abel aja. 'Kan dia yang obati kaki kamu semalam."

"Pagi semua," sapa Christabel keluar dari kamarnya seraya mengeringkan rambutnya menggunakan handuk.

"Abel ... berapa kali Mama bilang, kalau mau keringkan rambut di kamar aja. Nanti kalau rambut kamu ada yang rontok terus masuk ke makanan, gimana?" tegur Zaa.

"Sorry, Ma. Kebiasaan," sahut Christabel dengan cengiran khasnya.

"Iya, kebiasaan. Tapi itu kebiasaan buruk, putri Papa yang cantik. Nggak perlu dipelihara," timpal Kevin yang sudah duduk manis menikmati sarapannya.

Christabel mengerucutkan bibirnya. "Ya udah iya, maaf Ma, Pa." Christabel lalu kembali ke kamarnya dan segera mengeringkan rambutnya.

Selesai mengeringkan rambut, Christabel kembali ke meja makan dan duduk di sebelah Samuel.

"Ikat rambutnya, Abel. Nanti masuk ke makanan," ujar Zaa lagi.

Christabel mengangguk. "Oke, Ma." Ia lalu segera mencepol rambutnya asal.

"Kamu pakai parfum apasih? Kok nggak enak gini wanginya? Pusing Mama ciumnya," gerutu Zaa lagi.

"Masa, sih, Ma? Padahal Abel pakai parfum vanilla kok," jawab Christabel.

"Lain kali pakai wangi stroberi aja. Nggak suka Mama cium wangi yang ini," tukas Zaa.

Christabel menghela napas panjang. Ada apa dengan Mamanya? Sejak tadi Zaa terus saja mengkomplain apapun yang Christabel lakukan dan kenakan.

"Sayang, tapi, 'kan parfum vanilla ini kamu yang pilihin buat Abel kemarin," ujar Kevin.

Samuel berdeham. "Iya, Ma. Lagian, menurut Sam juga, parfum yang Abel pakai enak kok wanginya," tambahnya ikut membela gadis itu.

Zaa menatap mereka bertiga satu per satu, lantas tiba-tiba merengek kencang. "Kok kalian malah nyudutin Mama, sih?? 'Kan Mama cuma bilang apa yang Mama rasain!!" pekiknya.

"Ma, bukan gitu kok maksud kita bertiga. Kalau emang Mama nggak suka sama wanginya, ntar pulang sekolahnya Abel beli parfum stroberi,"

"STOPP!!!! Jangan dekaat! Parfum kamu bau Abel jangan dekaaaatt!!" Suara Zaa begitu menggelegar membuat Christabel sontak saja panik dan menghentikan langkahnya.

"Kamu kenapa, Ma?" tanya Kevin yang turut bingung.

"Parfum Abel nggak enak, Pa. Mending Abel cepat-cepat ganti aroman------HUEEKKK!!" Zaa segera saja berlari masuk ke dalam toilet dan terus menerus muntah di dalam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta dari Christabel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang