Hari ini, Wonwoo berkerja seperti biasanya, berjaga di sebuah toko toserba yang jaraknya cukup dekat dengan rumahnya.
Ia tengah memilih beberapa barang yang sudah mencapai tanggal kadaluarsa, memisahkannya dengan memasukkannya ke dalam sebuah keranjang.
Setelah ia selesai di rak pertama, ia berpindah ke rak kedua. Terus seperti itu hingga ia sampai di rak terakhir. Ia membawa masuk barang-barang yang lebih banyak adalah makanan ke belakang, memasukkannya ke gudang.
Namun seperti biasa, Wonwoo terlebih dahulu memasukkan beberapa makanan yang masih layak makan. Melihat setiap tanggal kadaluarsa pada kemasan dengan maksimal tiga hari.
Setelah selesai, ia keluar dengan membawa kardus tersebut, meletakkannya di belakang meja kasir. Ia berdiri di sana untuk menunggu pelanggan masuk lalu melayani mereka seperti biasanya.
Umurnya kini dua puluh empat, usia yang seharusnya ia mendapat pekerjaan yang lebih baik, tapi tidak, ia tidak bisa, ia hanya lulusan sekolah menengah atas dan pekerjaan paling layak yang bisa ia lakukan adalah pekerjaannya saat ini.
Ia sudah bekerja di toserba tersebut sejak ia lulus sekolah menengah atas lima tahun yang lalu. Sudah terlalu banyak pelanggan yang ia temui, sifat-sifat orang dan berbagai jenis pelanggan.
Wonwoo melakukannya demi adiknya yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama tahun kedua. Ia berusaha mencari uang demi memenuhi kebutuhan adiknya, yah, dengan orang tuanya juga.
Kedua orang tua Wonwoo sama-sama orang yang tidak memiliki perasaan sebagai orang tua sedikitpun, mereka hanya duduk manis di rumah dan menunggu Wonwoo pulang membawakan mereka makanan.
Mereka benar-benar membuat beban Wonwoo bertambah besar, harus mengurus kedua orang tuanya yang sangatlah sehat. Membuat dirinya harus bekerja ekstra dan merelakan untuk dirinya tidak kuliah.
Wonwoo tentu saja hanya bisa pasrah, mengingat dirinya hanyalah anak pertama yang memiliki tanggung jawab itu. Ya, itu yang dikatakan kedua orang tuanya sejak kecil. Jadi Wonwoo akan melakukan apapun untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Termasuk menerima dirinya yang dijual dengan mudahnya oleh kedua orang tuanya.
Ia baru pulang bekerja saat sekitar jam delapan malam setelah ia digantikan oleh pekerja paruh waktu. Ia begitu terheran saat ia melihat mobil yang cukup mewah terparkir di depan rumah kecilnya.
Pria Jeon itu berjalan masuk, membuka pintu dan melepas sepatunya. Melihat ada sepatu yang mewah juga bertengger di sana. Ia meletakkan kardus yang ia bawa.
Ia masuk, mendapati adiknya yang menunduk, kedua orang tuanya yang menatapnya dan seorang pria asing yang sama sekali belum pernah ia temui.
Wonwoo mendekat, sedikit membungkuk untuk menyapa pria tersebut. Ia kemudian menoleh ke arah kedua orang tuanya. "Wonwoo, kenalkan dia Kim Mingyu." Ucap ibunya, dengan nada yang kelewat lembut, karena biasanya, ibunya akan membentaknya. entah ia membuat kesalahan atau tidak.
Pria itu mendongak dan menatap Wonwoo. Ia sedikit tersenyum dan mendapat balasan dari Wonwoo yang juga tersenyum simpul. "Saya langsung saja." Ia berdahem pelan. "Jeon Wonwoo, tiga hari lagi kau akan menikah denganku." Lanjutnya.
"Apa?" Wonwoo mengernyit bingung, ia menoleh ke arah kedua orang tuanya yang terdiam dengan sedikit senyuman di wajah mereka.
"Kedua orang tuamu menjualmu padaku, ah, tidak, aku yang membelimu dan mereka mengiyakannya." Ucap Mingyu kemudian.
Wonwoo mengerjap lalu membulatkan kedua matanya, ia menatap tajam kedua orang tuanya. "B-bagaimana bisa kalian melakukan itu padaku?" Lirihnya sedikit kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aromantic
FanfictionMINWON • COMPLETED Kisah Jeon Wonwoo yang mencintai pria aromantis, seseorang yang sama sekali tidak bisa membalas perasaannya, tapi mengikatnya dengan ikatan pernikahan. start : september 2021 finish : october 2021 BL 1821 • Kim Mingyu || Jeon Won...