Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Pertandingan dimulai, para pemain singles maju dan memulai pertandingannya. (Y/n) menatap mereka dengan bibirnya yang setia menampilkan senyum lembut yang membuat hati siapapun merasa tenang.
"Ne Rittsu, bisa ikut aku sebentar?" Tanya (y/n) menatap Ritsu.
Ritsu menatap kakaknya bingung dan hanya mengangguk saja. Mereka berjalan menuju tempat kosong yang sedikit jauh dari tempat duduk Satsukawa.
"Apa yang ingin nee-san bicarakan?" Tanya Ritsu menatap (y/n).
"Aku akan kembali ke rumah sakit 2 jam lagi," jawab (y/n) menatap Ritsu.
"Ha? Kenapa?! Kenapa nee-san--"
"Dengarkan orang selesai bicara dulu, Rittsu. Aku pergi ke sana karena operasi yang mungkin-- akan menjadi terakhir kalinya aku lakukan," lanjut (y/n) memotong kalimat Ritsu.
"Apa-- apa yang membuat nee-san harus di operasi? Bukankah hanya refluks lambung dan bronkitis saja?" Tanya Ritsu khawatir menatap kakaknya.
"Ya, bisa dibilang seperti itu tapi sebenarnya-- aku mengidap kanker pankreas stadium 2," jawab (y/n) membuat Ritsu terkejut.
"Jika operasi ku berhasil, aku akan pulih dan sudah bisa kembali beraktivitas layaknya orang pada umumnya," lanjutnya membuat Ritsu terdiam.
"Apa maksud nee-san?" Ritsu merasakan perasaan tidak enak saat melihat sang kakak tersenyum lembut, bahkan sangat lembut sehingga ia merasakan ada yang janggal.
"Keberhasilan operasi ini hanya 5% saja, jika gagal-- maka aku juga akan gagal hidup," jelas (y/n) menepuk pundak Ritsu.
"Jangan memasang wajah seperti itu, itu hanya misalkan saja. Kau harus berjuang untuk menang dan menghapuskan kasta konyol itu. Selain itu, aku juga akan berjuang untuk tetap hidup. Kita sama-sama berjuang, jadi jangan menyerah ya," lanjutnya sambil berjalan mendahului Ritsu yang terdiam menuju bench Ebikou.
Ritsu berbalik dan menatap punggung sang kakak, ia berjalan lemas ke arah bench nya. Dari tempat lain, Shimazu menatap dingin (y/n) yang sedang menyemangati timnya.
Teetttt
Beberapa menit kemudian, bel pertandingan berbunyi dan pertandingan singles babak 1 sudah selesai. Kini pemain singles babak 1 kembali ke bench mereka.
"Kemampuan mereka terlalu jauh di atas kita," ujar Monta murung.
"Daijoubu, Monta-kun. Otsukaresamadeshita, kau sudah berlatih keras. Kini-- biarkan aku bermain untuk terakhir kalinya," ucap (y/n) merenggangkan tubuhnya dan maju menuju meja pertandingan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE MOTION x Reader | 卓球の王将 | (END)
FanfictionTahun 20XX, Jepang memasuki era sengoku (perang) tenis meja. Dimana pada masa itu tenis meja menjadi olahraga yang sangat booming di Jepang. Bahkan keunggulan dan hirarki siswa SMA pun ditentukan dari seberapa hebatnya klub tenis meja sekolah itu da...