Chapter 2

42 5 0
                                    

Happy reading

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Brengsek!" Geram Ritsu sambil berjalan mendekat ke arah siswa tadi dan bersiap menyerang.

"Kalau dia menghajar mereka, kita akan di skors selama 6 bulan lagi, bukan?" Tanya Takemichi.

"Iie, iie, iie, yabai desu!"

Ritsu semakin mendekat dan bersiap memukul, beruntungnya anggota tenis meja Ebikou siap menahannya. Ritsu terus memberontak dan berusaha melepaskan diri.

"Maa, maa, ii desu yo. Ochitsuite,"

"Oi! Nanda yo?! Hanashite! Aitsu wa!"

(Y/n) terdiam, ia masih setia berdiri di tempatnya dan menatap siswa SMA Satsukawa.

"Aku minta maaf karena adik ku sudah membuat keributan, hontou ni sumimasendeshita," ucap (y/n) membungkukkan badannya.

Matsukage dan Koutaro berjalan mendekati (y/n) dan menatap siswa SMA Satsukawa. Ketua dari klub tenis meja Satsukawa pun maju dan memberikan hadiah untuk anggota Ebikou karena telah memenangkan pertandingan hari ini.

"Untuk hadiahnya, sudah siap," ucap ketua SMA Satsukawa sambil membuka sebuah kertas yang merupakan surat tantangan untuk anggota Ebikou.

"Kalian masih punya kesempatan untuk mengambil alih takhtanya. Untuk bisa melawan kami, kalian harus naik peringkat dulu. Naik peringkat dan tantang kami kapan saja," lanjutnya tersenyum menatap Matsukage dan (y/n).

"Terimakasih atas perhatiannya," balas Matsukage dengan tenang.

"Kita anggap saja insiden itu tidak pernah ada atau pertandingan impian mu tidak akan pernah terjadi," kata ketua Satsukawa dan berlalu pergi diikuti anggotanya.

'Mazu-kun sudah berubah,' batin (y/n) tersenyum sendu menatap ketua Satsukawa yang bernama Shimazu Akira.

(Y/n) menghela napas panjang dan menatap Ritsu. (Y/n) merasa harus meminta penjelasan tentangnya selama dirinya tidak hadir.

"Kau lelah?" Tanya Matsukage menatap (y/n).

"Tidak, seharusnya kau yang beristirahat," jawab (y/n) yang tersenyum lalu menepuk pelan pundak Matsukage lalu berjalan menuju bench timnya.

"Senpai, apa senpai tidak apa-apa?" Tanya salah satu anggotanya.

Belum sempat (y/n) menjawab, pandangannya berkunang-kunang dan tubuhnya mulai terasa lemas.

Brukkk

"Nee-san?!"

Skip

"Ughh--" (y/n) sadar perlahan dan menatap sekelilingnya.

"Hahh," ia menghela napas dan memijat pelipisnya untuk mengurangi rasa sakit di kepalanya.

Ya, (y/n) saat ini di rumah sakit. Bukan pertama kalinya ia berada di sini, bahkan setiap hari (y/n) harus 'pulang' ke rumah sakit untuk sesuatu yang harus ia lewati. Seorang pria berjas putih seperti dokter masuk dan menatapnya dengan tatapan tajamnya.

FAKE MOTION x Reader | 卓球の王将 | (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang