Prolog

1.2K 66 5
                                    

Seorang gadis kecil sedang menghadap ke dinding dengan bibirnya yang mengerut karena kesal. Di belakangnya tampak seorang wanita yang berkacak pinggang dan tidak ada niatan untuk berhenti mengomel.


''Ish, kan Ala nggak salah, yang salah itu Alka tauu" ucap gadis kecil itu.


"Kalau kamu bawa sepedanya hati-hati, ya nggak bakal sampe kaya gini."


Alexa Ara Geordino, balita yang biasa membuat kerusuhan dimanapun dan kapanpun. Kemarin, Papa nya baru saja membelikan ia sepeda baru. Namun, hari ini sepedanya sudah tak berbentuk lagi. Bentuk ban yang reyot, pedal yang hilang sebelah, dan jangan lupakan lumpur hitam yang menutupi rupa indah sepeda tersebut.


Tadinya Ara bermain sepeda bersama adik kembarnya, Arka dan Arsha. Ara dengan penuh kepercayaan diri memimpin jalan dengan menambah laju sepedanya dan mengambil jalan lurus di pertigaan kompleks. Padahal, arah taman seharusnya belok ke arah kiri. Arka yang melihat kakaknya salah jalan, lantas meneriakinya untuk putar balik.


Sayang seribu sayang, Ara yang kepandaiannya hanya sebutir debu salah menangkap maksud sang adik. Ara malah memposisikan tubuhnya mengahadap ke belakang dengan sepeda yang terus melaju ke depan. Alhasil, sepeda yang ara kendarai menjadi oleng dan tercebur kedalam got yang penuh dengan lumpur hitam.


Sang ibu memijat kepalanya pening. Ia tak habis pikir dengan putrinya ini, dirinya yang darah rendah langsung darah tinggi mengahadapinya.


"Terus kenapa sepedanya kamu tinggal disana, hah?"

"Kan kalau olang lain bisa, kenapa halus Ala."




ArkashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang