3

740 30 18
                                    

"KAK IKALL, IKET LAMBUT ALA NGGAK ADAAA!"

Rabu yang indah ini diawali dengan teriakan perbocilan Geordino. Kemarin, Arsen dan Sandra harus pergi ke luar kota karena ada suatu urusan yang penting dan mendadak. Ara, Arka dan Arsha atau bisa kita sebut Arkasha, mereka sebenarnya sudah merengek ingin ikut. Namun dikarenakan suatu hal, mereka tidak bisa ikut.

Dan di sinilah mereka bertiga, dititipkan di kediaman Equaro. Kalian tahu, yap, dirumah Haikal dan Hana. Haikal dan Hana adalah sepasang saudara, usia mereka hanya berselisih 2 tahun. Haikal yang duduk di bangku kelas 11, dan Hana yang baru masuk SMA dan akan memulai masa ospeknya minggu depan. 

"Woi, nggak usah teriak- teriak elah. Lo pikir ini pasar, hah?" 

Ucapan pedas terdengar di pagi yang ramai ini. 

Hana keluar dari kamar dengan wajah bantalnya. Seharusnya ia masih melanjutkan tidur nyenyaknya. Tapi ketiga bocah kembar ini malah berteriak dengan seribu kerusuhan ala anak TK yang akan berangkat sekolah. 

Kini Arkasha telah sampai di depan gerbang sekolah dengan diantar oleh Haikal.

Kini Arkasha telah sampai di depan gerbang sekolah dengan diantar oleh Haikal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



********



"Ayoo ini gambar apa, ya?"

Saat ini, Arkasha tengah belajar penjumlahan dengan menggunakan gambar hewan. Mereka akan menghitung berapa banyak hewan tersebut dan menjumlahkannya.

"AYAAAMM!."

Anak-anak TK Nan Batin pun menjawab dengan penuh semangat.

"Ayo kita hitung, ada berapa ayamnya." Sang guru pun memandu muridnya untuk menghitung.

"Ara, sekarang ada berapa ayamnya?" Tanya guru tersebut.

"Ada tuju bu guluu."

"Salah Ara, ayo dihitung lagi. Masa daritadi salah terus sih."

Guru Itu mengulangi menghitung gambar ayam di papan tulis agar Ara dapat paham.

"Itu ayamnya ada tujuh bu guluuuu."

Ara sudah mulai kesal, sedari tadi ia menghitung dengan benar, kenapa masih terus disalahkan?

"Kamu kok nggak paham-paham sih, Ara. Arka sama Arsha aja udah bener dari tadi. Masa kamu kalah dari adek sendiri sih."

"BUGURU NGGAK BOLEH MARAHIN KAKAK ARA!!" Arka langsung berdiri dari kursinya.

Wajahnya memerah dengan kedua tangan yang mengepal erat. Mama dan Papa nya tidak pernah mengatakan hal seperti itu kepada mereka. Arka merasa sangat kesal terhadap gurunya itu. Arsha pun hanya menatap bingung ke arah Arka yang sedang marah itu.

"Bu Guru nggak, marah. Bu Guru cuma ngasih tau Ara kok." Elak guru itu. 

"Bu guru daritadi bilang sih sih sih terus, berarti Bu guru marah sama kak Ara."

ArkashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang