chapter 6 : so fucking hurt

2.9K 265 12
                                    

Mingyu memasuki sebuah bar, bar yang penuh dengan jalang entah perempuan atau laki-laki. Ia berjalan ke arah bartender dan duduk di salah satu kursinya.

Langsung di hampiri oleh salah satu bartender yang sudah kenal dekat dengan Mingyu. "Kau sudah menikah tapi masih datang ke sini." Lirih Jaehyun, salah satu sahabat Mingyu sejak keduanya pergi ke sekolah menengah pertama hingga kuliah.

Mingyu terkekeh. "Kau seharusnya tahu alasannya." Ia menerima minuman yang diberikan Jaehyun.

Jaehyun tertawa. "Kenapa kau tidak bisa melakukannya pada suamimu sendiri?"

"Dia mencintaiku."

"Apa?" Jaehyun sedikit terkejut. "Astaga, apa dia tahu bahwa kau tidak bisa membalas perasaannya?" Tanyanya dan Mingyu mengangguk. "Kasihan sekali." Lirihnya.

"Itu sebabnya aku tidak bisa menidurinya, aku takut ia akan tersakiti karena tahu bahwa aku menidurinya bukan karena aku mencintainya."

Jaehyun menghela napasnya panjang. "Jika aku jadi sepertimu, aku pun akan melakukan hal yang sama." Mingyu mengangguk untuk menanggapi. "Bagaimana malam ini? Kau ingin melakukannya?"

"Iya." Ia menegak habis alkoholnya. "Suruh dia ke apartemenku." Lanjutnya lalu bangkit dari duduknya. Setelah mendapat jawaban dari Jaehyun, Mingyu keluar dari bar tersebut dan berjalan menuju apartemennya yang ada di samping bar tersebut.

Ia masuk ke gedung dan langsung menuju lantai lima di mana unit apartemennya berada. Tempat dimana ia yang selalu mencurahkan hasrat nafsunya.

Mingyu masuk ke dalam kamar, ia mengambil rokok yang ada di saku jaketnya dan duduk di sisi ranjang, merokok hingga batang rokok tersebut tinggal separuh, ia mendengar seseorang memencet tombol password.

Tak berapa lama, seorang laki-laki masuk ke kamar, menatap Mingyu yang tengah menghabiskan rokoknya. "Jaehyun menyuruhku ke mari." Ucap laki-laki tersebut.

Mingyu menoleh, menatap laki-laki tersebut. Sebenarnya ia tidak masalah berhubungan badan dengan perempuan atau laki-laki, yang dipikirannya adalah nafsunya terpuaskan.

Mingyu menepuk pahanya, yang langsung di duduki oleh pria tersebut. Ia menghembuskan asap rokoknya lalu membuang putung rokok itu. "Kau baru?" Tanya Mingyu sembari mendongak.

Pria di pangkuan Mingyu mengangguk, melingkarkan kedua lengannya di leher Mingyu. "Hong Jisoo." Ucapnya memperkenalkan diri. "Kau sudah menikah, kenapa kau datang ke bar?"

"Kuharap kau tidak akan menanyakan itu." Ia meraih pinggang Jisoo dan mendekatkannya, mendekat dan mengendus leher Jisoo yang mendongak.

"Kau tidak mencintai suamimu?" Tanya Jisoo sembari meremas rambut belakang Mingyu.

"Itu bukan urusanmu." Tangan Mingyu masuk, mengusap lembut punggung Jisoo.

Jisoo menghentikan Mingyu dengan menangkup wajahnya. "Jika kau tidak mencintainya, kau bisa selalu datang padaku." Ia mendekat dan mengecup bibir Mingyu.

Mingyu tersenyum, tangannya berpindah ke depan, menggerayangi tubuh Jisoo lalu memilin putingnya cukup keras. "—ahhh.. Mingyuh..." Desahnya.

Mingyu meraih tubuhnya dan langsung mendorongnya, lalu mengungkungnya. Ia mengusap bibir Jisoo lembut, turun dan langsung melumatnya dengan kasar.

Tangannya bergerak melepas celana Jisoo, menurunkannya hingga sepaha. Ciuman Mingyu berpindah turun, ia memejamkan kedua matanya, menikmati setiap inci kulit lembut Jisoo.

Jisoo hanya pasrah dan mendesah binal, benar apa kata teman-temannya di bar yang sudah pernah disentuh Mingyu, bahwa sentuhan Mingyu ternyata begitu memabukkan.

AromanticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang