chapter 15 : the best hurt ever

2.7K 247 3
                                    

I'm trying...

Wonwoo menghapus air matanya, ia membaca kata-kata tersebut, membaca cara-cara yang ditulis Mingyu. Ia juga melihat beberapa poster yang berisi sebuah kata-kata romantis atau hal-hal yang berbau romantis.

Ia kemudian menoleh ke arah Mingyu yang masih terpejam, naik ke tempat tidur dan langsung memeluk Mingyu. "Hyung... Kau sudah berusaha, kau tidak perlu membalas perasaanku.. Aku tidak apa.." Lirih Wonwoo.

Mingyu membuka kedua matanya. "Wonwoo?" Lirihnya, dan ia sadar bahwa ia berada di kamarnya, dengan lampu yang menyala, ia menoleh dan sudah pasti Wonwoo membaca semuanya.

Mingyu mengerjap, ia meriah wajah Wonwoo dan menghapus air matanya. "Maafkan aku." Lirihnya.

Wonwoo mengangguk untuk menanggapi, ia mendekat dan menenggelamkan wajahnya di dada Mingyu, menangis terisak. "Aku mencintaimu hyung.. Aku sangat mencintaimu, aku—"

"Kenapa kau harus jatuh cinta pada orang sepertiku?" Tanya Mingyu dan Wonwoo mendongak. "Meskipun kau menikah denganku, aku tidak apa jika kau jatuh cinta pada orang lain, aku tidak apa jika kau punya hubungan dengan orang lain."

Wonwoo menggeleng ribut, ia tidak mau mencintai orang lain.

"Aku tidak tahu lagi dengan cara seperti apa agar aku membalas perasaanmu, ketika aku berusaha tubuhku tak mau.. Aku benar-benar membenci diriku sendiri. Awalnya, aku menikahimu karena kedua orang tuaku, lalu alasanku berubah, aku merasa iba dengan kehidupanmu, aku tidak tahu apakah itu juga perasaan cinta atau bukan. Aku hanya ingin menolongmu."

"Tidak apa hyung, alasan apapun itu, aku menerimanya.."

"Aku ingin merasakan jantungku yang berdetak cepat saat berada di dekatmu, merasakan kupu-kupu berterbangan di perutku, merasa rindu saat aku jauh darimu, aku ingin terus memikirkanmu. Tapi tidak, aku berusaha tapi aku tidak melakukan itu semua."

Wonwoo semakin menangis, ia kembali memeluk Mingyu. "Kau sudah berusaha.." Lirihnya.

"Maafkan aku Wonwoo." Lirih Mingyu dan mendapat anggukan dari Wonwoo. Ia memejamkan kedua matanya, lagi-lagi memikirkan kenapa ia tidak merasa sakit hati saat melihat dan mendengar Wonwoo yang menangis seperti itu.

Ia tidak merasa bahwa dirinya harus ikut menangis bersama Wonwoo, hanya kasihan, ia mengasihani Wonwoo yang jatuh cinta pada dirinya. Mengasihani Wonwoo kenapa Wonwoo memilih seseorang seperti dirinya untuk dicintai.

Ia tidak bisa mencintai orang lain, tidak bisa mencintai Wonwoo. Jadi kenapa Wonwoo mencintainya? Orang yang benar-benar tidak pantas untuk dicintai.

••••••••••

Mingyu terbangun dari tidurnya dengan kepala yang begitu pusing, ia bangkit dan melihat jam yang sudah menunjukkan pukul sebelas siang. Beruntung hari ini hari minggu jadi ia tidak perlu ke kantor.

Ia turun dari tempat tidur dan langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelah selesai, ia berganti pakaian dengan dirinya yang melihat sekeliling kamarnya.

Mingyu terdiam selama beberapa saat, melihat tulisan tangannya sendiri. Ia kemudian keluar dan mendapati Wonwoo yang sedang memasak di dapur.

Wonwoo menoleh. "Kau sudah bangun hyung? Ini aku membuat sup pengar untukmu." Wonwoo berjalan mendekat sembari membawa semangkuk sup untuk Mingyu.

Mingyu duduk di kursi-meja makan. "Terima kasih." Ucapnya dan melihat Wonwoo yang kembali ke dapur. Mingyu mulai memakan sup yang dibuat Wonwoo.

Wonwoo tengah memasak makan siang untuk keduanya. Mingyu hanya memakan separuh sup tersebut dan menatap Wonwoo. "Wonwoo." Panggilnya.

AromanticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang