Happy Reading...
"Kamu tau salah kamu apa ?" Tanya Karina dari singgasana nya sambil berlipat tangan.
"........"
"Jangan cuma diam Dokter Aruna, cepat jawab !" Seru Karina dengan menatap Aruna sinis.
"Sudah seringkali kamu kurang profesional, tapi ini yang paling parah ditambah kamu enggak ada sopan santunya asal masuk ruang rapat, mentang mentang kamu diterima Di RS ini karena permintaan Presdir kamu bisa seenaknya ya !" Imbuhnya dengan nada meninggi, wajahnya pun memerah marah.
"Maaf ibu, saya berjanji tidak akan mengulang kejadian seperti ini lagi." Balas Aruna tertunduk lesu berusaha menghindari tatapan tajam Karina.
"HAAAHH !!!!" Pekik Karina membuat jantung Aruna hampir berhenti karena terkejut, sontak matanya juga memanas, ingin menyucurkan air mata tapi Ia tidak ingin terlihat makin terpuruk.
"Janji janji terus ! Tapi kamu tidak pernah mewujudkanya Dokter !" Imbuh Karina yang masih tetap dengan nada tinggi.
"Sekarang semua saya serahkan ke kamu, kalau kamu mampu lebih kompeten kamu bisa bertahan, tapi kalau sampai satu kali lagi melakukan kesalahan yang sama atau bahkan lebih parah, saya akan mengeluarkanmu dari sini, PAHAM !" Jelas Karina dengan penuh penekanan, sudah jelas Ia tidak bermain main dengan ucapanya.
Deg....
Aruna makin tersentak, sedari tadi Ia menundukan kepalanya namun setelah mendengar sabda Karina barusan, Ia langsung mendongak.
"Saya mohon jangan Ibu." Balasnya memelas.
"Ya kalau begitu Coba, apa usahamu biar kami bisa menerimamu ditengah tengah kami ?" Sahut Karina menagih sebuah jawaban dari Aruna dengan senyuman tipis tersungging diwajahnya setelah melihat Dokter didepanya itu putus asa.
Aruna tertegun memikirkan berjuta juta jawaban agar bosnya itu melunak.
"Gimana ? Masak lulusan terbaik UI sama jebolan Stanford University enggak bisa kasih saya jawaban ?" Sindir Karina dengan raut mukanya makin menjengkelkan.
"Diem dulu napa Gue masih mikir ini dasar Mak Lampir !" Batin Aruna setelah maniknya melirik kearah Karina sebentar lalu turun ke lantai marmer ruangan itu.
"Saya akan lebih disiplin lagi Ibu." Ucap Aruna.
"Udah ? Cuma gitu aja ? Anak SD juga bisa seperti itu Dokter, enggak perlu kuliah jauh jauh keluar negeri." Tukas Karina dengan Intonasi dan wajah merendahkan lawan bicaranya.
"Dasar Lo iblis laknat !" Seru Aruna, lagi lagi dalam hatinya.
Pusing memikirkan langkah apa yang harus Ia ambil, tiba tiba muncul Ide dari kepalanya, Aruna ingat akan kejadian yang membuatnya seperti sekarang di hari ini, tentu saja tentang rapat rumah sakit ini dengan tentara tentara tadi.
"Saya akan secara ikhlas dan dengan penuh rasa tanggung jawab ikut serta dalam program kerja terpadu antara RSCM dan TNI." Tukas Aruna mantap, kali ini Ia berani menatap raut wajah Karina yang sedikit terkejut mendengar ucapan Aruna barusan.
"Nah ! Kicep gak lo !" Monolog Aruna dalam batin dengan wajah kemenangan sembari salah satu sisi bibirnya terangkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain Blackwolf (+21) (Proses Revisi)
Ficção Geral(+21 !!!!) Cerita ini mengandung unsur kekerasan, umpatan kasar, dan adegan dewasa, readers discretions advice 😍🧐 ***** Dia adalah Danadyaksa, seorang pemuda berhati dingin yang megabdikan jiwa raganya demi Negara, dengan status prajurit yang disa...