"Lo tuh, ya!" geram Kirey mengangkat tangannya ke atas hendak menampar Christabel.
"Apa?!!" Axel cepat-cepat menahan tangan gadis itu dengan tatapan menusuk.
"Mama sama Papa Abel aja, mungkin nggak pernah sedikit pun berniat buat nampar Abel. Terus, lo siapa? Berani banget angkat tangan lo ke dia?" ucapnya begitu menampar diri Kirey.
"L-lo nggak dengar, kalau ... kalau tadi tuh Abel menghina gue?" Kirey menjadi sangat takut dan gugup, belum pernah ia melihat Axel melemparkan tatapan setajam ini padanya.
Axel menoleh ke arah Christabel sebentar, lantas kembali menatap Kirey. "Menurut gue tadi Abel ngomong fakta, bukan menghina lo. Kalau mulut lo emang udah nggak berguna, selalu ngurusin hidup orang, lebih baik buang. Kasian daripada nyampah!"
Kirey mengalihkan pandangannya kaku, ia merasa sangat panas mendengar kalimat yang terlontar dari mulut Axel. Tapi sayang, ia pun tidak berani jika berdebat dengan cowok itu, jika ia melawan maka akan terjadi masalah, Samuel mengetahui sifat aslinya dan semua rencananya akan gagal.
Kirey berdeham, mencoba menghilangkan rasa takutnya. Ia kembali membenarkan rompi bajunya, angkuh lantas bersidekap dada.
"Tapi gue heran, ya. Lo itu nggak punya malu banget. Perasaan nggak ada yang ngundang lo ke sini, loh. Kok lo dengan PD-nya malah datang mulu, sih?"
"Siapa bilang Abel nggak ada yang undang?" tanya Harrys ikut membuka suara.
"Gue, Harrys, sama anak-anak kelas tuh semuanya pada ngundang Abel sama Cindy. Selain banyak omong, lo ternyata sotoy, ya?!" timpal Axel lagi membuat Kirey terdiam, tak mampu berkata apa-apa lagi.
"Lo itu sebenarnya teman Sam atau nih cewek nggak sih? Kok lo malah belain dia, bukan gue?" tanya Kirey lagi, mencoba mencari pembelaan.
Harrys menaikkan sebelah alisnya. "Gue?" tunjuk Harrys pada dirinya sendiri. "Gue temannya orang-orang baik, sih. Kayak Sam sama Abel misalnya," ujarnya lagi.
"Oh gitu?" Kirey lalu menatap tidak suka pada Christabel yang bahkan saat ini tidak memperhatikan pembicaraan Harrys dan Kirey sedari tadi.
Gadis itu malah kini terlihat sangat gusar menatap ke arah Samuel dan Jhors akan menampakkan diri nanti. Perasaan Christabel sungguh-sungguh tidak enak, ia sangat takut terjadi sesuatu pada Samuel.
"Heh, cewek gatal!" seru Kirey memanggil Christabel, tetapi sama sekali dihiraukan oleh orang yang ditujunya.
Dengan emosi yang sudah ada di ubun-ubun, Kirey mendekati Christabel dan menyentak tangan kiri gadis itu hingga menghadap ke arahnya.
"Shh ... lo apaan, sih?" ringis Christabel kesal.
"Lo yang apaan? Lo nggak dengar gue manggil lo tadi? Malah pura-pura nggak dengar lagi!" ketus Kirey.
"Kapan lo manggil gue? Telinga gue masih bekerja dengan normal, tapi sedari tadi gue nggak ada dengar lo nyebut nama gue," sahut Christabel.
"Nyebut nama lo?" Kirey tertawa sumbang. "Nggak sudi gue nyebut nama lo! Lo itu cocoknya dipanggil cewek gatal! Gue jadi bingung, sebenarnya bagian tubuh mana aja yang udah lo kasih ke teman-teman Sam, sampai mereka semua pada belain cewek pengganggu hubungan orang kayak lo!"
Plakk!
Rasa panas seketika saja menjalar di pipi kanan Kirey, terasa sangat perih dan membakar amarah dalam hatinya. Mulutnya terdiam begitu saja saat merasakan sebuah tamparan mendarat dengan mulus di pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dari Christabel
Fiksi Remaja(FOLLOW SEBELUM MEMBACA ❤) "Lo dan gue dipertemukan bukan untuk dipersatukan, kata kenal nggak selamanya berakhir dengan cinta. Sadar diri! Lo dan gue itu beda!" •Samuel Algreen• "Kita itu ibarat air dan api. Sering dipertemukan, tapi hanya untuk sa...