Slurp ... slurp ....
Tak ... ctak ... ctak ....
Seorang pria begitu sibuk dengan gawainya.
"Woi Jov ... main hp terus Lo dari tadi," omel seorang pria yang dengan santainya meneguk secangkir Americano, Ia sedikit protes pada pria di depan-nya yang sibuk menekan-nekan layar smartphonenya sampai berbunyi.
"Ck haah ... kesel Gue!" omelnya seraya melempar gawai yang dipegangnya tadi ke meja didepanya.
"Hah kenapa Lo? ketikung lagi?" tanya pria lain, yang duduk diantara mereka berdua sembari memasang wajah mengejek.
"Karma tuh! makanya waktu di akademi dulu, Lo kudunya belajar yang bener ... bukan malah ngerentengin cewek," imbuhnya makin menghina.
"Diem Lo Luc!" jawab Jovran, pria yang akrab dipanggil "Jov" itu kesal.
"Nih liat nih buktinya ... liat!" balas Luca, pria yang sering disapa "Luc" itu dengan menunjukan cincin di jari manis kirinya.
"Karena Gue setia, Gue sama Yola udah sampai tunangan sekarang," imbuhnya congkak.
"Heleh! Yola buta tuh makanya mau sama Lo yang macam remah biskuit," jawab Jovran kesal tak mau kalah.
"Lah nglunjak nih bocah! lama-lama Gue hajar Lo sat!" balas Luca yang mulai melinting lengan bajunya keatas, Dia tak terima wanitanya dibilang "buta", kalau dia dibilang macam "remah biskuit" sih tak masalah.
"Yok sini bangsat!" jawab Jovran yang mulai berdiri memasang kuda-kuda, siap adu pukul dengan Luca.
"Berhenti kalian!" bentak seorang pria yang sedari tadi memegang secangkir hot americano ditangan kananya. Manik matanya bergerak menatap mereka berdua dengan tatapan tajam.
"Duduk ... atau besok Gue hukum Dopper Kalian!" Imbuhnya tegas.
--Dopper adalah sebuah latihan dimana seorang prajurit harus merangkak dibawah hujanan timah panas dari samping kanan, kiri, depan, dan belakang mereka, salah satu latihan paling brutal di dunia kemiliteran, latihan yang dikhususkan untuk pasukan infanteri yang sangat sering menelan korban.--
Cara ini sering digunakan pria itu untuk menghukum anak buahnya yang melakukan kesalahan, semakin besar kesalahan anak buahnya, semakin keji pula Dopper yang Ia berikan, benar-benar kejam, tapi hebatnya belum pernah ada anak buahnya yang gugur ketika Ia hukum.
Sontak Jovran dan Luca kembali terduduk pada kursinya masing-masing namun tetap saling melempar tatapan sinis satu sama lain.
Slurp ...
Lagi-lagi pemuda itu meneguk kopinya, kali ini ia menghabiskanya.
"Tolol banget kalian berdua," serunya memecah keheningan.
"Jov ... Lo tau kan, Luca itu bucin sama Yola, Lo malah Bilang Yola buta," pungkasnya, "trus Lo juga Luc ... Jovran lagi galau Lo malah bikin tambah emosi, emang enggak ada yang beres sama otak Lo semua," Imbuh pemuda itu seraya meletakan cangkir kopinya keatas meja.
Kedua pemuda itu tertegun saling mengalihkan pandangan satu sama lain, masih dalam keadaan kesal.
"Hahaha ... tolol banget Lo pada," kekeh pemuda itu sambil mengacak-ngacak rambut Jovran dan Luca, setelah Ia memasang wajah serius nan sadis, dengan cepat ekspresinya mencair seperti anak tongkrongan pada umumnya.
"Woi Dan! rambut Gue berantakan lah, Anjing Lo!" protes Jovran sembari menata ulang rambutnya yang berantakan.
"Anjing Lo Dan, Gue pikir Lo marah beneran," Jawab Luca dengan ekspresi lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain Blackwolf (+21) (Proses Revisi)
General Fiction(+21 !!!!) Cerita ini mengandung unsur kekerasan, umpatan kasar, dan adegan dewasa, readers discretions advice 😍🧐 ***** Dia adalah Danadyaksa, seorang pemuda berhati dingin yang megabdikan jiwa raganya demi Negara, dengan status prajurit yang disa...