Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Kenapa kau tidak bilang nyawa mereka dalam bahaya?!" Bentak Koutaro memegang kedua pundak Ritsu.
"Sudah, hentikan," ucap Takemichi melerai keduanya.
Cklekk
"Bukankah sebenarnya sedikit demi sedikit kalian sudah menyadarinya? Meski begitu Matsukage dan (y/n) masih ingin menang bersama dengan kalian, namun hasilnya sebaliknya," kata Sakamoto yang baru saja keluar dari ruang kesehatan sekolah.
"Tidak apa, dia pingsan bukan karena penyakitnya. Matsukage itu-- senandung miliknya mempengaruhi pendengaran lawannya. Sampai ia mencapai batasnya, kemampuannya terus meningkat. Saat mencapai batasnya, tubuhnya akan lumpuh," jelas Sakamoto menatap Koutaro dan Ritsu.
Cklekk
Pintu ruang kesehatan terbuka dan memperlihatkan Matsukage dan (y/n) tanpa kursi rodanya yang baru saja keluar. Takemichi dan Monta langsung menghampiri keduanya.
"Kapten! (Y/n)/senpai!" Ucap Takemichi dan Monta bersamaan.
"Aku sudah membuat kalian cemas ya," kata Matsukage menatap adik kelas dan wakilnya.
Matsukage berjalan menghampiri Ritsu dan Koutaro lalu menatap mereka dan berkata,
"Selanjutnya pertandingan doubles untuk Rittsu dan Kou-sama, lakukanlah yang terbaik untuk memenangkan pertandingannya,"Mereka pun kembali ke lapangan dan bersiap di bench. (Y/n) masih terdiam menatap Matsukage, ia ingin sekali memaksa Matsukage agar beristirahat tetapi ia bukanlah tipe orang yang suka memaksa.
"Aku duluan," ucap Ritsu yang berjalan duluan menuju meja pertandingan.
"Ganbare!"
"Rittsu, ganbare!"
"Ganbatte!"
Sorakan demi sorakan dikeluarkan untuk Ritsu, (y/n) yang mendengarnya pun senang karena akhirnya sang adik diakui oleh siswa.
"Apa kau bisa melakukannya dengan Rittsu?" Tanya Takemichi yang khawatir menatap Koutaro.
"Tidak ada pilihan lain, lagipula kita melakukan kesalahan yang sama. Aku tidak berpikir nyawa mereka terancam, tapi aku juga tidak bisa menghentikan kapten dan (y/n)-nee. Tapi--" Koutaro memberi jeda kalimatnya dan teringat masa kecilnya saat ia menanyakan keberadaan Ritsu yang sudah lama tidak masuk karena sang ibu meninggal.
"Yang tidak bisa dimaafkan adalah pendiriannya yang masih belum berubah," gumam Koutaro yang berjalan menuju meja pertandingan.
Pertandingan doubles pun dimulai. Diawal pertandingan, tim Hachioji sudah berkali-kali mencetak angka. Ritsu dan Koutaro sempat kewalahan menghadapi tim lawan.
"Dia sama seperti ku, dia bisa memprediksi gerakan 0,1 detik lebih cepat," bisik Ritsu di samping Koutaro.
"Gifted yang juga memanfaatkan suara?" Tanya Koutaro pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE MOTION x Reader | 卓球の王将 | (END)
ФанфикTahun 20XX, Jepang memasuki era sengoku (perang) tenis meja. Dimana pada masa itu tenis meja menjadi olahraga yang sangat booming di Jepang. Bahkan keunggulan dan hirarki siswa SMA pun ditentukan dari seberapa hebatnya klub tenis meja sekolah itu da...