chapter 13 : i am sorry

2.3K 260 7
                                    

Mingyu segera meraih tubuh Bohyuk yang terjatuh, Wonwoo menghampirinya, meraih tubuh adiknya dengan pisau yang masih menancap di dada adiknya.

Tuan Jeon terperosok jatuh, ia sama sekali tidak mengira bahwa ia melakukan itu pada anaknya. Sedangkan Nyonya Jeon sudah menangis histeris.

"Hyung.. Hiks... sakit.." Lirih Bohyuk, ia terbatuk dan membuat darah keluar dari mulutnya.

Wonwoo menangis, meraih wajah Bohyuk yang ada di pangkuan Mingyu. "Hyung disini.. Hiks.. kumohon bertahan Bohyuk.. Hiks.. Jangan tinggalkan hyung.."

"Kita harus membawanya kerumah sakit." Mingyu akan mengangkat tubuhnya tapi Bohyuk menggeleng, membuat Mingyu menghentikan gerakannya.

Bohyuk menatap Wonwoo yang masih menangis. "H-hyung sudah membaca sura-arhh suratnya?" Tanyanya dan Wonwoo mengangguk. "A-aku menyayangi hyung... Maaf tidak bisa-shhh tidak bisa menepati janjiku di surat itu.."

"Tidak Bohyuk.. Jangan bilang seperti itu.. Hiks.. Jangan tinggalkan aku sendiri.. Hiks.."

"Hyung tidak sendiri.. Mingyu hyung tolong jaga Wonwoo hyung.." Ucapnya.

Mingyu mengangguk. "Aku berjanji.. Jadi, bertahanlah.. Ayo ke rumah sakit.." Ucap Mingyu, kembali akan mengangkat tubuh Bohyuk tapi lagi-lagi Bohyuk menggeleng.

Bohyuk menoleh, menatap kedua orang tuanya yang menangis. "A-aku benci ayah dan ibu.." Lirihnya.

Wonwoo semakin menangis, ia menunduk begitu dalam dan memegangi wajah Bohyuk. Bohyuk menatap Wonwoo. "Hyung.. jangan pernah menangis lagi.." Lirihnya, lalu perlahan ia menutup kedua matanya.

Wonwoo berteriak cukup keras hingga membuat bawah jembatan itu menggema. Ia menumpu kepalanya di dada bagian kanan Bohyuk. Menangis terisak.

Ia kemudian berbalik, berdiri dan berjalan ke arah Ibunya. Ia merebut kertas cek itu dan menyobeknya. "Aku membenci ibu! Aku benci aku lahir dari rahim ibu!" Serunya.

Ibunya bangkit dan mencoba meraih Wonwoo tapi Wonwoo segera mendorongnya. Membuatnya terjatuh tersungkur. Ia berbalik dan melihat ayahnya yang berjalan ke arahnya.

Bugh..

Wonwoo memukulnya lalu mendorong tubuh tuan Jeon. "Aku bukan anak kalian lagi.. Aku membenci kalian berdua!" Serunya dengan menangis.

Ia terperosok jatuh, menunduk dan menangis begitu dalam. Mingyu ingin menghampirinya tapi dia pangkuannya ada tubuh Bohyuk. Secara bersamaan, mereka mendengar suara sirine mobil polisi. Polisi kemudian memanggil ambulance karena melihat ada korban di sana.

Mingyu menunduk dan menatap wajah Bohyuk. "Maafkan aku karena tidak bisa menjagamu dengan baik.. Aku sungguh berterima kasih karena kau menyelamatkanku Bohyuk. Dan aku janji untuk selalu menjaga Wonwoo." Lirihnya.

Ia menurunkan tubuh Bohyuk secara peralahan, kemudian bangkit dan menghampiri Wonwoo, meraih pundaknya dan mengusapnya. Tubuh Bohyuk di cek keadaannya oleh polisi, sedangkan Tuan Jeon dan Nyonya Jeon di amankan.

"Wonwoo.." Lirih Mingyu.

Wonwoo masih menangis. "Hyung... Kenapa Bohyuk.. Hiks.. Harus meninggalkanku.. Hiks.. Kenapa dia—"

"Wonwoo maafkan aku.." Ia meraih tubuh Wonwoo dan memeluknya dengan erat. "Aku tidak bisa menjaganya dengan baik, sungguh aku minta maaf." Mengusap punggung Wonwoo.

Wonwoo menggeleng pelan. "Itu bukan salahmu hyung.. Hiks.. tapi kenapa harus hari ini.. Bohyuk.. dia.. Hiks.." Ia menenggelamkan wajahnya di dada Mingyu, meremas jaket yang Mingyu gunakan.

AromanticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang