GARA
"Gara bangun dongg, sudah jam segini memangnya kamu mau baru pindah sekolah sudah kena hukuman!" Teriak bunda sambil narik selimut yang gue pakai.
"Iyaaaa bundakuu zeyengg Gara on the way ke wc!"
"GARAAAAA KATANYA MAU KE WC, TAPI MALAH NARIK SELIMUT."
Gue ngelirik bunda yang lagi megang gayung isinya air.
"Duh bahaya nih koleksi manga gue bisa luntur gara-gara kena siraman air bunda, gue bangun aja deh."
Jangan heran gue biasanya dibilang anak wibu yang bercita-cita jadi anak muridnya bang gojo.
"Iyaa bunda, nih gara beneran ke wc."
"Yaudah cepetan mandinya abis itu sarapan ke bawah!"
"Akhirnya manga gue nggak jadi korban kekejaman bunda." Ucap gue didalam hati.
••••
Halo akang-akang teteh-teteh sadayana, nama gue Abimanyu kanagara putra biasanya dipanggil gara, gue anak tunggal yang lahir di tengah-tengah keluarga yang hangat, serba kecukupan dan selalu diturutin sama kedua orang tua gue, pokoknya beruntung banget.
Tapi tuhan selalu adil, tuhan nggak akan selalu kasih kebahagiaan tanpa ada cobaannya, untuk apa? ya untuk umatnya bisa lebih bersyukur
Tepat ulang tahun yang ke-14 gue dikasih cobaan sama tuhan berupa penyakit mata yang lama-kelamaan akan menggorogoti penglihatan gue, gue nggak masalah kalau Tuhan ngambil penglihatan gue sekarang juga tapi kayaknya gue belum sanggup deh kehilangan senyuman semua manusia di sekeliling gue.
"Good morning everybody." Sapa gue sambil menarik bangku yang ada di meja makan.
Baru juga bokong gue nempel di bangku
"Nah kebetulan ada kamu, maaf banget nihh ayah lagi buru-buru nggak bisa anterin kamu ke sekolah, kamu naik ojek online aja ya kalo enggak naik angkot aja, ayah duluan gar, bun, asalamualaikum." Kata ayah sambil membawa berkas-berkas di ketiaknya.
"Waalaikumsa--, Ayahh masa aku naik angkot, motor aku kan lagi di bengkel."
Enggak bisa bayangin sih kalo beneran gue berangkat ke sekolah naik angkot, udah panas, sempit-sempitan apalagi bau ketiak di kanan kiri.
Bukannya sombong tapi dari kecil gue gak biasa naik angkot, gue ngerasa kayak puyeng ditambah muntah-muntah, kata pak ustadz komplek sebelah sih namanya mabuk halal.
"Duhh kali ini aja deh gar soalnya meeting ini penting banget, dadahh ayah duluan"
"TAPII YAAHH." Teriak gue mencegah, tapi sayangnya ayah bodoamatan.
"Udahh gar cepetan makannya, nanti beneran telat loh!" Kata bunda sambil angkat-angkat centong nasi
"Aku mogok makan bun, aku berangkat assalamualaikum."
"Duh ni anak segala ngambekan, yaudah sarapannya di kantin sekolah aja, belajar yang bener jangan lupa pulang sekolah terapi mata."
"Harus banget ya bun?" Sumpah gue males banget kalo bahas soal beginian.
"Gar, bunda tahu ini berat tapi kehidupanmu masih panjang kamu berhak untuk terus melihat semesta bahkan sampai kamu tua." kata bunda, berkaca-kaca
Gue nggak bisa nih liat bunda kayak gini.
"Oke bunda aku mau abis sekolah langsung terapi, Gara berangkat bun." kata gue langsung meninggalkan bunda.
••••

KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita tak berjudul
Teen FictionDi bawah lampu trotoar yang sepi ditemani dengan bau darah yang menyeruak masuk ke indera penciuman, memori ingatan perlahan-lahan memutar seperti kaset dvd rusak. Tangisan itu, senyuman itu, tawa itu. "Gara. menurut lo, berapa lama waktu untuk melu...