Last Chapter

31 7 0
                                    

Happy reading

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Saa-- Matsukage-kun wa subete o-- oboeteimasu ka?" Lirih (y/n) menatap Matsukage yang masih menutup matanya.

Ya, setelah dilarikan ke rumah sakit, Matsukage segera ditangani oleh Sakamoto. Ia ditempatkan di kamar rawat (y/n) karena (y/n) yang memintanya.

(Y/n) kembali menonton pertandingan, ia menatap cemas Ritsu dan Koutaro yang mulai bertanding. Singles babak terakhir dilakukan secara bersamaan. Ritsu melawan Saigo dan Koutaro melawan Okubo.

"Kou--!! It-- ittai--" secara refleks, (y/n) mencoba bangkit dan menahan rasa sakitnya dari bagian bekas operasinya karena melihat Koutaro yang kesakitan.

"(Y/n)-chan?!" Perawat yang biasa merawatnya pun menghampirinya dan membantunya kembali berbaring.

"Sepertinya kau sangat menyayangi Ritsu dan Koutaro ya," ucap perawatnya.

"Un, Rittsu satu-satunya keluarga yang ku punya sekarang, sedangkan Koutaro-- aku sudah menganggapnya sebagai adik sendiri," lirih (y/n) tersenyum sendu menatap Ritsu dan Koutaro melalui laptop.

"Tampaknya masih sakit ya. Kalau begitu, akan ku buat semakin sakit!" Ucap Okubo menatap Koutaro tajam.

'Ada Rittsu yang bertanding sekuat tenaga di sini dan (y/n) senpai yang berjuang untuk terus hidup demi melihat kemenangan. Selama mereka terus berjuang, aku juga akan berjuang,' batin Koutaro menatap tajam Okubo.

Ia mengingat memori saat dirinya diajari untuk memukul bola dengan benar.

'Aku selalu mengejar punggung Rittsu tapi-- dia meninggalkan tenis meja hanya demi melindungi ku. Untuk sekai lagi, kami punya kesempatan untuk bermain bersama. Tapi aku cedera dan harus mengejarnya sekali lagi. Dan sekarang Rittsu ada di sisi ku, aku punya Rittsu sebagai penuntun ku. Stargazer!' batin Koutaro yang mulai memukul bolanya.

Okubo membalas pukulan bola ke arah Koutaro dan di saat itulah gifted Koutaro mulai muncul. Ia dapat melihat arah gerak bola dan posisi yang tepat untuk memukulnya lagi.

Takk

"Saa!" Pekik Koutaro.

"Stargazer, gifted yang di dapatkan Koutaro. Saat menyerang, ia bisa menentukan arah pukulannya. Ia menerima cahaya dari tempat yang akan dituju oleh bolanya," jelas dokter Sakamoto yang duduk di antara 2 ranjang pasiennya itu.

"Dengan kata lain, Koutaro juga bisa menggunakan cahaya itu untuk mengetahui di mana bolanya akan jatuh. Benar kan, sensei?" Lirih (y/n) tersenyum kecil menatap Koutaro.

FAKE MOTION x Reader | 卓球の王将 | (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang